Halaman

Jumat, 30 September 2022

ki dalang sobonegoro kentèkan lakoné

ki dalang sobonegoro kentèkan lakoné 

Lakoné utawa pelakon, pelaku(nya); jagoan dan atau babonan. Tahu-tahu bangsa ini berada di ujung gang buntu. Serentak balik kanan bak tukar nasib.

Jangan tiru acara, adegan, atraksi yang ditampilkan anak panggung. Resiko ditanggung peniru. Mereka sudah mahir sejak dalam kandungan. Minimal sudah digadang sejak dari sono-nya. Darah anak panggung mewaris, mengalir ke anak cucu.

Isbat peribahasa yang isinya menyangkut "ilmu tua atau kebatinan" yang berupa kalirnat perintah, misalnya: “yèn krasa enak uwisana, yèn krasa ora enak terusna”. Kalau merasa enak sudahilah kalau merasa tidak enak teruskan. Hendaknya kita dapat berprihatin, mengendalikan hawa nafsu. Tak ada sangkut paut dengan periode kedua penguasa petugas partai. Karena hanya berlaku untuk wong Jawa.

Bersyukur. Rakyat tetap berjuang serta berpeluang meningkatkan hakikat, harkat,  martabat, pangkat, derajat, semat dan jati diri sebagai rakyat yang tahan banting. Eksis di setiap periode dengan merawat, meruwat harga diri sebagai rakyat. [HaéN]

huru-hara 2024 lungsur keprabon

huru-hara 2024 lungsur keprabon 

Reformasi meluncur deras dari puncaknya, 21 Mei 1998. Lènggèr keprabon penguasa tunggal militer-politik Orde Baru daripada Bapak Pembangunan Suharto dari RI-1 kedua.

Adab berpartai politik, mencetak sebutan negeri multipartai. Politisi sipil kehabisan jiwa-raga mencetak bakalan RI-1. Didongkrak, dikatrol malah ambrol, bodol, jebol.

Modal pamor mènor-mènor.  Malah menjadi bodor. Memproklamirkan dewan kopral  Jono. Miring topinya. Moral kawan partai kurang lurus. Malah cetak partai tadah kursi. [HaéN]

tepar malam, 01:00 29.9.22 26 pemirsa unjuk sabar

tepar malam, 01:00 29.9.22 26 pemirsa unjuk sabar 

Coba saya narasikan dengan jujur. Saat sibuk mengakses personal blogspot. Sepertinya  pemirsa  merasa ada judul, tema, topik memperluas wawasan sekaligus memperdalam pengetahuan. Sekali teguk, sarat gizi. Asas praduga ini walau asumsi historis, memang lemah.

Fakta tak kusangka, tak kuduga, tanpa nyana. Lewat tengah malam hingga 07.00, belum ganti hari versi personal blogspot. Pemirsa menumpuk pada jam yang sama. Standar ideal pemirsa, satu pemirsa per jam.  Terdapat 12 pemirsa pada  jam yang sama, bersyukur. Terlebih, diborong dengan 24 pemirsa.

Pasca maghrib, terpaksa rebahan tanpa daya. <07.00 30.9.22 kirim artikel  “duduk perkara, bergulir tanpa akhir”. Diposting oleh [HaéN] di 07.00 Jumat, 30 September 2022. 26 pemirsa dari total 60 pemirsa Kamis, 29 September 2022. [HaéN]

duduk perkara, bergulir tanpa akhir

duduk perkara, bergulir tanpa akhir 

Bencana sosial skala politik, pernah main di nusantara. Sebut saja,  sejak 29 Mei 2006, semburan lumpur panas mulai menyembur ke permukaan bumi di Porong, Sidoarjo, prov Jawa Timur. Status akhir masih sedang proses pengakhiran.

Episode “buaya vs buaya”. Unjuk bukti peradilan internal, agar pihak yang diayomi. Mana terdakwa, mana saksi, bukti kehati-hatian. Pengalihan atau aksi isu tandingan, beririsan dengan copras-capres. Main hukum kegebuk hukum.

Jadi, rakyat sabar menungu sampai batas penantian. Sabar menanti di ruang tunggu. [HaéN]

Kamis, 29 September 2022

meradang ndangdut, radang urat saraf kenusantaraan

meradang ndangdut, radang urat saraf kenusantaraan 

Ketersinggungan anak bangsa berketurunan pribumi melanda semua status. Ironis, justru mereka yang gemar literasi anarkis tanpa tatap muka. Jika modus operandi ditangkisan kembali  ke muka mereka, langsung keluar watak aslinya.  Mosok rampok diteriaki copet. [HaéN]

éksisténsi judul ke-100 september 2022

éksisténsi judul ke-100 september 2022 

Bedanya, september 2022 mendapat peringatan dari admin facebook. Beberapa artikel tidak sejalan dengan kebijakan pengelola. Eloknya,3 (tiga) judul dalam satu hari mendapat pinalti. Terjadi di minggu perrtama. Hanya bisa  dibaca oleh ybs. Mungkin, padahal ada judul dan atau narasi yang lebih-lebih.

Termasuk  judul “koruptor tidak merasa namanya tercemar”. Pihak mana yang tersinggung.

Selaku bukti tanpa nyana, betapa  “aku”nya anak bangsa berketurunan pribumi. Dipajang cermin di depan wajahnya, meradang  ndangdhut. [HaéN]

Rabu, 28 September 2022

bedah kasus martabat spesial

bedah kasus martabat spesial 

Frasa “harkat dan martabat kemanusiaan” bikin ahli baca tumpukan dosa pihak lain, kian bebas.

Bawaan sejak dalam kandungan, dari sono-nya yang melekat pada diri manusia. Bukan harga mati. Masih akan mengalami pasang surut. Namun nilai yang memancar dari dimensi jati diri, berbasis jiwa ”siapa aku”. Menjadi  daya tarik, daya pikat maupun nilai jual.

Acap sesesorang manusia setelah menjadi orang, tampak sentuhan cahaya illahiah. Sebaliknya, hanya “orang” yang mampu mendeteksi eksistensi orang lan. [HaéN]

forsir ambisi diri sesuai kategori nama baik

forsir ambisi diri sesuai kategori nama baik 

Anak berketurunan pribumi nusantara. Kalau tidak ketinggalan abad, zaman. Bangga adab diri ketinggalan di rumah. Lupa kebawa. Beda dengan salah bawa gawai, gadget. Belingsatan melebihi lupa bawa dompet.

Sisanya, bahwa nama baik bisa dipesan. Tarif sesuai paket. Melekat seumur hidup atau kontrak dianyarkan secara berkala.

Préstise, réputasi karena apa kata dunia. Penilaian khalayak ramai, umum. Jadi bahan tema pokok bedah kasus martabat spesial. [HaéN]

gempa lokal, tangan kiri longsor dari dada

gempa lokal, tangan kiri longsor dari dada 

Sebaran manfaat, dampak nyata push-up dengan tangan mengepal.  Terlentang  di lantai, terasa punggung menempel, rata-rata ubin. Saat jalan  kaki, badan terasa tegap. Dada berisi tanpa tepuk dada. Terapkan ilmu padi, jalan menunduk. Agar nafas hidung lancar. Jalan cepat boros energi. Lafalkan dalam hati, sholawat, dzikir, doa. 

Efek samping terasa pada tidur posisi miring. Kendati lengan tidak berotot. Lebih masif. Miring ke kanan, kepala agak tunduk. Nafas lebih bebas. Miring ke kiri, kepala tengadah ikuti irama dukungan  leher. Setiap posisi rebahan seolah ada bacaan khusus. Mata terasa  berat, ambil posisi terlentang. Posisi kaki usahakan lurus, lutut jangan ditekuk.

Kesimbangan jiwa-raga. Telapak tangan kanan menempel di kasur. Sebagai tumpuan. Telapak tangan kiri melindungi perut atau dada. Nikmati prosesi mati sementara. Hukum-Nya tidak berlaku. Masa peralihan, tetap ingat kuasa-Nya. Betapa telapak tangan kiri betul-betul dI luar kontrol, kendali diri.

 Beberapa kali terjadi kompromi antar tangan. Saling tukar tugas dan tanggung jawab tak resmi. Tangan kiri acap ambil inisiatif. Ingat BAB, gerak tangan kiri lebih dinamis walau monoton. Begitu sepakat, tangan kiri langsung menggeletakkan diri di samping  badanku. Bikin kaget diri. Gemuruh. Istighfar plus  hamdallah. Masih di atas kasur. Lanjut atau memang masuk sepertiga akhir malam atau satu jam jelang  azan subuh. [HaéN]

proletar, prolatar, prorakyat . . .

proletar, prolatar, prorakyat . . . 

Wajar jika anak bangsa pribumi nusantara berpotensi besar mengalami gangguan kecemasan menyeluruh atau Generalized Anxiety Disorder (GAD).Faktor penyebab terjadinya GAD, terutama karena faktor genetik, pembawa sifat atau keturunan. Masyarakat Jawa masih ada yang setia dengan pertimbangan babat, bibit, bobot, bebet. Tingkat pengulangan bisa selang-seling, silang.  Faktor internal lainnya, biologik, kepribadian, adat, pola ajar dan didik serta pola meja akan. Lingkungan, mulai keluarga, tempat tinggal dan kawan gaul.

Kapan rakyat bisa ikut bermain di laga kandang. Semua sesuai porsinya. Kalau ada yang karbitan, orbitan. Rakyat akan jadi tabung reaksi, tabung uji coba. Berangkat dari akar rakyat, tidak harus mencuat ke permukaan. Pergerakan dalam tanah bukan tak ada artinya. Wajar, jauh dari jangkauan dan endusan tukang pengganda aneka ujaran.

Kejadian alamiah, promo kepagian, berakhir sebelum berkarier. Pastilah jika suatu urusan di tangan ahlinya, ahli bongkar tidak bisa pasang, tidak mampu rakit kembali. Namun malah menemukan bentukan anyar, wujudan tidak terduga oleh khayalan, pengangan. Secara yuridis politis dapat mengabaikan jasa sang pahlawan kesiangan. Diberi mainan agar tidak ngrecoki. Malah menjadi biang segala biang onar. Saingan patih Sengkuni. [HaéN]

kenés ora éthés

kenés ora éthés 

Ungkapan fakta di etnis Jawa. Bicara soal kenya yang mahir bicara. Saking hafalnya, lupa tutup mulut. Jadi tidak masuk lawan jenis.

Semakin disoraki, dikeploki  semakin mblandang. Dikira kontes adu cerdas di jalur pacu. Kaset lama, dari side A otomatis putar ulang ke side B.

Tahu-tahu kokok ayam jantan, berkokok di tengah malam. Pratanda. [HaéN]

Selasa, 27 September 2022

ideologi parokial parpol proletar

ideologi parokial parpol proletar 

Budaya politik parokial (parochial political culture) sebagai asas banding-sanding-tanding. Resep menu politik nusantara  sarat rumus partikelir, bukan untuk umum. Parpol model bahasan ini, alat politik  pihak yang lebih digdaya. Bentukan parpol  tampak eksis, kinclong mencorong, kategori “boneka parpol”. 

Di negeri multipartai. Otak politik lebih dominan mengalahkan jati diri berkemanusiaan. Identitas  selaku manusia ungggul, sengaja banting harga. Disesuaikan standar partai politik uber kursi.

Antara “barang baru” vs tarif  global. [HaéN]

sedikit demi sedikit akhirnya pailit

sedikit demi sedikit akhirnya pailit 

Rumus ekonomi global ”sedikit demi sedikit” berbasis deret hitung. Macam filosofi perokok aktif.  Terbuka, tidak ada yang dirahasiakan, bebas, langsung dari mulut sendiri dan tidak serakah. Satu batang rokok demi satu batang rokok dihisap habis. Tidak  2@3 batang sekaligus dihisap. Nyaris miris  dengan  metode koruptor. Tidak sekali keruk. Nasib terjaring  OTT-KPK. Mengurangi rokok teman, pasal  tersendiri.

Pembangunan jalan  dan  atau jembatan, skala nasional maupun otonomi daerah. Antar  periode  presiden maupun kepala daerah, terasa beda.  Walau berbasis deret hitung. Prestasi, kinerja terukur nyata jika terbangun jalan susun simpang layang.

Efek domino selaku lokasi kawasan perdagangan  bebas dunia plus kemanfaatan tol laut. Tanpa permisi tahu-tahu peningkatan mobil dan motor, taat dalil deret ukur. Kelabakan, kebakaran jenggot penguasa tentang kebijakan BBM, sudah tradisi tanpa isak tangis emak-emak pengguna migor kelapa sawit.

Perokok aktif sulit mengkayakan petani tembakau. [HaéN]

Senin, 26 September 2022

olah lugas, malu-malu nanging gas-gasan lan nggragas

olah lugas, malu-malu nanging gas-gasan lan nggragas 

Sekedar membangkitkan daya ingat, simak sejenak judul “tanduk, tambah nganti tuwuk, béné pancèn“. Tersimpan mapan di personal laptop, date modified 5/30/2022 12:18 PM.

Dari sekian perwujudan makhluk halus, tanpa ada pembanding dengan umbul versi lain. Sejalan dengan adat Jawa yang berasal, berbasis animisme, dinamisme, ternyata banyak jenis setan. Tak terkecuali ada ilustrasi setan perempuan. Lupa, simbol, lambang, atribut  kewanitaan apa yang dipakai. Rasanya, mereka digambarkan bertanduk, ujung ekor seperti ujung panah, membawa tombak mata tiga dan sebagainya. Agak rancu dengan setan dari negara maju yang bermarkas di tanah. Beda jauh dengan alat yang dibawa. Malah pakai tutup kepala.

Hukum nusantara selaku kompromi politik,  bukti taat  tekanan gobal, sigap terima pesanan, tidak kenal pasal kejahatan politik. Apalagi tindak kriminal poltitik. Kendati gerakan tindak aksi politik menjadi penyebab pertama dan utama konflik sosial. Bahkan masuk klasifikasi martabat sumber dari segala sumber kejahatan. [HaéN]

daya kebatinan mbokdé mukiyo, dudu upaya kebatilan

daya kebatinan mbokdé mukiyo, dudu upaya kebatilan 

Jelas tegas bin lugas, praktek demokrasi kerakyatan di tangan ahlinya. Pola 3R berbasis masyarakat sipil, mengacu pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).

Landasan idiil partai politik gurem sampai melek-merem sama yaitu Pancasila. Penjabaran liwat AD dan ART sesuai kebijakan pemrakrasa, pendiri. Wewenang oknum ketua umum setara dengan presiden kepala negara, kepala pemerintahan.

Idealnya, banyaknya parpol di nusantara seimbang dengan jumlah provinsi. Lebih utama sebagai parpol lokal provinsi. Martabat awal didapatkan wakil rakyat nasional yang berakar di akar rumput domisili, dibentuk perikehidupan rakyat tapak tanah,teruji alamiah selaku insan papan bawah. Masih kurang gairah, kurang darah, kurang cerah ditambah wakil daerah. Semangat otonomi daerah berwujud paket dinasti politik, pemerintah bayangan, kerajaan elit lokal, pemegang otoritas politik lokal menjadikan laga kandang bak harga liar.

Jangan salah ingat “méntal radikal kawanan penguasa, khafilah tak berlalu tetap menggonggong”.

Pasal aksi nasional pencitraan menjadi ujung tombak, lagu wajib agenda propaganda, aksi provokasi, misi promosi penguasa untuk menjaga wibawa. [HaéN]

reparasi kendaraan politik, hemat ideologi vs boros energi

reparasi kendaraan politik, hemat ideologi vs boros energi 

Bersebelahan dengan dalil  bernusantara, ekonomi bangsa vs politik negara. Pemajuan usaha  mikro, kecil dan  menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian. UMKM diformat  tetap tangguh hadapi  resesi global  dengan menerapkan ekonomi digital.

Pesta demokrasi subversi nusantara sukses  memacu memicu tensi politik. 

Bahwa sumber daya politik yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, Namun kiranya, praktek tata kelola yang ada, sejak dieksploitasi plus diekploirasi sebenarnya sudah tidak sepenuhnya dikuasai negara. Sebaliknya, gugus kendali mutu ada di tangan operator, para politisi, pejabat birokrat. Perpanjangan tangan investor mutlipihak.

Asset politik nusantara identik mutipartai, terukur beririsan dengan anggaran demokrasi, biaya politik, bantuan politik. Peta  geopolitik digital menampakkan lokasi dan sebaran bencana politik. [HaéN]

ungkapan sekarang jadinya kapan-kapan

ungkapan sekarang jadinya kapan-kapan 

Target,  sasaran  berkehidupan  di dunia yang akan diwujudkan. Terus berproses sejalan dengan penyesuaian terhadap konsistensi perubahan waktu. Hukum positif apalagi hukum agama, belum berlaku bagi sufaha (orang yang belum sempurna akalnya).  Manusia dengan komunitasnya, senantiasa membelakangi kebenaran. Hati atau kalbu sulit mencerna hakikat kebenaran yang tidak bisa diterima, dicapai oleh akal.

Sesungguhnya kejadian yang  selalu  terjadi tanpa henti.  Di  luar  kendali  mutu tangan  dan  akal  manusia. Secara  protokol kemanusiaan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Petunjuk-Nya berupa pemberian akal, instink (naluri) dan kodrat alamiah untuk kelanjutan hidup ybs. Manusia mengira akan panjang umur. Namun apakah  manusia mampu mengira  akan dikembalikan kepada kejadian(nya) yaitu kembali menjadi lemah dan kurang akal. [HaéN]

Minggu, 25 September 2022

copras-capres menggores tembok demokrasi nusantara

copras-capres menggores tembok demokrasi nusantara 

Seni merias, menghias, memoles tembok berbasis frasa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Beda nasib dengan pasal olah raga prestasi panjat dinding. Beda jauh  dengan lomba panjat pinang.

Padahal seni berdemokras subversi nusantara beda teori, lain pratek dengan kedaulatan rakyat. Muka tembok adu kuat, kuasa, kaya rebut kursi yang  sama.

Singkat kata. Mengapa masih ada pihak yang merasa telah berbuat banyak buat negara. Bahkan kontradiksi dari fakta sejarah perjuangan, mati kanggo negoro, ora opo-opo. Menjadi mati rebutan kursi, hal biasa, bukan nista. [HaéN]

numpang lewat, lewat tengah malam

numpang lewat, lewat tengah malam 

Tidak ada kaitan, ikatan dengan dimensi mitos, mistik, mistis, misteri  atau dunia lain. Juga tak ada interaksi dengan kejadian yang sedang, masih dan akan terjadi. Kata ahli karena faktor pendèrèk, semua pasal lentur, luwes, suka-suka.

Agar tampak multi-ilmiah, maka otak-atik matuk selain maknawi sebuah nama, dilengkapi dengan pembayangan akan adanya satria piningit. Agar semakin berklas dibumbui dengan siapa penerima wahyu kedaton. Siapa yang dianggap layak menerima takhta, mahkota, kursi tiban berikutnya.

Betapa manusia pengguna aktif waktu atau sebutan semaksud. Rentang tidak kenal waktu sampai kehabisan waktu. Tahu-tahu yang belakangan lahir sudah melaju di depan hidung. Tahu-tahu yang datang kemudian sudah melejit di atas kepala. Sadar diri, setelah lewat vs setelah sampai. [HaéN]

risiko akhir dan sanksi akhir ditanggung nanti-nanti di akhirat

risiko akhir dan sanksi akhir ditanggung nanti-nanti di akhirat 

Maknawi kata, lema ‘nanti’ maupun ‘tunggu’ tergantung pemanfaatan secara tepat sasaran, tepat tebakan, tepat harapan pemirsa  lintas negara.

Sekedar pengingat, buka lembaran lama judul “sisakan waktumu hari ini, untuk hari pe-nanti-an“. Tersimpan mapan di personal laptop, date modified 8/11/2019 7:47 PM. Ketika manusia dibangkitkan dari alam kubur, liwat kejadian kiamat besar. Masih masuk daftar tunggu. Tepatnya dikumpulkan bareng menunggu pengadilan Allah SWT. Waktu tunggu yang tak menguntungkan karena saking lamanya.

Namun kiranya, ki dalang Sobopawon mampu memperpanjang adegan. Selipan, sisipan, titipan adu nyaring. Alihkan isu atau perhatian masyarakat karena ada kereta pembawa peti demokrasi mau lewat tengah malam. Tidak ada pesan khusus disindirkan oleh ki dalang. Jaga suasana kebatinan bangsa sesuai wawasan kebangsaan. Siapa saja yang akan masuk kotak. Tunggu akhir malam. Atau cek. [HaéN]

cara gampang bongkar tumpukan kesalahan pihak lain

cara gampang bongkar tumpukan kesalahan pihak lain 

Tidak segampang tebak buah manggis. Beda sedikit dengan tebak buah durian.  Pemirsa yang budiman, disyaratkan paham karakter dan atau spesifikasi tumpukan. Tak pakai mikir apalagi berpikir panjang sarat pertimbangan moral kebangsaan. Langsung pilih sesuai kata mata. 

Pasal hukum buatan manusia yang meringankan kolaborasi kaki-tangan maupun kompromi tangan kanan  dengan tangan kiri. Bebas aturan sesuai otoritas setiap anggota badan. Manfaatkan kesempatan demi martabat diri.

Kiranya, hanya manusia yang mau merugi. Maka dengan gagah dan gigihnya sigap melakukan ikhwal ini. Risiko akhir ditanggung nanti-nanti di akhirat. [HaèN]

obral harga (diri) demi

obral harga (diri) demi 

Segitiga demit nusantara : harta, takhta, jelita. Mencetak anak bangsa, putera puteri asli daerah, pribumi, sanggup melakukan apa saja. Langsung praktek demi tujuan, segala modus, aneka cara halal, legal dan konstitusional. Bagi kaum hawa, maka tetap ada incaran obyek vital : harta, harta, harta ditambah mahkota, takhta.

Akhirnya daya juang yang tersisa adalah menunggu jatuh tempo. Sambil menghitung hari, ada yang menungu wangsit. Bagi yang berharap, beringin, bermau lanjut ke periode kedua atau terakhir, menunggu durian runtuh.

 Bahwa sumber daya politik yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, Namun kiranya, praktek tata kelola yang ada, sejak dieksploitasi plus diekploirasi sebenarnya sudah tidak sepenuhnya dikuasai negara. Sebaliknya, gugus kendali mutu ada di tangan operator, para politisi, pejabat birokrat. Perpanjangan tangan investor mutlipihak.

Degenerasi generasi tanpa bentuk, kontaminasi hutan belantara politik nasional, konflik sosial, ketidakadilan politik serta korupsi konstitusi menjadi agenda terselubung. [HaèN]

Sabtu, 24 September 2022

dilema pemilu serentak 2024, rapatkan barisan kader vs tambah antrian pemilih

dilema pemilu serentak 2024, rapatkan barisan kader vs tambah antrian pemilih 

Konflik internal partai politik bermula dari ambisi politik kader yang sudah dua periode merasakan jatah kursi wakil rakyat. Bukan analisa perolehan uang pensiun. Modus pindah domisili, tempat tinggal atau menjadi kutu loncat. Ikut  parpol yang lebih menjanjikan. Turun peringkat menjdi wakil-wakil rakyat belum diatur oleh UU setempat.

Skala moderat, jatah kursi  di parpol bisa diwariskan ke trah, dinasti politik. Terasa di pemegang otoritas politik daerah. Beririsan dengan daerah otonomi baru. Beda dengan pasal pangkas bawah birokrasi sipil berbanding lurus dengan tambah jatah kursi jenderal.

Konsekuensi logis negara multipartai, argo politik menentukan nasib bangsa dan negara. Parpol  sibuk elus-elus kader terbaik. Tahu-tahu lewat tengah bulan di tahun 2024, bulan berat atas. [HaéN]

sesama kawan partai dilarang main santai

sesama kawan partai dilarang main santai 

Kendati sedang sama-sama berlibur di pantai. Konsolidasi soliditas semua tingkatan jelang cuci gudang. Tetap jaga jarak horizontal sesuai derajat BB. Kaum vokalis langsung bungkam. Modal air mineral satu dos. Dapat sebutan pemodal. Identik kadar loyal. Masuk perhitungan bursa kandidat.

Lupa kalau plat dasar parpol adalah monopoli, monoton, manipulasi, mbok-mboken, manutan. Makna berlapis “degradasi nasionalisme nusantara, solidaritas keindonesiaan vs ikatan semu kepartaian”.

Modus tirani minoritas nusantara sudah mengkapling-kapling peruntukan tanah-air. Formalitas pilpres 2024 sudah ketebak bau aroma irama mantra politik.

Semakin multipartai akan berbanding lurus dengan kian masif “pengkerdilan moral (moral miniaturization)”. Mengacu domain tata moral ini orang mempersoalkan tentang benar-salah secara moral religi;  baik-buruk, betul-keliru, bagus-jelek secara aklamasi politis plus kawan-lawan, sekutu-seteru secara solidaritas sosial kebangsaan. [HaéN]

Jumat, 23 September 2022

maju langkah besar, mundur semistar

maju langkah besar, mundur semistar 

Berdasarkan lama waktu menikmati merdeka, NKRI layak masuk kategori negara maju melaju di jalan bebas hambatan. Namun menurut fakta sejarah, banyaknya presiden mengindikasikan NKRI pantas disebut selaku negara tumbuh kembang dengan sendirinya. Tanpa  ATHG yang berarti.

Antrian kendaraan politik identik negara multipartai. Saling libas vs bilas silang, dari segala arah. Raih, rebutan, rayahan kursi yang sama. RI-1 kaping wolu 2024.

Langkah politik nusantara, bak keledai pungung sarat buku politik. Ditambah jatah langkah demokrasi nusantara tak selaju ambisi politik.  HAM universal keglobalan yang sudah dijabarkan lewat UU HAM, jelas-jelas secara tidak jelas tidak memberi ruang dan peluang bagi rakyat untuk komentar, kritik, kritisi panggung politik nusantara. Apalagi teriak-teriak minta pemain turun, diganti, didepak total. Bukan karena paham dan melek politik rakyat masih di ambang minus. Justru karena atraksi, adegan, acara bukan sebagai tontonan apalagi tuntunan. [HaéN]

ketahanan dan kesatuan politik keluarga

ketahanan dan kesatuan politik keluarga 

Pada saat anak-anak punya hak pilih, ikut mencoblos di pesta demokrasi. Keluarga berbasis religi, ukhuwah, maslahat sudah kebentuk bersamaan ikatan pernikahan orangtua. Efek lingkungan domisili dan pendidikan formal  anak, bisa  memantapkan pilihan atau alternatif tak terduga muncul.

Jangan bandingkan dengan satu keluarga dengan aneka ideologi. Bisa-bisa bisa terjadi antara suami dan istri beda partai politik. Acap terjadi pada wanita karier. Tersirat PR besar keluarga untuk membentuk warna politik. Keluarga, rumah tangga menjadi  basis utama pendidikan politik.

Laju adab pe-gawai, pe-gadget cepat sigap tanggap “apa dan siapa” yang masuk daftar calon tetap.  Alérgi, antipati, apriori terhadap oknum, kawan partai maupun parpol yang ambisi nyapres. [HaéN]

manipol nusantara subversi reformasi

manipol nusantara subversi reformasi 

Penguasa sigap tanggap antisipasi aksi agresi resesi global. Bekal pengalaman hadapi covid-19. Kali ini andalkan paket tandingan berwujud manipulasi  politik (manipol). Sekalian hitung mundur pesta  demokrasi 2024.

Sekali  gayung, 2-3 kesempatan emas lawan politik terciduk.

Demokrasi nusantara, gebug duluan, rembug belakangan. Gaya seorang petugas partai tak lepas dari nyali diri. Atau sebagai pernyataan sikap diri bahwa tak bisa diremehkan. Tak mau dipandang sebelah mata. Sebagai peringatan dini bagi lawan politik, pihak yang berseberangan. Termasuk sinyal yang tak tahu terima kasih.

Padahal pasal titik lemah bernegara identik argo politik. [HaéN]

Kamis, 22 September 2022

lemari lemantun, kemari mréné

lemari lemantun, kemari mréné 

Masalah bahasa. Kurang sedikit, salah tulis, tidak pas ukuran, setengah masuk bisa menimbulkan masalah berkelanjutan. Beda nasib kalau memang sengaja diplèsètkan, peruntukkan humor politik. Rapat dengar pendapat tanpa suara tersalurkan, mirip  pantomim, film bisa  hitam putih.

Sapréné, tampilan wajah politik ybs masih cengèngèsan, cengar-cengèr, prèngèsan. Ngebet,  kebelet nglungguhi klasa gumelar.

Zaman Orde Lama, Partai Komunis Indonesa (PKI) plus organisasi kemasyarakatan, gemar, mahir membuat jargon dengan efek ganda. Pertama, promo atas diri sendiri. Kedua, sebagai  stigma kepada lawan politik atau pihak beda pilhan, berseberangan.

Sejarah berulang. Anak berketurunan kronologis trah nasakom jiwaku, tancap gas pol. [HaéN]

stratifikasi rakyat nusantara vs cikal bakal penguasa

stratifikasi rakyat nusantara vs cikal bakal penguasa 

Sudah sekian abad tanpa jeda. Komponen utama judul dibahas sampai berbusa-busa. Lewat forum ilmiah bersertifikat.  Menambah tumpukan  dokumen kesepakatan. Menghasilkan sosok bangsa bergelar akademis strata.  Jelas tuntas kata, lema ‘rakyat’ identik lapisan akar rumput, papan bawah, tapak tanah. Khususnya pada tatanan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Narasi esensial, substansial  secara tidak sengaja apalagi direncanakan. Kian menguak fakta  bahwa sebutan kemasan wakil rakyat lebih dominan selaku kawan partai. Penguasa produk utama pesta demokrasi, lebih  bersifat nasib-nasiban.

Nasib birokrasi sipil dan atau birokrasi alat negara, tergantung nasib peruntungan. Komersialisasi  jabatan, jual beli kursi, lelang jabatan bukan pasal tabu, aib, nista. Siapa dekat belum tentu dapat. Sistem karier tergantung peta politik.

Lurus-lurus di jalan lurus. Tidak taat arus. Resiko tidak mulus-mulus ditanggung sendiri. [HaéN]

dewan revolusi mentala, dengkul kopyor

dewan revolusi mentala, dengkul kopyor 

Bentukan dewan revolusi mental (memantul), dianggap guyonan politk, banyolan politik, lelucon  politik. Mau tertawa  polos takut menambah dosa.  Ingat  mentala : téga, tegelan, sampai hati. Cocok nyata  di éra mégatéga, rajatéga.

Bahkan ada pasal kopyor utawa 1 kelapa puan; 2 telur tembelang; 3 pusing kacau (tentang pikiran). Tempat (wadah) sirih; puan.

Ngiket-iketi dengkul. Alias  'Orang tua selalu mengambil hati anak cucu'. Artinya adalah orang tua yang baik wajib merukunkan keluarganya. Meski anak-anak telah dewasa, berkeluarga perlu dirukunkan menjadi satu keluarga besar, satu trah. [HaéN]

gizi politik nusantara, mulai asupan sampai suapan

gizi politik nusantara, mulai asupan sampai suapan 

CCTV punya bukti rekam gambar. Betapa interaksi sosial antar makhluk sosial, beda status sosial, lebih humanis ketimbang kawanan wakil rakyat. Bahkan ada yang kopyor utawa 1 kelapa puan; 2 telur tembelang; 3 pusing kacau (tentang pikiran).

