Halaman

Sabtu, 31 Desember 2022

yès man, lagu wajib wakil rakyat nusantara

yès man, lagu wajib wakil rakyat nusantara 

Karena sudah pilihan rakyat. Wakil rakyat terpilih, tidak layak diganggu gugat. Tarik ke belakang, bagaimana modus penetapan bakal calon wakil rakyat. Proses oleh partai poltik peserta pemilu legislatif.  Rekam jejak yang  dipakai sebagai faktor penentu.

Satu periode aman-aman saja. Pasca kembali ke posisi semula  selaku ‘rakyat’. Pasal hukum berlaku lagi. Tersangkut kasus kolosal, massal. Atau pasal hukum lainnya.

Bahkan belum lagi fakta ikutan, tampak kasat mata oleh masyarakat. Sanksi hukum tak tertulis yang bicara. [HaéN]

bak teri mbokdé mukiyo, dudu bakteri

bak teri mbokdé mukiyo, dudu bakteri 

Kebiasaan, kebisaan cuma ngomong sing ora-ora. Saat didaulat ngomong yang iya-iya. Langsung  meng-iya-kan pendapat pihak lain. Setuja-setuju ora usah mikir dhéwé. Ndang rampung. Hari terakhir 2022. [HaéN]

kentut pun diatur oleh UU suara bawah

kentut pun diatur oleh UU suara bawah 

Kehidupan bernusantara, rawan-rentan-riskan dari intevensi pihak luar. Ketahanan daya bangsa anak pribumi, tak seperti daya teror ke tetangga sebelah. Bahkan berbanding terbalik. Asas berbalas pantun tidak  berlaku.

Tukang tebar, tabur berita fasik. Jika diingatkan ini bumi Pancasila. Malah balik gugat ke  pengadilan. Tuntut balik pakai pasal berlapis: pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, melecehkan martabat mulut yang  bebas berujar apapun.

Suara akar rumput, suara rakyat tapak tanah, suara rakyat  papan bawah, kata hati wong cilik yang bertentangan dengan garis kebijakan penguasa. Pakai pasal tersirat untuk menjerat. Tindak aksi  prévéntif, proaktif, antisipatif penguasa lebih bergaya libas sebelum tunas. Libas tuntas tanpa ampas.

Teguran lisan seperti memberi angin. Jeweran ringan terkesan ringan tangan. Kilah penguasa.

Rakyat déhém, batuk-batuk kecil, cekakak-cekikik sudah layak diduga ada apa, pratanda.[HaéN]

mimpi pun menyajikan menu politik

mimpi pun menyajikan menu politik 

Dasar kawan partai kawakan. Terlebih anak kronologis ‘nasakom iiwaku’. Apa-apa politik. BAB macet, gara-gara mimpi berkelanjutan. Tahu-tahu sudah ganti periode.  2 periode SBY plus 2 periode Jokowi, ybs kian ahli bongkar pasang mimpi. Igauan rutin hanya satu kata berulang:”kursi  . . .”.

Bersin nyaring suarakan isi hati:”capreess!”.

Awak media massa arus bawah, sadar, paham 24 jam. Siapa yang mimpi. [HaéN]

Jumat, 30 Desember 2022

fenomena generasi digital, angkat wacana-angkut wicara-ungkit swara

fenomena generasi digital, angkat wacana-angkut wicara-ungkit swara 

Adalah, sebut saja TIK (teknologi informasi dan komunikasi) tanpa wasangka purba. Soal fakta malah memperbudak pengguna TIK aktif. Kejadian lain, terjadi  proses pembodohan secara masif, massal maupun mati egggan hidup segan. Menimpa lintas generasi. Demi jaga  nama baik, pembunuhan karakter menjadi legal  konstitusional.

Definisi, tolok ukur, apa  yang  dimaksud dengan “pembunuhan karakter bangsa”,  dinamis aktif,  suka-suka sang juru tafsir. Pemerintah mengakui pihak  asing merasa ngeri melihat berani-beraninya,  tega-teganya, anak bangsa pribumi berketurunan makan bangkai sesama pendoyan nasi. Éra mégatéga.

Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) terhadap perjalanan hidup generasi masa depan sudah sedemikian sistematis, terukur dan dinamis. Generasi medsos menjadi menistakan diri sendiri dengan segala rasa bangga. Memang generasi medsos tidak membuka aib orang lain. Hanya mengungkap aib diri sendiri dengan sengaja agar dinikmati orang lain.

Wajar, semua ini karena ada daya dan gaya self-destructive yang seolah hak milik generasi gojag-gajeg. Ketika negara sibuk kebobolan privasi data, maka dengan tenang generasi yang bebas berkeliaran di NKRI, malah umbar ujaran tertulis. [HaéN]

fakta kasat mata vs opini sesat jiwa

fakta kasat mata vs opini sesat jiwa 

Opini, oposan, oplosan, opo-opo doyan menjadi deret ukur literasi anarkis bersubsidi, bersertifikat digital. Opo manèh tinggal ngemplok. Ideologi kulak warta, angon ulat (memperhatikan tingkah orang lain).

Berlaku rumus politik  abal-abal: kian jauh dari akar rumput berbanding lurus dengan alérgi, antipati, apriori sila-sila dasar negara.

Akhirnya walau belum berakhr. Anak  bangsa berketurunan cinta tanah-air, sukabumi, injak-injak bumi menjadi kian gagap tanggap ‘bocoran, bisikan berita dari langit’. Bumi bergoyang sigap tanggap wajar, alami, lumrah, hanya sekedar fenomena alam.

Anggaran bencana alam, bukti anitsipasi, proaktif penguasa  pusat maupun daerah. [HaéN]

curiga bayangan sendiri

curiga bayangan sendiri

Adab bernusantara sudah lama menandaskan ujaran cetak ngundhuh wohing panggawé utawa memetik hasil perbuatan. Masih  satu pasal  dengan paribasan mbuwang tilas.

Padahal salah satu cabang akhlak manusia adalah jati diri manusia. Meningkatnya daya moral berbanding lurus dengan meningkatnya rasa tanggung jawab untuk memikul akibat. Sigap mawas diri, evaluasi diri sejak dini, melakukan hisab diri sesuai batasan tata moral.

Praktik politik di nusantara, didominasi gaya politik abangan. Akibat kutukan politik ‘nasakom’ peninggalan Orde Lama. Diperkuat dengan modus pengusaha multinasional yang mampu menentukan platform politik penguasa tunggal Orde Baru, Soeharto dalam mengatur sirkulasi gerakan Islam.

Secara ideologis, kian melek politik anak bangsa pribumi nusantara, berbanding lurus dengan laju gagal paham. Sistem feodal mendasari praktik sebuah partai politik. Siapa penyandang gelar “panglima ekonomi”, akan menentukan nasib bangsa. [HaéN]

nyali kuali lagak galak

nyali kuali lagak galak

Formulasi ‘nama baik’ subversi nusantara. Tidak pelu rumusan ambang atas, sarat dalil moral adat bernusatara. Berlaku umum, untuk semua kepastian jenis kelamin. Termasuk status terakhir gender ybs. Pemunya tampilan ‘nama baik’. Aksi pasang kumis dikira kotoran hidung. Lebih lebar dibanding cangkem sendiri.

 Beda kasus lain pasal  dengan. Pasang konde miring, berat sebelah. Biar dikira tipe pemikir.  Minimal ahli mengakali diri sendiri.

Dimensi jujur lebih tampak pada ambisi, cita-cita niatan; bermau, beringin, berakan; berharap. Namun kiranya formulasi, rumusan formal ‘jujur’, bisa harga mati dan atau suka-suka. Tergantung kebutuhan pada saat dibutuhkan untuk penyelamat diri atau alat menggilas lawan beda kutub. Berada di tangan ahlinya, berlaku pasal. [HaéN]

Kamis, 29 Desember 2022

pesta demokrasi nusantara di bawah satu kendali fungsi utama

pesta demokrasi nusantara di bawah satu kendali fungsi utama 

Bukan  aib. Pendekatan tata negara, tata kelola pemerintahan, sistem multipartai, wujudan demokrasi bebas bentuk berbasis hukum rimba belantara. Semakin kian dinarasikan malah menambah aib diri.

Gampangannya, sebut saja kalau pesta demokrasi adalah pengadaan barang/jasa kursi penyelenggara negara dengan metode lelang terbuka terbatas sampai pola penunjukkan penetapan langsung.  

Legitimasi “pesta rakyat” dimulai dari antara lain penyusunan daftar partai politik peserta pesta demokrasi secara jujur dan adil. [HaéN]

pendulang suara vs suap Rp

pendulang suara vs suap Rp

Pendulang emas di sungai besar secara tradisional. Tanpa kontribusi air raksa. Bentukan bakalan emas berupa butiran lembut, serpihan kecil. Atau penampakan kasat mata. Logam mulia ini bisa dideteksi lewat satelit pengindraan.

Langgam lawas, filosofi suap nusantara, memancing uang dengan umpan uang. Banyak kiranya latar belakang, halaman depan, pekarangan samping yang menginspirasi tindak jenaka suap. Bentukan, wujudan daripada uang pelicin pelancar agar urusan tak birokratif. Kreativitas terstimulus dengan prosedur baku  perijinan menentukan nasib penerima dan atau pengguna manfaat. Tak ayal lagi peluang adalah uang.

Penetapan dapil sudah mempertimbangkan sebaran warna politik, lahan basah tadah hujan, daerah tak  bertu(h)an, kawasan wingit, wilayah hukum rimba, kawasan jin buang anak. [HaéN]

2 menit tayang pos terbaru, pemirsa sigap tanggap

2 menit tayang pos terbaru, pemirsa sigap tanggap  

Jalan kaki dari subuhan di masjid, gerimis. Melancarkan judul pertama kamis, 29 Desember 2022 “judul ke-100 bulan terakhir 2022”. Sekaligus intenet lewat jasa modem, lancar diakses.Tercetak date modified 12/20/2022 5:33 AM di personal laptop.

Fakta statistik, diposting oleh [HaéN] di 05.35. Masuk pos terbaru 05.37.00 AM. Serba 2 menit.

Hambatan buka aplikasi laman personal blogspot tergantung ada tidaknya orang iseng yang sedang kumat. [HaéN]

proaktif pramedis, tunggu titik didih

proaktif pramedis, tunggu titik didih 

Rumah tinggal rusak ringan, rusak sedang ataupun rusak berat akibat bencana, huru-hara politik, konflik sosial, tragedi kemanusiaan, amuk massa dan motif tak terduga.

Pemerintah punya APBN dan atau APBD. Bangun kembali rumah tinggal dan lingkungan penduduk yang terdampak.

Pasal sumber kehidupan yang “hilang”. Pakai kebijakan bina usaha, cipta kerja. Lahan garapan partai politik peduli nasib rakyat secara kasat mata. [HaéN]

judul ke-100 bulan terakhir 2022

judul ke-100 bulan terakhir 2022 

Merupakan judul pertama kamis, 29 Desember 2022. Target minimal 100 judul per bulan. Target yang masih bisa diusahakan, diupayakan. Tentang kelainnya, semisal pemirsa, asal negara, entri populer serahkan kepada sentimen pasar bebas. Susah untuk diprediksi apalagi ditarget.

Lokasi pemirsa dari negara lain, khususnya beda waktu. Beda adab berkemajuan. Rentang 24 jam, ada saja pemirsa yang atensinya di atas rata-rata nusantara.

Judul anyar, bahkan sampai  mèjèng 3 hari. Sepi peminat. Biasanya hanya 1 (satu) pemirsa. Diksi maupun frasa bukan jaminan berdaya pikat. Ironis binti iris, solidaritas pemirsa  pada 3 hari pertama tadi. Statistik menunjukkan penumpukan pemirsa pada jam yang sama. Acap makan porsi setengah kuota harian. [HaéN]

Rabu, 28 Desember 2022

yèn urip ngorat-ngarit negoro

yèn urip ngorat-ngarit negoro 

Mirip tembang Jawa, paribasan, ramalan Jayabaya. Pratanda zaman. Sejarah nusantara sejak dini sudah membuktikan. Lebih berhati-hati menentukan peta dan langkah kehidupan. Jangan sampai sadar diri setelah  habis-habisan, babak bundas, babak belur. Tahu-tahu babak akhir sudah lama berakhir. Lewat begitu saja.

Habis kontrak politik, menjadi budak di negeri sendiri.

Intervensi politik global ada dimana-mana. Pakem baku, skenario dinamis berlaku bagi siapa saja “pilihan rakyat”. Atas kehendak rakyat. Adab  bernusantara, ramah kebijakan dan kepentingan global.

Benang merah multipartai, diberi kewenangan malah dipakai untuk berbuat sewenang-wenang. Jawaban cespleng cuma satu, ini politik Bung! Selesai. Harga mati. Tidak bisa diotak-atik lagi. Mulai dari nol. Seleksi alam masih bisa direkaysa dengan modifikasi cuaca. Faktor peubah diformalkan agar legal konstitusional. Kocok ulang duet ikut hari baik. [HaéN]

oplosan pasal mégatéga, dalil supertéga, dalih serbatéga

oplosan pasal mégatéga, dalil supertéga, dalih serbatéga

 

Secara teoritis, stabilitas politik banyak ditentukan oleh 3 variabel yang berkaitan satu sama lain, yakni perkembangan ekonomi yang memadai, perkembangan perlembagaan baik struktur maupun proses politik, dan partisipasi politik. (Dr. Drs. H. Zainul Djumadin., M.Si, Birokrasi dan Politik Pada Era Pemerintahan Orde Baru di Indonesia, LPU-UNAS, JAKARTA 2018).

Pemirsa lebih nyaman dengan fakta. Makanya, kita balik arah ke masa silam >4 tahun lampu.Tepat tanggal date modified 9/28/2018 6:36 AM. Tayang simpan ”Indeks Stabilitas Supremasi Sipil” di personal laptop.

Perjalanan sejarah NKRI, tidak bisa memungkiri peran militer di pemerintahan. Tentunya, sebagai presiden dan atau wakil presiden. Kental dan nyata, jika main banding-sanding-tanding antara era Orde Lama dengan rezim militer-politik Orde Baru. Tidak ada yang lebih baik apalagi lebih jelek. Minimal masih ada yang bisa diambil sebagai acuan, contoh, bukti maupun panutan.

Indahnya kata supremasi kekuasaan sipil atas angkatan bersenjata membutuhkan militer yang tidak terpolitisasi. Lanjut ketika ada pemisahan yang efektif antara TNI dan Polri. Dilema yang dihadapi bangsa saat bergulirnya reformasi adalah mana yang harus diprioritaskan, membangun kontrol demokratis atau kontrol sipil atas militer.

Jadi, selama kita hidup di muka bumi, jangan coba-coba iseng bersentuhan dengan makhluk halus. Jangan sekalipun dilakukan walau hanya sekedar “komunikasi” atau melakukan “interaksi”. Jangan mudah tanya alamat. Begitu kaki melangkah masuk kapling mereka, susah untuk surut atau ditarik kembali.

Rakyat hanya tertawa getir. Tak bisa komen atau berujar apapun. Seperti menyaksikan kucing heboh kawin paksa plus kawin lari. Kejar-kejaran di sembarang tempat dan bebas waktu. Tak kenal malu. Obat manjur-mujarab-mustajab hanya disiram air. [HaéN]

memakai kaos kaki buatan China, serasa menginjak

memakai kaos kaki buatan China, serasa menginjak 

Adalah logo plus tulisan JIN XIU. Fashionsocks men’snew cotton, made in China. Size: 43 – 48. Ukuran sepatuku buatan Indonesia: 43. Pas di kaki. Kaos kaki  terasa  sesak. Bayangkan, pemunya telapak kaki lebar – bukan perenang    maupun panjang. Betapa umur teknis kaos kaki dimaksud.

