ngatrol nama baik, agar layak nongol malah ambrol
Betapa manusia anak bangsa
nusantara, memahami bahwa nama baik bukan karena laku diri. Ditentukan
bagaimana pihak lain memperlakukan dirinya. Koruptor tak merasa turun gengsi dengan rompi
oranye. Masuk tim khusus Tahanan KPK. Merasa tersanjung, tenar. Gelar koruptor,
manipulator kian mendongkrak popularitas, elektabilitas, kapabilitas
ybs.
Dampak
tipikor tidak seperti dampak tindak pidana teroris (a.l hilangnya nyawa tanpa
memandang korban, ketakutan masyarakat secara luas, dan kerugian harta benda)
maupun dampak kinerja bandar penjual, pengedar narkoba (merusak generasi yang
belum lahir).
Hukum moral ketimuran
mengatakan, sudah menjadi pakem. Kebaikan atau hal yang baik. Tak perlu
diomomg-omongkan apalagi diobral kuras gudang. Nama baik berkat isi hati yang
baik. Asupan gizi tidak sekedar sehat dan menyehatkan. Kelakuan anak manusia.
Terbentuk secara biologis dan pengaruh lingkungan hidup.
Tidak ada rumusan jika
seseorang mendapat julukan karena atas permintaan ybs. Gamblangnya, maunya
disebut negarawan, nasionalis banget, patriot bangsa utuh bulat, superhero tanpa
tanding. Tapi tindak tanduknya mirip hewan bertanduk, serudak-seruduk membabi
buta. Diperkuat laku kesetanan tujuh turunan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar