puasa Ramadhan dan aksi
koreksi perut
Komposisi, porsi asupan gizi manusia tergantung
cerdas diri. Pengetahuan ‘4 sehat 5 sempurna’ diserap dari olah menu keluarga. Tradisi
turun temurun. Perubahan karena uang belanja bertambah atau masukan, keinginan
anak yang kuliah merantau. Kumpulan ibu rumga lingkup RT tak sengaja terjadi
alih pengalaman.
Pihak yang sengaja belajar otodidak bagaimana pola
makan sehat. Diet versi kisah sukses ybs. Akhirnya perut menjadi tabung reaksi.
Lambung menjadi ajang uji coba menu menurut logikanya. Disantap mentah,
direndah air mendidih sampai sekali masak harus tuntas. Pilah pilih buah sesuai
kelompok warna.
Tak kurang yang mendapatkan pengetahuan pola makan
sesuai hari baik. Maksudnya, menu harian urut senin sampai ahad. Agar tampak
cerdas berpengetahuan, coba-coba menu racikan tangan sendiri menurut golongan
darah. Keseimbangan diri dengan menanam sayur, bumbu, pokoknya yang cepat panen.Cara
kunyah ada aturan main, prosedur baku sehat.
Tanpa sadar masuk suasana religius. Cara sehat
dengan puasa. Antara puasa sesuai adat atau niat, dipadupadankan dengan puasa
syariah agama Islam. Mamanya merasa berilmu berkat baca-baca. Dipraktikkan tanpa
kompromi. Mau puasa sesuai hari tak pandang bulu status diri di kelurga. Hari libur
bukan halangan untuk puasa sunah.
Perkembangan ‘tahu diri’ mendadak menjadi ahli
perperutan. Tanpa diminta keluaran nasihat seputar bahan baku yang layak mulut
ybs. Bak menjadi konsultan keluarga. Pergantian waktu kian menambah yakin diri
akan derajat keilmuan. Tak pakai sadar diri muncul di pihak lain, sisi lain
kehidupannya aneka kejadian kasat mata.
Hasil studi banding, sanding, tanding dengan sesama
umur, tampak beda yang diwajari. Postur tubuh yang seharusnya bugar, tegar. Daya
tahan tubuh yang selayaknya tahan cuaca, tahan banting. Sigap diri, tangkas
gerak yang seyogyanya reaksi cepat, ringan tangan.
Puasa Ramadhan malah menjadi ajang uji coba menu
puasa dioleh sesuai ‘tahu diri’. Cepat mengantuk dan susah bangun.lambat terjaga
menjadi kasus ringan. Kapan harus BAB atau buang air seni nyaris tak terdeteksi
sejak dini. Cilaka tak berujung, buang gas saja tak terkendali dan tidak sekali
tembak.
Kelebihan lainnya, peka terhadap angin. Perubahan cuaca
mampu merubahan ketahanan dan tatanan mental. Salah air saja perut langsung unjuk
rasa. Salah duduk atau pantat kelamaan menapak memancing keluhan tak terduga. Terlambat,
telat makan berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Pandangan mata mampu
menembus yang samar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar