jujur terhadap kejujuran itu sendiri
Tak perlu merasa rendah diri. Cakap berkalimat tulis tak
ada hubungan diplomatik dengan cakap berkalimat tutur. Ternyata, nyatanya,
nyata-nyata peradaban diri dimulai dari bibit, modal, saham jujur. Menyimak hakikat lema ‘jujur’ dari kamus
kehidupan, cari cara mendeteksinya. Predikat orang jujur tampak
sederhana karena nyaman di mata maupun sedap di telinga, melalui proses yang
tidak sederhana.
Langkah mundur ke setahun yang lalu, tepat waktu 19
November 2021 8:27 PM. Simak sejenak “mau jujur,
takut distigma agamais”.
Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi umat. Hari
ini mempunyai nilai lebih ketimbang kemarin.
Esok bukan hak milik kita. Orang cerdas
adalah yang mampu mengelola waktu dengan bijak. Sigap lakukan aktivitas,
kegiatan, aksi secara paralel. Raih kemanfaatan utama pada kewajiban berbasis
waktu linier.
Mengandalkan nama luhur leluhur – ingat tradisi warisan
nama baik dan ilmu – diperkuat kedirian, kemandirian atau dimensi keakuan.
Jangan mengandalkan apa kata wong-pintar, rumusan weton, rajah, retak tangan
atau apa arti nama diri. Status, profesi, karakter ‘orang jujur’ nyaris langka
di media massa.
Memahami dan masuk dimensi kejujuran perlu laku jujur diri.
Beda dengan kontradiksi analog “orang
membawa pelita masuk ke ruang gelap, mau merasakan kegelapan”. Fakta dan pasal kebangsaan menyuratkan, manusia dan
atau orang terbiasa dalam lingkungan mengutamakan nilai-nilai kejujuran. Akan terlatih menjadi orang jujur. [HaéN]