Maka oleh karena darpada  itu, perlu dibentuk dewan revolusi mental  (memantul). Ingat  mentala : téga, tegelan, sampai hati.

Waniné gur karo wong cilik.  Oplosan tembang Jago Katé dengan iklan, pariwara produk yang kulupa. Ingat berkat antakusuma, Gatotkaca si tokoh wayang, dapat terbang siang malam tanpa sayap. Binatang punya sepasang sayap bukan untuk terbang. [HaéN]

ayo ndang milih, entèk-entèkan

ayo ndang milih, entèk-entèkan 

Korad-koréd, korédan jaman sakiki. Éntuk korédan tetep lumayan. Percepatan daya akal anak bangsa pribumi melesat meninggalkan diri sendiri. Bukan berarti mampu berpikir menembus waktu atau melampaui zamannya.

Bahasa menujukkan bangsa. Semakin mahir berbahasa malah semakin membuktikan bahwa ybs tidak bisa kendali diri. Ada alasan klasik yang tetap mengusik, menggelitik. Ternyata asupan atau aneka asupan menentukan jiwa. Sederhana tetapi tak segampang itu.

Tak heran kawan, anak berketurunan kronologis nasakom jiwaku memang kenyang, sarat “gizi politik” mulai asupan sampai suapan.

Kepribadian tanpa kepribadian, menjadikan manusia bertahan dalam segala tekanan. Manusia bebal berkarakter mental kebal. Bisa memerankan apa saja. Bisa melakoni peran apa saja. Menjadi apa saja asal sesuai bayaran, honor, gaji, bonus, kompensasi, tali asih, tunjangan masa depan. Pensiun selaku manusia, ilmu bebal akan terwariskan, terwasiatkan, terwakafkan, terhibahkan. [HaéN]

fulan tak akan puas, cangkem kloloden

fulan tak akan puas, cangkem kloloden 

Ini politik mbah! Politiké mbokdé mukiyo. Cangkem telu kurang, siji kakèhan. Nguntal malang. Dieus-elus selama dua dekade, malah babak bundas. Kelamaan duduk manis disanjung pihakan berbayar. Tidak pernah membau keringat sendiri. Semua serba telan metah-mentah.

Bahasa tubuh cerminan isi hati, kata hati. Bangsa bisa ditilik dari postur raganya. Sejak lahir sudah tampak berotot. Alam menempa watak seseorang. Bisa meningkatkan kadar, membaurkan atau bahkan ihhwal lain yang susah didefinisikan secara ilmiah. Polusi udara mempengaruhi proses tumbuh kembang manusia dan makhluk lainnya.

Kementalan anak bangsa pribumi nusantara. Bentukan zaman. Masih saja lebih dari banyak pihak yang merasa nyaman menjadi pendèrèk, pengintil dan sejenisnya. Memposisikan dirinya di balik ketiak sing mbaurekso. Pengikut setia sesuai  bayaran. Loyalis total karena merasa telah diuwongké, dimanusiakan oleh penguasa. Cita-cita dapat kursi tiban. [HaéN]

status hak konstitusional rakyat, peras apuh bèn ora ampuh

status hak konstitusional rakyat, peras apuh bèn ora ampuh 

Ada pihakan yang merasa tidak butuh rakyat. Apa guna rakyat.Urusan wakil rakyat. Wajar bin nalar. Jenjang karier, sejahtera berlapis, keluarga aman terjamin. Karena bisa “makan di dalam” sampai kerja  sama dengan pihakan luar ”pesta bareng”.

Otoritas pengayom masyarakat, terapkan dalil tegakkan hukum di tempat, hemat biaya peradilan.

Sesama buaya darat saja tega saling jagal-menjagal. Terlebih dengan rakyat. [HaéN]

Rabu, 21 September 2022

anak berketurunan kronologis trah nasakom jiwaku

anak berketurunan kronologis trah nasakom jiwaku 

Bahwasanya aliran berkepahaman, asas politik, basis ideologi nasional sejatinya cenderung organisasi tanpa bentuk. Merasuk ke sistem yang sudah mapan. Jauh dari pola permurtadan. Pihak yang disasar tetap dengan atribut parpolnya. Asal loyal melaksanakan doktrin mereka.

Gerakan bawah tanah, operasi senyap, aksi pro-wong cilik, penebar penabur fitnah dunia, melegalkan segala cara, amuk massa. Serta kejadian berbangsa dan bernegara yang senantiasa terjadi.

Kondite sematan raja/ratu mégatéga. Sebatas bukti ringan memambah bobot politik ybs di  mata investor politik mancanegara. [HaéN]

protokol adu mata, tatap muka vs bentur jidat

protokol adu mata, tatap muka vs bentur jidat 

Tembang lawas atau pantun “dari mana datangnya cinta . . .  “. Beda dengan “main mata”.

Main kaki tidak hanya di lapangan hijau. Satu bola diperebutkan dua kesebelasan. Pemain  berklas tidak menentukan serunya laga 2x45 menit. Status musuh bebuyutan menentukan pasar  taruhan. Jual beli skor antar investor bola. 

Pemilihan kepala desa atau sebutan semaksud, sudah mengenal demi tujuan, segala modus, cara halal, legal dan konstitusional. [HaéN]

mlèngos, buang muka tanpa kepala

mlèngos, buang muka tanpa kepala 

Bukan masalah, problematik adu akting cari bakat capres 2024. Identitas ambisi politik semakin terbaca. Mulai identitas anak cucu kronolois “réinkarnasi nasakom jiwaku”, modus mayoritas tunggal  (atas kehendak rakyat bersinergi dengan atas petunjuk bapak presiden), subversi tirani minoritas, perpanjangan tangan ideologi global.

Skenario konflik efek biaya politik biasanya akan berlanjut ke beberapa periode. Khususnya jika penguasa minat maju ke periode kedua. Menyimak tren kekerasan atau konflik politik secara sistematis 24 yang lalu. Menjadi masukan tentang metode proaktif, mitigasi bencana politik 24 jam yad.

Pokoké menang lan éntuk kursi (menèh).

Segitiga setan : harta, takhta, jelita. Menjadikan anak bangsa, putera puteri asli daerah, pribumi, sanggup melakukan apa saja untuk meraihnya, menadahnya atau saling berebut bak lomba panjat pinang. Modus, rekayasa sampai pasal konstitusional hasil kolaborasi, kolusi, koalisi, kong kaling kong, kompromi antara penguasa dan pengusaha menjadi daya dorong kebatilan. [HaéN]

Selasa, 20 September 2022

jiwa bambu runcing vs hukum tebang bambu

jiwa bambu runcing vs hukum tebang bambu 

Perumpamaan tebang bambu memperkuat sebutan tebang pilih. Beda jauh dengan tebang acak, tebang sporadis.

Memaparkan kisah sukses petani, berjilid, berepisode sesuai periode pemerintahan. Barisan organisasi tani yang berkonstribusi positif, tak mau kalah dengan laju juang partai politik. Semakin banyak dan panjang barisan organisasi tani, bukti strata kesejahteraan. Petani menjadi mandiri. Tidak tergantung siapa RI-1, maupun menteri pertanian, menteri pertanahan, menteri perdagangan.

Bahwasanya (partai) politik menjadi satu-satunya mata pencaharian yang tak perlu syarat néko-néko: daya moralitas, aspek santun, rasa sensitivitas, jiwa ksatria, sifat kerakyatan. [HaéN]

Senin, 19 September 2022

nglali tetap dosa, nglalu dosa tetap

nglali tetap dosa, nglalu dosa tetap 

Kata lain, padanan kata nglalu adalah suduk jiwa, suduk slira.

Pastilah, dua judul di atas sudah dibahas dan dibahasakan dengan seksama. Skala global sampai skala lokal, tinggal pilih narasi formalnya. Benang merah, rangkaian hulu-hilir, protokol Islam tersurat dan tersirat secara gamblang. Memakai  bahasa dan akal manusia.

Perkara ringan sesuai pasal hukum manusia, sanksi peradilan akhirat bisa-bisa bisa masuk kategori “berat”. [HaéN]

terima cuci tangan, paket partai besar

terima cuci tangan, paket partai besar 

Semakin meningkat animo orang mau terbang, harga eceran tertinggi tiket proaktif, reaktif tanpa kompromi langsung melambung. Tanpa pemberitahuan apalagi rilis resmi lewat media massa arus pendek. Tiket tahu hari libur, penumpang musiman termasuk penumpang gelap. Rute dadakan  atas kehendak rakyat. Ganti pesawat turun kursi.

Menit-menit terakhir babak kedua. Kalau tanpa judi kursi, jual beli skor. Semua pihak mati-matian. Pokoknya menang. Utang tetap utang. Nasib plus peruntungan bangsa dipertaruhkan. Masih ada hari esok, urusan generasi yad. Kalau bisa terbang langsung. Mengapa pula harus ganti kendaraan politik. Bahkan ganti pilot.

Loyalitas selaku harga mati. Nanti doeloe. Senyampag peluang masih terpampang. Vermak wajah agar tampak gress tenan. Belum pengalaman malah tarif tinggi. Kecuali punya  rekam jejak ahli bongkar muat, bongkar pasang, bongkaran bangunan. [HaéN]

réparasi nama cemar, garansi

réparasi nama cemar, garansi 

Tanpa menyebut nama atau kasus yang sedang diproses verbal. Monyet tidak pernah protes. Disebut manusia untuk olok-olok, memaki. Martabat malah terangkat, masuk kosakata, khazanah daya ingat manusia.

Tidak ada yang memperhatikan dengan  seksama apalagi menyanjung. Tingkah laku manusia mirip monyet menginjak putung rokok. Manusia berkemonyetan, tidak merasa melakukan tindak  LGBT. Merasa wajib jadi panutan.

Nama komersial “monyet” tidak menjadikan monyet tepuk dada.  Kecuali  gorila. Tepuk tangan  monyet menirukan gaya aplaus manusia. Tepuk jidat saat lihat anak manusia sabar antri. [HaéN]

fraksi bawah sadar, saling libas vs bilas silang

fraksi bawah sadar, saling libas vs bilas silang 

Kisah persaingan sengit antara cuci gudang dengan cuci piring. Belum pernah sua tatap muka, adu laga di satu panggung. Satu lokus kasus, beda  fokus, beda panggung. Sinergi di dunia maya, berkat  kreasi anak wingi  soré. Suka singkong beralih ke adu bokong. Rebutan, rayahan kursi yang sama. [HaéN]