Kebetulan, dua kali pakai untuk jalan kaki jarak dekat. Terlihat nyata indikasi menuju ke kategori barang bekas berkualitas.  

Kaos kaki bermerek, berkelas sosial tinggi. Tidak berdampak langsung ke sipemakai. Rasa kebangsaan terasa tergugah. Walau dalam hati. Kisah senasib saat belanja perangkat makan, stoples segi polos 14,5cm made in China. [HaéN]

Selasa, 27 Desember 2022

waktu yang akan membuktikan

waktu yang akan membuktikan 

Mumpung belum terlanjur jadi bubur, babak belur, ajur mumur. Ambil tindakan politis. Jangan berharap periode yang akan datang, dapat seperti yang diharapkan. Birokrasi produk politik melalui instrumen tunggal pesta demokrasi. Mau tak mau, kebijakan pemerintah merupakan perwujudan fungsi kepentingan partai politik.

Jadi, selama dunia masih berputar, penentu waktu bumi. Kita tak bisa hidup sendiri dan sendirian. Namun jangan ikut dan terbawa arus dunia. Kalah pongah dengan rayuan sejumput rumput tetangga yang tampak  lebih ranum. Jangan karena garing di luar negeri, lantas garang di dalam negeri sendiri.

yèn urip ngentèk-entèké negoro”. Filosofi nyawani hasil oplosan, polosan. Tetap segar, renyah diterapkan kapanpun. Pelaku bayaran plus saksi hidup, masih eksis. Nyaris merata di tataran pemegang otoritas politik daerah. Jikalau tokoh dimakud tidak layak laga, tidak tersedia bebas, sekali pakai habis, kedaluwarsa pakai modus perpanjangan aksi multpihak.

Pasal ada rombak kabinet, rakyat semakin yakin kalau salah orang. Entah dengan PAW  (pergantian antar waktu)  wakil rakyat. Wajar, di negara super maju, presiden gonta-ganti orang yang dapat dipercaya. Tidak tahu di negeri China, yang presidennya seumur hidup, apa ada bongkar pasang. Bukan urusan rakyat dan rakyat juga tak mau tahu.

Daya cerdas ideologi berbanding terbalik dengan daya tarik nikmat dunia. Semangkin kalkulasi uang  sewa kendaraan politik, alat kelengkapan politik, politik biaya tinggi, politik bakar uang pakai asumsi empiris. Maka akan berbanding terbalik dengan pendayagunaan cerdas ideologi. ini rumusan siapa. Memangnya nyata ada di nusantara. [HaéN]

tidak lama kemudian

tidak lama kemudian 

Lama secara waktu tidak masalah. Diam tanpa sibukpun, malah makan waktu. Menghabiskan waktu tanpa terasa. Rebus beras,  ditanak agar jadi nasi, kendati pakai api besar membara, tetap butuh waktu. Maknawi jemput waktu. Posisi diri di lokasi bebas pandang. Bergerak mengikuti garis edar matahari. Mengejar bayang-bayang.

Lain pasal. Bergerak tegak lurus meninggalkan bumi. Pergi pulang pada jalur yang sama. Kalkulasi rinci kecepatan gerak dan kebutuhan waktu. Berharap mendarat kembali ke tempat yang sama, tempat  berangkat.

Akal manusia menembus batas waktu dan sekat ruang.  Semua serba mungkin sesuai kadar kemampuan, kesanggupan manusia. Lebih daripada itu, simak firman-Nya lewat (QS Ar Rahmaan [55]  : 33):

“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

‘Kekuatan’ dimaksud dalam arti luas. Termasuk kekuatan untuk melipatgandakan kekuatan plus menumbuhkembangkan kekuatan lain, yang tidak tampak dan atau mulai dari nol. Secara awam, alami, dasar keimanan, frasa “menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi” mengacu peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah SAW.

Kita mau hidup lama di dunia, masa ujian juga akan semakin lama. Mau hidup enak di dunia, ujiannya kian tidak mengenakkan. Ternyata masih banyak pasal yang menjelaskan rasa sabar dengan tetap berproses. Manusia dituntut untuk kemanfaatan dirinya sendiri, agar tetap taat sabar. Sabar saat mentaati kesabaran.[HaéN]

kejahatan kerah putih/biru vs tikus ndas ireng padu kerah

kejahatan kerah putih/biru vs tikus ndas ireng padu kerah 

Istilah kejahatan kerah putih dikemukakan pertama kali oleh seorang kriminolog asal Amerika Serikat bernama Edwin H. Sutherland pada tahun 1939. Sutherland mendefinisikan White Collar Crime sebagai "a crime committed by a person of respectability and high social status in the course of their occupation." Sutherland berpendapat bahwa kejahatan kerah putih merupakan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang sangat terhormat dan berstatus sosial tinggi di dalam pekerjaannya. Tindakan kejahatan ini dapat terjadi di dalam perusahaan, kalangan professional, perdagangan, maupun kehidupan politik.

White Collar Crime dalam aspek tipologis berbeda dari Blue Collar Crime. Biasanya istilah White Collar Crime ditujukan bagi aparat dan petinggi negara sedangkan Blue Collar Crime dipakai untuk menyebut kejahatan-kejahatan yang terjadi di kelas sosial bawah dengan kualitas dan kuantitas yang lebih rendah dari kejahatan yang dihasilkan oleh White Collar Criminal.

Kejahatan kerah putih secara umum mengacu pada kejahatan yang dimotivasi secara finansial dan biasanya dilakukan oleh para profesional dalam bidang bisnis dan aparat pemerintah. Kasus-kasus kejahatan kerah putih sulit dilacak karena biasanya dilakukan pejabat yang mempunyai kekuasaan, memiliki kuasa untuk memproduksi hukum dan berperan dalam membuat berbagai keputusan vital. Kejahatan kerah putih (White Collar Crime) juga sangat sulit tersentuh oleh hukum karena terjadi dalam suatu lingkungan yang tertutup.

(cuplikan  dari https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/970/keberadaan-kerah-putih-dibalik-kasus-pencucian-uang.html)

. . . . . . .

Jadi, pemirsa dari negara anggota PBB. Malah belajar subversi kejahatan konstitusional, tindak pidana politik, politik kriminal maupun efektivitas ideologi tanpa bentuk. [HaéN]

ideologi tanpa bentuk

ideologi tanpa bentuk 

Pasal mégatéga, dalil supertéga maupun dalih serbatéga menjadi norma hidup bersama, standar hidup bernusantara. Pengakuan kedaulatan diri berbasis filosofi ”siapa aku”. Masuk batasan  kecerdasan intrapersonal. Mengungkapkan secara aktif jati diri, identitas pribadi, profil perwatakan, daftar riwayat hidup. Mengandalkan trah silsilah.

Sisi lain, megungkapkan secara aktif status dinamis selaku makhluk sosial. Hubungan kesetaraaan antar manusia. Ikhwal ini disebut kecerdasan interpersonal. Asas ikat-kait-kiat rukun, guyub. Acuan adab bertetangga menjadi landasan moral pergaulan antar bangsa.

Ajang pencarian bakat  kepemimpinan nasional bak menyaring menjaring buih-buih gelombang laut. Tiap provinsi merasa berhak ajukan calon. Parpol parlemen 2019-2004 lebih merasa paling berhak mendudukkan “jago kandang”-nya. Kalau punya, kalau ada. [HaéN]

Senin, 26 Desember 2022

orde nasakom vs orde golkar vs orde rindu order

orde nasakom vs orde golkar vs orde rindu order 

Pemirsa dimana saja, lebih gemar fakta ketimbang manipulasi bunyi-bunyi maupun tuturan formal.

Oleh karena itu, langsung ke kejadian yang masih terjadi. Asal comot suka-suka tanpa préténsi, kriteria apapun. Dimulai dari, diawali dengan [daya rusak vs daya rakus] politik nusantara: oposan, oportunis, oplosan, opo-opo kerso, opo-opo doyan, opo-opo gelem. Media asing seolah sudah tahu kejadian di balik fakta yang menggurita. Indeks demokrasi yang komponennya terasa kurang mewakili. Moral politik yang kian dipertanyakan. Terjawab dengan pasal mégatéga, dalil supertéga maupun dalih serbatéga.

Wajar binti nalar, jika kekerasan politik atas nama penguasa atau kebijakan partai. Proses sakralisasi tindak pidana politik, politik  kriminal demi jaga nama baik, wibawa, martabat kuasa partai. Aksi brutal, amuk massa layak disebut jasa atau prestasi kepartaian. [HaéN]

umur sing dhowo, kursi sing dhuwur

umur sing dhowo, kursi sing dhuwur 

Himne patriotisme kebangsaan beradaptasi dengan tantangan peradaban global. Mana doa, mana lagu. Asal nyaman di kuping. Renyah di mulut sambil goyang dan geleng. Sepanjang-panjang umur akan berakhir di liang kubur. Sepanjang-panjang umur tidak akan melampaui panjang liang kubur.

Kebiasaan sesuai umur, tabiat  sesuai  usia, adat memaknai waktu, tradisi kedirian selaku hamba-Nya. Begitulah keadaan manusia saat kembali atau diambil kembali. Wallahu a’lam.

Angka harapan hidup versi WHO. Tiap negara punya rumusan tersendiri. Beririsan dengan faktor  sejahtera. Setiap umat manusia, hamba-ya, wajib  mengupayakan raihan umur panjang dan banyak usia.

Terkadang raut keriput, lipatan lekukan kulit roman wajah seseorang bisa tampak lebih tua dari umurnya. Elastisitas ekpresif wajah, tak bisa menipu. Disebutkan ada 3 (tiga) indikasi terkait usia senja, usia bau tanah, dekat-dekat kubur atau sebelum jatuh tempo: mata yang mulai rabun, rambut ganti warna, tulang sudah lelah letih menahan beban diri. [HaéN]

kutu loncat – loncat pagar – pagar makan kutu

kutu loncat – loncat pagar – pagar makan kutu 

Pendekatan paling dekat, walau belum jarak dekat. Jaga rasa alami. Pakai cuplikan lagu bocah, tembang anak-anak. Pertama sekedar pemanasan. “jika kumakan pisang, tidak dengan kulitnya . . .  “. Belum tergugah, kurang nyambung. Simak lirik kedua “dahan dan ranting basah semua . . .  “.

Praktik nyata di dunia nyata nusantara. Tidak jauh-jauh dari dolanan bocah. Pelaku bergaya kekanak-kanakan. Minimal pernah jadi bocah. Kebanyakan menjadi bocah terlalu lama.

Umur sing dhowo, kursi sing dhuwur menjadi “perjuangan hidup” kepolitikan nusantara bebas nomor seri. Semakin lama duduk kian lupa cara berdiri di atas kaki sendiri. Cara duduk identik bobot diri, lupa pantat ingat wajah.

Formulasi kebangsaan “bocah wingi soré vs wong lali umur soré”. Bukan penutup “kewajiban sebagai presiden vs loyalitas selaku petugas partai”. [HaéN]

lakukan yang belum pernah kau lakukan

lakukan yang belum pernah kau lakukan 

Sikap tanggap persepsional pemirsa aneka negara menunjukkan penghayatan kinerja. Tentunya dalam rentang bahasan bermotivasi.  

Skala pesimistis. Merasa apa yang dilakukan sesuai protokol kinerja. Begini-begini saja aman. Tidak ada  yang komplain. Mau apa lagi. Mau lebih bergiat, bersibuk diri takut mendapat stigma ‘mencari perhatian’. Pakai pola deret hitung alias hitung mundur sesuai bayarannya.

Skala moderat. Sekedar menggugurkan kewajiban sesuai tugas dan fungsi plus bayaran. Melajukan diri sekiranya masih bisa merasa kalah bersaing. Terlebih disalip oleh pihak yang bergerak belakangan.

Skala optimis. Terbagi antara yang merasa sebagai ladang utama atau sebagai batu loncatan. Alternatif lain dengan gaya manuver, zigzag, kutu loncat, loncat pagar. Pakai gaya deret ukur.

Korelasi sentimen tempat kerja dengan pekerja. [HaéN]

Minggu, 25 Desember 2022

ajur mumur moralitas anak bangsa pribumi, gara-gara ujaran ranjau

ajur mumur moralitas anak bangsa pribumi, gara-gara ujaran ranjau 

Konflik turun-temurun, bebuyutan antara dua kutub, kubu, klik, klan, klub yang memang status,  posisi, fungsi bertolak belakang. Tidak bisa disatukan. Justru bersinergi. Kendati  tidak masuk pasal berpasangan.

Semakin dituturkan malah kian melantur melentur bebas.

Betapa bahasan tadi nyata terjadi pada kehidupan bernusantara. Jadinya, bukan masalah pilihan dari hanya dua pilihan utama yang tersedia, ada. Malah ada pihakan membangun tandingan, alternatif ketiga.

Perpanjangan tangan kepentingan yang lebih penting. Pihakan yang merangkul dua perseteruan identitas tanpa titik untuk dijadikan alat multifungsi. [HaéN]

sesama teroris - satu ajaran, beda generasi - saling mégatéga tetap eksis

sesama teroris - satu ajaran, beda generasi - saling mégatéga tetap eksis 

Asas saling berbagi, utamakan memberi katimbang menerima. Ingat asas dum separo-separo. Kompromi jalan tengah. Rumusan kebangsaan “cilaka tanggung sendiri vs menang urut modal”. Kalah pamor dengantak perlu pakai nomor urut, asal penurut”. Bukan cuplikan kisah pak Turut ataupun segmen riwayat mbokdé Nunut. Terjadi pada semua anak bangsa pribumi nusantara. Makan dari nasi yang padinya sudah kenal pupuk buatan. Ditimpali obat anti hama berupa racun lingkungan.

Nusantara–ku, demi sebuah kursi serba dan anéka mégatéga. Namanya nusantara kawan, semakin kian berpengalaman menyelenggarakan sekaligus mengawasi pemilihan umum, malah semakin banyak mencetak ‘salah administrasi’. Semakin UU diperbarui dengan seksama sesuai selera penguasa pada periode ybs. Bisa terjadi sebagai titipan dari pihak yang nyata kuasanya.

Gejolak di masyarakat, acap dijadikan sensasi politik. Campur tangan pemerintah setempat maupun hamba hukum, sebatas melokalkan kasus. Atau langsung getok  dari atas. Bara kasus semakin difokuskan, dikendalikan atau diintimidasi, semakin membara.

Budaya asing peninggalan penjajah masih merasuki lubuk hati anak bangsa pribumi, bumiputera, putra-putri terbaik aseli daerah. Dikenal dengan istilah mo limo atau 5M. Agar tak menimbulkan multitafsir, penulis sengaja tak mentafsirkannya. Kendati masuk kategori penyakit masyarakat. Berkat pertambahan tindak laku aksi LGBT, secara yuridis berbasis HAM tak bisa diperkarakan. Penyakit masyarakat naik strata menjadi watak bangsa yang bernegara multipartai. [HaéN]

wajah tanpa merasa berdosa, tebar tabur ujaran ranjau

wajah tanpa merasa berdosa, tebar tabur ujaran ranjau 

Libur akhir tahun masehi yang relatif tetap. Dimanfaatkan oleh kaum pemudik lintas provinsi, lintas pulau. Tindak kriminal terkendali. Berlaku pasal sentimen kebangsaan, sesama pengakhir tahun dilarang saling menteror.

Sesama teroris – beda guru, beda ilmu – tetap jaga jarak pandang. Sesama teroris satu cetakan – tidak saling kenal, tidak saling sapa tatap muka – tetap jaga integritas.

Sesama teroris satu skenario, satu komando, beda target dan sasaran, bebas saling libas.

Sesama teroris satu warna partai, beda zaman, yang mégatéga tetap eksis. [HaéN]

jemput paksa bakalan kaping wolu, ketimbang

jemput paksa bakalan kaping wolu, ketimbang 

Belanda masih jauh. Tahu-tahu garam dapur produk asing, tapi serba guna. Perlakuan sama, hasil belum tentu sama. Pastilah. Beda waktu. Walau dilakukan tiap hari, rutin, tipikal. Hasil mungkin secara tolok ukur tertentu sama. Padahal hakikatnya tidak sama. Pakai dalil keutamaan manusia. Manusia dan atau orang, selalu berupaya, berusaha, berikhtiar, memperbaiki niat dan meningkatkan hasil.Wajib berproses sesuai perjalanan waktu. Soal hasil akhir, perolehan, raihan menjadi hak prerogatif Allah SWT.

Bangsa Indonesia bersyukur. Mendidik anak ada payung hukumnya. Kondisi ini memperkuat adab mendidik anak sesuai agama Islam. Wajib  belajar semakin berdaya guna dan berhasil jika ditunjang peran aktif orang tua dan keluarga. Tradisi keilmuan bukan barang langka. Yang langka atau malah semakin kian langka adalah pendidikan politik.

Mengukur indeks modal sosial yang berkaitan dengan sadar politik tanpa menjadi anggota kawan partai.

Pasca agresi covid-19 jelang 2024, balik modal vs normal akal.  Momentum atau saat yang tepat, bak penyesalanan susulan yang datangnya belakangan. Jatuh berkali-kali, ke sekian kali memang harus bangkit. Seolah jatuh-bangun menjadi kejadian wajar, alami, lumrah. Menimpa siapa saja tanpa pandang gender, silsilah maupun ketinggian tempat kedudukan. Selaku pelaku aktif melakukan menu harian berbasis keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan. [HaéN]

Sabtu, 24 Desember 2022

fragmén negara berkembang sedang

fragmén negara berkembang sedang 

Rivalitas tanpa batas asas antar negara di muka bumi. Tekanan, beban ekonomi anak bangsa pribumi menjadi tolok ukur sukses pembangunan di segala bidang. Siapa yang tetap eksis dalam setiap kemelut jebakan persaingan bebas, itulah manusia unggul. 

Perpolitikan ditekuni sebagai idealitas  untuk mensejahterakan diri. Bukan sebagai realita bangsa sejahtera. Meskipun lema ‘politik’ acap dimanfaatkan sebagai sinonim untuk ‘atas nama rakyat’ atau ‘demi negara’. Praktiknya, kata ‘politik’ memiliki pengertian yang lebih maknawi dengan kekuasaan.

Ada masanya balik arah ke masa silam >4 tahun lalu. Tepat tanggal date modified 11/16/2018 8:35 PM. Tayang simpan ”rakyat adil, makmur, sejahtera sudah terwakili” di personal laptop. Secara simbolis, penduduk yang masuk kategori, kriteria ‘adil, makmur, sejahtera’ versi BPS sudah terdapat di setiap provinsi. Masalah persentase, tidak masalah. Bahkan ada yang jauh di atas rata-rata nasional, penguasa boleh tepuk dada.

Prioritas pembangunan daerah pun ditujukan kepada lapisan masyarakat yang siap berubah. Siap menerima konsekuensi, dampak, efek pembangunan. Pihak swasta lebih memanjakan kasta warga negara utama. [HaéN]

republika, negara maju vs negera kaya

republika, negara maju vs negera kaya 

Media massa Republika. Terhanyut ikut larut arus massa. Pakai dalil gubah-rubah-ubah berlanjut alih tradisi edisi cetak melaju, meningkat ke dimensi digital. Tantangan kenusantaraan bahwa NKRI masuk kategori negara kerkembang sedang.  

Betapa rumpun, pohon, dan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukti ringan gelar akademis bukan barang langka. Anggota TNI/Polri punya deretan  gelar akademis, mengimbangi pangkat. Pangkat  tituler, gelar akademis HC kian bukti sedang, nusantara layak masuk jajaran ”negera maju”. Syarat administrasi ”negera maju”, SDM (sumber daya manusia) sudah  layak jual, layak laga, layak tanding di pentas global.

Karena SDA (sumberdaya alam), secara historis  nusantara layak masuk jajaran ”negera kaya”. Harta  karun di tanah Papua mampu menghidupi negara adidaya. Ekspor asap gratis ke negara tetangga, efek “karhutla”.

Status statis negara multipartai sedehana. Beririsan dengan minat, animo investor politik global. Jadi, Republika memanfaatkan status dinamis ”negera maju”. [HaéN]

populèr mbokdé mukiyo, dudu pupu dilèr

populèr mbokdé mukiyo, dudu pupu dilèr 

Kilas balik salah arah, ke masa >4 tahun silam. Tepat tanggal date modified 3/24/2018 4:07 PM. Tayang simpan ”Modus Propaganda, Sénsasi Politik vs Mantra Politik” di personal laptop. Tidak di tahun politik. Sejak pasca angkat ucap janji dan sumpah, otomatis pejabat negara atau sebutan lainnya. Argo balas jasa/balas budi maupun balas dendam bak kuda liar. Komunikasi, koordinasi, kendali dengan pihak resmi, legal, konstitusional maupun dengan pihak sebaliknya, semakin seksama.

Momentum jelang babak akhir 2019-2024, banyak pihakan tidak hanya aji mumpung, ambil kesempatan dalam kesempitan akal pihak tertentu. Dengan melontar sanjungan, padahal bak lempar batu sembunyi tangan. Dengan menganugerahi gelar tanpa gelar, agar tetap masuk barisan. Tidak terdegradasi karena kurang upeti.

Wajar dan masuk telinga. Jika anak bangsa pribumi kinyis-kinyis, langsung tergugah nyalinya dengar slogan yang terdengar gagah. Melebihi pariwara rokok, miras dan kantong plastik. Kemasan yang tampak heriosme, nasionalisme, patriotisme dan pancasilais, langsung ditelan mentah-mentah.[HaéN]

Jumat, 23 Desember 2022

yo bèn, aku pancèn . . .

yo bèn, aku pancèn . . . 

Bersyukur jika tanpa diharap atau diminta, ada yang ikhlas mengingatkan diri kita. Model mengkritisi gaya tampilan atau pasal sesubtansial, seesensial dengan aspek masukan. Meringankan beban untuk mawas diri, muhasabah, introspeksi ke dalam, hisab kinerja diri, evaluas diri sejak dini, cek status diri. Kita manusia tidak akan mampu membaca “siapa aku”. Susah untuk ukur baju sendiri secara rasional.

Emosi teruji total. Jika yang memberi masukan secara perakalan seolah tidak berhak. Tidak punya akal untuk menilai orang lain. Abaikan. Jangan sedikit-sedikit HAM. Jauh dari makna pasal penghinaan, pencemaran nama baik.

Sekali lagi, bersyukur. Pemerhati niat meluruskan hati kita yang sedang bengkok. Katimbang nanti di pengadilan akhirat kita menerima catatan amal, rapor kelakuan di dunia dengan tangan kiri. [HaéN]

wareg gèngsi, utang pitung turunan dudu urusanku

wareg gèngsi, utang pitung turunan dudu urusanku 

Status dinamis bolak-balik nusantara selaku negara berkembang sedang. Penguasa merasa lebih  eksis katimbang status negara berkembang ringan. Apalagi berkembang biasa-biasa saja. Terlebih status berkembang segan berkempis tak mau.

Negara berkembang ringan, silahkan maju sendiri secara mandiri, swadaya, berdikari, berkedirian, ongkos tanggung sendiri. Kalau ada  apa-apa jangan teriak minta tolong.

Berkat gelontoran, curahan bantuan luar negeri; subsidi bebas tanpa ikatan dari lembaga keuangan global tapi wajib tahu diri. Tidak pakai lama, nusantara melaju naik peringkat menjadi “negara berkembang berat”.

Tahu-tahu tanpa pemberitahuan terlebih dahahulu. [HaéN]

ramah investor global, nama baik negara vs martabat bangsa

ramah investor global, nama baik negara vs martabat bangsa 

Program/kegiatan yang didominasi investasi asing, penanaman modal asing, utang luar negeri atau wujudan filosofi “adab bernusantara, ramah kebijakan dan kepentingan global”. Potensi posisi Indonesia hanya sebatas pasal “kridha lumahing asta, menerima apa adanya vs menerima adanya apa”  alias terima jadi. Kondisi ekstrim, dan menjadi cirinya, yaitu  mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun bahan baku, SDM betul-betul serba asing. Indonesia hanya menyediakan tempat dan dukungan politik (urus izin pamit TKA).

Peluang anak bangsa hanya pada saat proyek fisik padat karya.  Itulah politik-ekonomi. Kalau tidak bisa jadi tuan, juragan, majikan malah pilih jadi budak di negeri sendiri.

Tidak ada yang salah dengan republik ini. Praktik sistem pemerintahan model apapun – yang mungkin malah jauh dari sila-sila Pancasila – tidak ada pihak yang protes. Semua adem ayem. Rakyat tetap menjalankan kewajiban sebagai rakyat. Mau pakai dalil ekonomi dan menu harian, sudah pengalaman sejak zaman doeloe.

Mendingan masih ada padat karya tunai (cash for work) di desa. Mengutamakan swadaya masyarakat dengan berbagai bentuk sumbangan dana, tenaga, dan bahan baku yang tersedia di Desa serta dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat Desa. Upah kerja diberikan secara langsung kepada warga Desa yang terlibat kegiatan Padat Karya Tunai. Upah kerja dimaksud diberikan secara harian, namun apabila tidak memungkinkan diberikan secara mingguan. [HaéN]

Kamis, 22 Desember 2022

épigonisme kebangsaan anak bangsa pribumi primitif nusantara

épigonisme kebangsaan anak bangsa pribumi primitif nusantara 

Masalah, mulai dari yang tidak tampak mata sampai yang memang tidak kelihatan. Dampak, efek atau akibat sampai ybs megap-megap. Biasa-biasa saja. Imunitas diri terhadap risiko hidup di muka bumi. Saling tenggang rasa vs bersitegang urat leher. Mempertahankan prinsip. Memiliki cakrawala wawasan, gagasan teranyarkan. Sah-sah saja mendaur ulang tatanan bermasyarakat yang sudah baku, pakem. Terlebih rumusan formal proaktif.

Adab bertetangga lebih bersifat simbolik. Berlaku untuk semua umat manusia. Dimensi budi pekerti, akhlak manusia selaku makhluk sosial. Sekaligus menyandang status hamba-Nya.

Sinyalemen akal sehat adab bernusantara sudah diborong habis oleh para pendiri negara. Kawanan penikmat kemerdekaan, modal ‘nama baik’ mendaulatkan diri menjadi penjajah bangsa sendiri. [HaéN]