Halaman

Minggu, 03 Mei 2020

puasa Ramadhan dan aksi koreksi perut


puasa Ramadhan dan aksi koreksi perut

Komposisi, porsi asupan gizi manusia tergantung cerdas diri. Pengetahuan ‘4 sehat 5 sempurna’ diserap dari olah menu keluarga. Tradisi turun temurun. Perubahan karena uang belanja bertambah atau masukan, keinginan anak yang kuliah merantau. Kumpulan ibu rumga lingkup RT tak sengaja terjadi alih pengalaman.

Pihak yang sengaja belajar otodidak bagaimana pola makan sehat. Diet versi kisah sukses ybs. Akhirnya perut menjadi tabung reaksi. Lambung menjadi ajang uji coba menu menurut logikanya. Disantap mentah, direndah air mendidih sampai sekali masak harus tuntas. Pilah pilih buah sesuai kelompok warna.

Tak kurang yang mendapatkan pengetahuan pola makan sesuai hari baik. Maksudnya, menu harian urut senin sampai ahad. Agar tampak cerdas berpengetahuan, coba-coba menu racikan tangan sendiri menurut golongan darah. Keseimbangan diri dengan menanam sayur, bumbu, pokoknya yang cepat panen.Cara kunyah ada aturan main, prosedur baku sehat.

Tanpa sadar masuk suasana religius. Cara sehat dengan puasa. Antara puasa sesuai adat atau niat, dipadupadankan dengan puasa syariah agama Islam. Mamanya merasa berilmu berkat baca-baca. Dipraktikkan tanpa kompromi. Mau puasa sesuai hari tak pandang bulu status diri di kelurga. Hari libur bukan halangan untuk puasa sunah.

Perkembangan ‘tahu diri’ mendadak menjadi ahli perperutan. Tanpa diminta keluaran nasihat seputar bahan baku yang layak mulut ybs. Bak menjadi konsultan keluarga. Pergantian waktu kian menambah yakin diri akan derajat keilmuan. Tak pakai sadar diri muncul di pihak lain, sisi lain kehidupannya aneka kejadian kasat mata.

Hasil studi banding, sanding, tanding dengan sesama umur, tampak beda yang diwajari. Postur tubuh yang seharusnya bugar, tegar. Daya tahan tubuh yang selayaknya tahan cuaca, tahan banting. Sigap diri, tangkas gerak yang seyogyanya reaksi cepat, ringan tangan.

Puasa Ramadhan malah menjadi ajang uji coba menu puasa dioleh sesuai ‘tahu diri’. Cepat mengantuk dan susah bangun.lambat terjaga menjadi kasus ringan. Kapan harus BAB atau buang air seni nyaris tak terdeteksi sejak dini. Cilaka tak berujung, buang gas saja tak terkendali dan tidak sekali tembak.

Kelebihan lainnya, peka terhadap angin. Perubahan cuaca mampu merubahan ketahanan dan tatanan mental. Salah air saja perut langsung unjuk rasa. Salah duduk atau pantat kelamaan menapak memancing keluhan tak terduga. Terlambat, telat makan berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Pandangan mata mampu menembus yang samar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar