Halaman

Minggu, 31 Juli 2022

entung-entung endi githok endi cengel

entung-entung endi githok endi cengel 

 Nusantara fokus mentransformasikan dirinya. Bangunlah jiwanya terus berlaku. Ketidakbersatuan kaum pribumi nusantara menjadi faktor “X” yang dikemas ulang. Coba-coba praktek demokrasi yang terpisah dengan esensi kedaulatan rakyat. [HaéN]

fakta di balik fakta, kebo kabotan sungu vs sapi dawa ususé

fakta di balik fakta, kebo kabotan sungu vs sapi dawa ususé 

 Masih banyak lagi tokoh yang jarang muncul di panggung politik. Atau sekedar numpang liwat, jual tampang, pamèr bégo ora entèk-entèk . Namun, bayarannya, gaji, honor, bonus, gratifikasi, uang rokok, uang pusing, tunjangan sama sedikitnya dengan pemain utama.

Cekel gawé, pedamelan. panggaotan kebo yang utama, pokok adalah bijig (menanduk, menyeruduk), nyundang-nyundang. Asas banding-sanding-tanding dengan wakil rakyat, kerja mulianya adalah ngundang-undang.

Kendati modal tanduk, kebo dikenal ènthèng tangané. Inggih-inggih mboten kepanggih, ungkapan berbahasa Jawa krama inggil. Menunjukkan kesetiaan atau kesiapan ketika ditanya kesanggupan. Soal bisa atau tak bisa, urusan belakang. Soal sekedar tahu atau belum pernah tahu, jawabannya sama atau disamarkan. Bukan diplomatis, bukan diplomasi ping-pong apalagi pakai bahasa politik. [HaéN]

ayo ndang milih, ojo milih sing édan-édanan

ayo ndang milih, ojo milih sing édan-édanan 

 Asas gubah-ubah-rubah lirik tembang lawas bahasa Jawa “kluwih dinggo njangan .  .         “. Antar kejadian  bernusantara ada benang merahnya. Perulangan peristiwa karena masalah membumi. Tidak salah kalau kaum pribumi “cinta tanah air” di atas segala cinta. Kontra arus filosofi sinopsis “katak rebus”, bukti cinta dunia.

Tolok ukur sukses dunia membentuk diri kaya pe-rasa-an. Serba merasa bisa, merasa mampu. Belum bisa saja, bisa ”dibisa-bisakan”. Bukan sebisa-bisanya. Kemampuan dalam memampukan diri, dikarbit.

Édan pitung keturunan tetep durung keturutan beririsan dengan wis édan tenan tetep ora keduman.

Apapun kejadian yang seolah secara normatif wajar, masuk akal, manusiawi akan terjadi klimaks 2024. Tak perlu burung sangka bahwa semua yang sudah, sedang, senantiasa maupun akan terjadi ada kaitan, ikatan dengan modus, manuver, gerakan, langkah, rekayasa politik. [HaéN]

igauan politik kian berdengung

igauan politik kian berdengung 

 Lucunya justru pada saat memanfaatkan mesin pencari mbah google. Ingin tahu padanan kata, lema ‘igau’. Tepatnya ‘igauan’ juga judul. Muncul nama jenis binatang iguana. Termasuk ada gambar, fotonya.

Bersyukur manusia nusantara tidak masuk kategori tukang igau, ahli igau. Kendati media masa arus  pendek, medsos bencos, media alternatif menjembatani perwujudan literasi anarkis.

Foto “iguana”, maaf salah cetak. Harus dibaca foto penguasa. Pembesar model mulut berlumut, muka   tembok pandai berminyak selaku pihak pembuka suara. Emak-emak bau gas, ikut “buang gas” bebas kendali. Anak kemarin sore terkontainasi sejak dini. [HaéN]

Sabtu, 30 Juli 2022

kompromi politik nusantara selalu kalah kompor

kompromi politik nusantara selalu kalah kompor 

 Bahkan saat panas dalam tubuh anak di atas batas normal, berdampak secara sistemik. Tak terkecuali  suhu politik global nusantara terlacak ekstrem kiri. Igauan politik kian berdengung.

Program mandiri gerakan massa memanusiakan manusia nusantara  yang  didengungkan pemerintah,  kalah humor dengan paket dinamisasi kebangsaan. Lebih atraktif ketimbang obral kebohongan politik lokal.        

Budaya politik global berwatak radikal bebas. Tidak kenal kompromi dan tidak mengindahkan nilai kemanusiaan. [HaéN]

législator gelis ora molor nge-UU, ketimbang

législator gelis ora molor nge-UU, ketimbang 

 Skala nusantara, nasionalisme berkebangsaan di pangkuan Ibu Pertiwi. Vokalisme kawan partai kontrak politik wakil rakyat. Langsung mati kutu jika “dipangku”. Semasa ada anggaran legislasi, minimalis. Hitung mundur skenario politik dengan multipihak. Tarif multilevel, valas, non-Rp.

Semakin banyak pasal ditampilkan, berbanding lurus dengan bobot hukum dan jasa cetak.

Mengakomodir kebijakan internasional menjadi kepentingan di atas segaka kepentingan. [HaéN]

wujudan tidak terduga oleh khayalan, pengangan

wujudan tidak terduga oleh khayalan, pengangan 

 Daya dorong berkemajuan plus berkenormalan yang melekat pada diri manusia. Menjadi proses aktif mencari dan mencari. Tidak ada target fisik kasat mata apalagi sasaran fungsional, esensial. Banyaknya pilihan  pada waktu yang sama, kian memanjakan nilai-nilai kemanusiaan. Solidaritas semu dengan sesama senasib.

Imajinasi filosofis keakuan, kekedirian,  kemandirian menjadi metode praktis untuk menyelami fakta  di balik fakta kehidupann bermasyarakat maupun perjuangan diri manusia.

Konflik kemanusiaan kebangsaan sebagai efek kejahatan kemanusiaan skala global. Kontradiksi atau  pertentangan membuktikan bahwa permasalahan bangsa karena manusia tidak mampu mengatasi persoalan kepribadiannya. [HaéN]

Jumat, 29 Juli 2022

impian malam generasi pulang kepagian

impian malam generasi pulang kepagian 

 Bunga tidur bisa diformat sebelum naik peraduan. Sesuai hari atau tanggal ganjil-genap; alternatif dan cadangan atau rekam jejak hari ini. Memperbaiki diri pulih diri dengan istirahat malam. Tak kurang yang tak bisa bau bantal. Begitu badan rebah, langsung argo politik berdetak. Lebih laju ketimbang degup jantung.

Banyak yang tak ikhlas dengan kejadian yang terjadi sejak bangun pagi. Ada saja yang menambah pikiran. Walau saat sibuk, sang pikiran jarang diajak main. Spontanitas. Kehidupan berjalan seperti biasanya. Seperti (biasanya, kemarin, yang sudah-sudah), makanya hidup seperti. Normal-normal, berkenormalan saja. Pakai asas kondisi business as usual dalam arti tanpa perubahan apapun.

Dua alinea di atas, hasil amandemen “igauan malam plus bahasa tubuh, aplusan jin penunggu”. Date modified di personal laptop 7//201 9:27 PM. Tepat 3 (tiga) tahun yang lampau.

Di negara supermaju pun, anak cucu ideologis bukan pasal tabu. Banyak jalan menuju kursi presiden. Pengkaderan bentuk percepatan atau sejalan dengan pola pengkarbitan. Kader jenggot tetap lebih eksis atau cepat eksis. Sejak dini diorbitkan agar tak ketinggalan zaman. Yang penting ditampilkan sebelum waktunya. Agar tak grogi atau demam panggung.

“promo kepagian, berakhir sebelum berkarier”. Pastilah jika suatu urusan di tangan ahlinya, ahli bongkar tidak bisa pasang, tidak mampu rakit kembali. Namun malah menemukan bentukan anyar, wujudan tidak terduga oleh khayalan, pengangan. Secara yuridis politis dapat mengabaikan jasa sang pahlawan kesiangan. Diberi mainan agar tidak ngrecoki. Malah menjadi biang segala biang onar. Saingan patih Sengkuni. [HaéN]

èfèk mégatéga, antar kawan partai saling nyathèk rebutan nyapres

èfèk mégatéga, antar kawan partai saling nyathèk rebutan nyapres 

 Kontrak politik dengan asas “siapa menjadi apa”, “siapa kebagian apa” termasuk pasal bebas “siapa dikorbankan demi apa”. Kompromi politik nusantara selalu kalah pamor dengan modus multipihak. Fokus adu nyali sebelum jatuh tempo. Sebelum disikat, main babat duluan. Sebelum terbukti, buktikan pihak lain lebih pelampau batas demi bangsa dan negara.

Serba multi bisa dikalahkan oleh serba méga. Pengalaman petugas binaan partai di periode kedua, kian cerdas beringas, berangasan. Tak pakai mikir (lama). Belum disuruh sudah bergegas berangkat. Belum ditabuh langsung berdengung linglung, sudah berdenging nyaring melengking.

Dimotori dan dipelopori bandot politik jebolan era Orde Baru, kita tak menggunakan rezim karena belum pasti penggantinya lebih mulia, atau kawanan parpolis kambuhan, karbitan, dadakan. Pemain pasar politik nusantara, acap kalah pamor dengan pendatang baru, yang serta-merta didaulat sebagai kader kehormatan partainya.

Proses pesta demokrasi sudah bisa ditebak langkah konstitusionalnya. Tata niaga politik tetap mengandalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan. Semakin banyak pasal, menunjukkan pelaku pesta demokrasi harus banyak akal. Sigap saling jagal dan saling jegal.

“dikotomi pribumi primitif nusantara, kejam ke sesama vs tajam ke beda warna”. [HaéN]

seni griya sekilas seni, ora mboseni

seni griya sekilas seni, ora mboseni 

 Tipe 49 adalah tipe rumah tinggal terkecil subversi KPR-BTN. Akad kredit1985. Landasan religi akad nikah 1986. Adab menegakkan rumah tangga, didasari punya rumah tinggal pribadi. Saat itu banyak  cara, pilihan untuk huni rumah. Termasuk perumahan Perum-Perumnas dan Real Estate.

Status rumah pertama, pamali untuk dijual. Bersyukur, rumah malah sudah bisa beranak-pinak.

Renovasi pertama, teras depan kamar tamu ditinggikan dan diperluas sampai pagar depan. Ruang   tamu umum dan tempat bermain anak, lesehan. Rumah hadap ke utara. Tambah kamar tidur ortu dan  anak. Memanfaatkan tanah lebih di samping kanan dan belakang. Setelah garwo pensiun, renovasi ketiga  anti banjir.  

Singkat kata. Penghuni pertama awal 80an. Ahirnya rumah sudah ganti tipe dan atau bertingkat.  Efek peninggian badan jalan. Terakhir dengan beton cor. Banjir 5 tahunan, jumat 15 Juli 2022. Beberapa  cm di bawah rel pintu masuk halaman. [HaéN]

Kamis, 28 Juli 2022

déduksi dadu politik 2024

déduksi dadu politik 2024 

 6 bidang bujur sangka, kubus dadu politik. Kemungkinan utama dan pertama, tertempel lambang  parpol dari sekian puluh parpol peserta pesta demokrasi 2024. Rakyat paham sadar dengan tipu-tipu aneka muslihat. Dua periode petugas partai menjad faktor penentu pengguna hak pilih.

Kemungkinan yang tersisa. 6 foto wajah yang diduga layak nyapres. Efek simbol petugas partai, tetap menentukan penampakkan wajah. Filosofi kaping wolu menjungkirbalikkan hasil survei tanpa survei. Sosok   dimaksud bukan bangkit dari kubur.

Bisa-bisa demokrasi yang terkubur, akan membangkitkan wajah terpendam. [HaéN]

sampah masyarakat, buka mulut tutup mulut

sampah masyarakat, buka mulut tutup mulut 

 Sekaligus menjadi postingan ke-100 juli 2022. Tidak istimewa, cukup seyogyanya. Frasa “penyakit masyarakat” seolah ada interaksi sosial dengan frasa ”sampah masyarakat”. Simak terminologi baku, definisi formal. Khususnya penjelasan resmi oleh pemerintah. Tersurat maupun tersirat dengan nama baik, martabat kebangsaan, peranakan kronologis.

Barisan anti-sosial, masyarakat tunalaras dipelihara penguasa. Masyarakat yang dinamis adalah yang siap, sigap, siaga dan selalu melakukan gubah-rubah-ubah adab di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Landasan keimanan individu masyarakat, berkeimanan sosial bangsa menjadi perkuatan pondasi religius.

Degradasi lingkungan politik tidak terlepas dari kehidupan sosial ekonomi setiap peradaban manusia politik. Khususnya pihak yang menentukan kebijakan partai. Serakah politik sudah melampaui ambang batas kesabaran alam. Manusia (serigala) politik dimana pun bercokol, mampu “menentukan” kebijakan alam.

Konon, yang dimaksud dengan “sampah masyarakat” – karena dianggap menistakan martabat bangsa, wibawa negara serta citra pesona penguasa – maka dihapus dari kamus dan bahasa politik. [HaéN]

tindak turun tangan vs aksi buka mulut

tindak turun tangan vs aksi buka mulut 

 Dua komponen utama literasi anarkis. Pelaku tanpa batas kelompok umur, gender maupun status statis kebangsaan.

Ternyata pernah dipostingkan tayangan “parpol kosong brutal tindakannya”. Date modified 6/26/2018 di personal laptop 4:03 AM. Hukum rimba. Ketika sedang kuasa, hukum ada di tangan. Pesan moral film barat maupun versi India, tak jauh beda. Bahwasanya kebenaran akhirnya akan menang. Walau sempat dan memang harus melampaui dan menghabiskan babak belur. Happy ending kata penulis skenarionya. Ditutup dengan munculnya sang pahlawan.

Ibarat buka lahan, bangun ladang kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak pihak merasa berhak menyandang hak kuasa, milik, guna, manfaat tanah-air nusantara. Pihak paling perasa, kawanan anak cucu ideologis. Kekuasaan atau selaku pemegang otoritas politik bisa diwariskan. Trah politisi sub-lokal sampai pihak merasa pewaris kursi notonegoro. [HaéN]

bocah wingi soré vs wong lali umur soré

bocah wingi soré vs wong lali umur soré 

 Disebutkan secara umum dan menjadi pengetahuan umum. Belum tentu jadi pemahaman umum.  Bahwa masa lima tahun pertama kehidupan anak manusia, menjadi faktor penentu perwujudan manusia unggul seutuhnya. Masa yang sangat sensitif, responsif terhadap lingkungan serta rawan, rentan, riskan terhadap perubahan.

Tahap balita, terlebih punya dua atau lebih anak balita. Orangtua, khususnya ibu kandung wajib  punya ilmu asah-asih-asuh.  Makanya masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical  period).

Antara wanita karier dengan ibu rumah tangga, punya rumusan kelola keluarga. [HaéN]

kemarin saja belum

kemarin saja belum 

 Walau hanya  terdiri atas, terjadi dari 3 (tiga) kata. Mengandung mengundang, tepatnya bias atau multimakna. Bahasa tetap bahasa. Pendekatan kontrafilofis berkebangsaan diharapkan lebih fokus terurus   plus serius. Orang kayanya kaya, butuh bantuan tim gugus tugas memprakirakan kekayaannya.     

Beda dengan orang malas skala nusantara tapi bisa hidup di atas rata-rata layak, pantas, patut. Pakai celana pendek, nenteng korek api dan sebungkus rokok. Biar dikira merakyat. Ini ilustrasi kaum adam. Lupa kalau ybs nenteng gawai layar sentuh. Profil kaum hawa lebih suka menampilkan cerita wah-wah.

Ketika si malas tadi ditanya sudah mandi atau belum. Hal pribadi yang terdeteksi kasat mata. Rawan pasal HAM. Siapa nyana, si malas malah bangga diperhatikan. Jawaban bak pernyataan diplomatis. [HaéN]

Rabu, 27 Juli 2022

mulus-mulus tanpa gaduh sesuai skenario penggaduh

mulus-mulus tanpa gaduh sesuai skenario penggaduh 

 Manusia politik nusantara berketurunan sibuk di tempat. Ciri wanci anak cucu ideologis nyadong dawuh, sendiko dawuh. Ora siap dhawah. Duduk manis tangan dilipat, tunggu waktu tutup buku.

Pesta demokrasi daripada era rezim politik-militer Orde Baru, pakai asas luber (lubangi beringin). Kemudian berlanjut longsoran rezim reformasi, modus negara multipartai. Juara umum pesta demokrasi merasa berhak meraup semua kursi trias politika. Pernah menjadi oposisi banci, oposan apa oplosan, lanjut zona merah terintegrasi. Bisul politik bersebut tirani minoritas, tetap eksis di setiap periode pemerintah.

Betapa petinggi partai politik dadakan, panasadem menempel penguasa. Merasa selaku penyokong, pendorong, dukungan suara sekaligus lonjakan suara legislatif. Masuk babak kedua, merasa jatah kursi eksekutif  tidak sebanding. Merasa kecolongan, tiwas dandan. Tanpa aba-aba, bebas komando siapa saja langsung balik diri. Topeng bopeng politik tidak bermanfaat lagi. Topeng model yang bagaimana agar aman   sampai tujuan.

Apalagi kalau perampok dituduh maling, copet. Merasa direndahkan prestasi, kondite. Sudah jelas ahli mengeruk, mengeduk kekayaan alam nusantara secara illegal namun dilakuikan secara kolektif kolegial, merasa bersih diri. [HaéN]

lompatan besar ujaran umpatan anak bangsa primitif nusantara

lompatan besar ujaran umpatan anak bangsa primitif nusantara 

 Di jalan raya terdengar raungan motor. Congor knalpot modifikasi bengkel segala merek. Seperti  komando, berapa motor melambat, pindah jalur kiri. Tahu diri. Sudah berapa kali tarikan, hisapan rokok. “Motor pendengung” kapan nyalipnya. [HaéN]

celah belah persatuan nusantara

celah belah persatuan nusantara 

 Tak bisa dipersalahkan hidup-hidup. Karena mesin politik PG didominasi manusia ekonomi. Secara ideologis, PG sudah kehabisan nilai jual. Kaum militan, fans, partisan PG hanya yang masih dijiwai watak dan karakter birokrat atau kepemerintahan.

Bentukan lain penjajahan oleh bangsa sendiri. Lebih daripada, perusak budi pekerti bangsa bukan dari eksternal. Bukan karena éfék mégatéga, mégakorup mitra mégatéror. Mitra negara alias musuh rakyat. Itu baru benar, walau belum tentu betul. Karena semua jurus sedang berproses, kita tunggu hasil akhir yang tidak akan pernah berakhir punah. Lanjut ke anak cucu perusak diri.

Soal ganti pemimpin nasional, wakil rakyat akan muncul UU yang lebih dinamis, fleksibel, lentur. Bukti demokrasi multipartai tahu, paham HAM. Kinerja kasat mata kawanan DPR RI adalah bebas gaduh politik. Tahu-tahu besok pagi sudah ada UU anyar, cepat saji. Tinggal ketok palu antar pihak. Semua pihak, multipihak saling menguntungkan. RUU mangkrak itu soal dinamika politik yang bergerak bebas 24 jam.

Belum bunyi apa-apa. [HaéN]

buruk nama, cermin tetangga sebelah dibelah

buruk nama, cermin tetangga sebelah dibelah 

 Belum kesimpulan apa-apa. Pra-indikasi, indikasi awal yang mana dimana terjadi pergantian pelaku seiring pergantian antar waktu. Kejadian terus berlanjut, runtur, runut. Belum tuntas satu kejadian, pihak lain menuntut usut.

Model mulut berlumut hingga sampai muka tembok tapi licin bak belut. Bebas gender, kelompok umur, asupan gizi global.

Potensi dan posisi formal si “buruk nama” sudah mengindikasikan celah belah persatuan nusantara. Berlanjut sampai batas waktu yang tidak bisa diprediksi. Sistem kerajaan nusantara berlapis. [HaéN]

Selasa, 26 Juli 2022

fitnah tanpa tatap muka, sembuyi pantat

fitnah tanpa tatap muka, sembuyi pantat 

Pemirsa yang budi bahasaku. Tak jauh-jauh dari anggota tubuh yang dimaksud. Skala kerusakkan tergatung laporan, kesepakatan maupun pesanan lokal. Acuan utama adalah fitnah segala fitnah, hak patèn penguasa.

Éfék domino propaganda, promosi, provokasi penguasa, terlebih untuk mempertahanan dan atau melanjutkan kekuasaannya, terasa sampai tepi pinggiran luar nusantara. Bersyukur, masih banyak rakyat yang kadar keimanannya tak goyah oleh aneka ujaran kebodohan, unjuk pandir diri, ujaran nista diri, pamér bégo pihak loyalis penguasa.

Literasi anarkis menjawab semua silang kata. Mau dibilang “olok-olok politik lebih kejam ketimbang fitnah”, malah ybs bangga tersanjung bulat-bulat. Ironis binti miris, kian cerdas akademik maka berbanding lurus dengan produktivitas produk kejahatan kemanusiaan.

Era reformasi menjadikan yang berkuasa secara formal, dejure hanya pada manusia politik, kawan partai, liwat pesta demokrasi. Pihak yang secara defacto lebih kuasa adalah kawanan yang uangnya tanpa nomor seri atau manusia ekonomi. Pihak tirani minoritas. [HaéN]

laku miring agawé jeneng miring, gara-gara bumi mubeng miring

laku miring agawé jeneng miring, gara-gara bumi mubeng miring 

Tanyakan fakta kepada tukang biang onar. Malah dikira menantang. Dituduh sebar tebar fitnah tanpa tatap muka. Rahasia umum tidak perlu diklarifikasi, cari perkara. Mending cari sampah betulan. Menunggu yang benar tetap benar, perlu perjuangan bangsa. Kendati hingga sampai terwujunya ikn nusantara.

Benar dalam tataran, takaran matematis tentu beda dengan benar sesuai skala politis. Tirani minorias selalu “memenangkan kebenaran”. Pihak yang dirugikan, walau satu kaum, malah bisa balik jadi terdakwa  jika berperkara.

Budaya malu, urat malu atau semua pasal hukum yang menggunakan lema ‘malu’. Dikanibalkan,  kompromi, oplosan dengan pasal kebahasaan. Berbahasa lisan maupun tulis, sebagai identitas jiwa, mental, moral, nyali dan adab diri.

Kembali ke judul. Tindakan memalaskan diri, karena yakin jika mampu membaca realita. Ibarat jalan mundur. Akibat nalar politik yang melihat asas berbagi begitu dominan. Ketidakmampuan diri kian mengkerucut. Mau beroposisi terhadap diri sendiri, tahu hanya sebuah langkah kesia-siaan.

Mau berkeringat tanpa meninggalkan aroma tidak sedap. Masuk tataran dan tatanan religi ketauhidan. Disebutkan tersurat bahwa barangsiapa menutupi aib saudara sendiri, maupun orang lain. Cukup untuk diketahui diri sendiri. Maka “Yang menguasai Hari Pembalasan” akan menutup aib kita di akhirat. [HaéN]

ukir nama baikmu di atas pasir

ukir nama baikmu di atas pasir 

Bobot hukum, tolok ukur, kriteria frasa “nama baik” ditetapkan oleh produk hukum. Berkekuatan tetap, menerus dan berkelanjutan. Semangkin sang penyandang beban ”nama baik” bernilai formal di mata pasal hukum tentang “orang baik-baik”.

Maka daripada itu, sanksi khusus, khas, spesialis, istimewa bagi pihak yang sengaja mengungkap fakta ada apa di balik “nama baik”. Dikarenakan temuan dimaksud untuk memperkuat nilai dasar negara.  Agar oknum penyelengara negara segala kategori sibuk membangun “nama baik”.

Berarti, busana kebesaran untuk membungkus “nama baik” tidak ada duanya. Hak patèn dan dibawa mati. [HaéN]

Senin, 25 Juli 2022

wani yèn akèh balané

wani yèn akèh balané 

Oleh karena itulah, sosok wayang Baladewa. Sendiri saja berani. Tidak main keroyokan, model opas penjaga empang juragan lele jumbo. Bukan salah nama atau ybs ganti nama agar tampak wibawa, martabat.

Beda dalang beda pewayangan. Pokoknya untuk lucu-lucuan, juga tidak. Karakter tiap panggung politik wayang wong. Muncul tokoh Limbukwati. Paling lucu, sebutan Rahwanaputeri, Dasamukaputeri. Tanpa menunjuk lokus. [HaéN]

menggok ngiwa kesasar ing pakiwan

menggok ngiwa kesasar ing pakiwan 

Satelit Palapa nusantara dengan SKSD-nya membuat pengguna jalan tak tersesat di bumi pancasila. Lain pasal justru dengan peta dasar negara, penyelenggara negara sengaja menyesatkan diri. Peta jalan tampil di aplikasi gawai. Mempermudah jelajah rupa bumi. Negara dalam pantauan negara.

Penjahat klas jalanan, segera dibekuk batang hidungnya. Praktek politik aneka muka, rupa, wajah, roman lebih meyakinkan ketimbang politik dua kaki. Karakter manusia yang divisualkan oleh wayang kulit mengikuti tantangan zaman. Kombinasi, sosok kesatria namun watak raksasa. Sosok hawa, namun lebih buas daripada buta penghuni rimba belantara tak bertuan.

Seangker-angker hutan atau sebutan lainnya, masih kalah keramat, wingit dengan istana tempat tinggal raja hutan. Karena istana adalah simbol kekuasaan penguasa yang diperoleh secara konstitusional, demokratis. Baik-buruk, benar-salah, ditentukan suara mayoritas. [HaéN]

manusia lebih mengutamakan nama baik ketimbang akhlak mullia

manusia lebih mengutamakan nama baik ketimbang akhlak mullia 

Suasana kebangsaan nusantara tidak sekedar membeIi peluang formal, bahkan panutan dengan sengaja berbesar kepala melakukan proyek percontohan. Bebas skala prioritas. Ditempeli gelar akademis kehormatan, malah kabotan lambé.

“miskin asal sombong” sekedar mengacu negara kaya utang saja berlagak bak negara maju. Tampang desa rezeki kota menginspirasi anak bangsa pribumi untuk bondo nekat, kendel alok, waton  suloyo. Sayang kalau sampai tilar donya belum pernah viral dunia.

Rakyat kebal dengan bencana politik buatan manusia. Huru-hara sosial, hura-hura ekonomi akibat salah rumus. Rumus pasar tradisional untuk mengantisipasi dampak gejolak pasar dunia. Jangan salah-salahan, justru menunjukkan daya tahan rakyat tapak tanah.

Gelar koruptor, manipulator kian mendongkrak popularitas, elektabilitas, kapabilitas ybs. Lengkap komplit potensi generasi pe-gawai, pe-gadget diimbangi syarat administrasi sertifikat “nama baik” tanpa cacat bawaan, bebas noda. [HaéN]

cedera diri akibat penyakit hati dipelihara

cedera diri akibat penyakit hati dipelihara 

Setiap manusia dengan sengaja, walau tanpa rencana, apalagi tanpa hak telah melakukan tindakan hukum. Karena ketidaktahuan atau unsur lalai, abai harus berani mempertanggungjawabkan. Kemungkinan tidak ada pihak yang lapor merasa dirugikan. Mau lapor malah rugi berlipat.

Kecuali rugi reputasi dunia, rugi karier persaingan, rugi kondite relawan atau juru keplok.

Risiko potensial cedera diri akibat penyakit non infeksi memacu memicu cedera mulut. [HaéN]

Minggu, 24 Juli 2022

postingan ke-7001 24juli2022

postingan ke-7001 24juli2022 

Hukum kejadian, kendati tidak berbasis kasualisme, tetap bisa terjadi fakta rencana tinggal rencana. Niat awal sebelum kejadian ini terjadi. Mau ketik judul “postingan ke-7000 24juli2022”. Tenyata nyatanya, postingan ke-7000 sudah diduduki oleh “tak putus dirudung perundung”. Diposting oleh [HaéN] di 17.15.  Label: lingkungan. Ahad, 24 juli 2022.

Total tayangan halaman 96.813. In sya Allah, jelang akhir 2022 bisa tembus 100.000 pemirsa.

Alhamdulillah dan alhamdulillah. [HaéN]

tak putus dirudung perundung

tak putus dirudung perundung 

Tragedi politik nusantara berlapis. Borong kursi 2 periode dapat 3 periode. Komposisi dan proporsi apa saja yang menentukan nilai jual sebuah partai politik. Semua hanya hitung mundur dari kalkulasi politik, dengan target akhir adalah berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya).

Porsi dibungkus dengan makan di tempat, ada perbedaan pasal. Jika makan di tempat, satu piring kurang menendang. Lauk masih menantang lawan. akhirnya acungkan tangan ke petugas sambil ujar: “tambah nasaku . . . ”. Petugas warung paham yang dimaksud, yaitu tambah nasi, sayur dan kuah. Jadilah periode kedua perut terisi mata jelalatan.

Kalau sekedar “kalau sudah duduk malas berdiri” bak pariwara jadul, disesuaikan dengan zaman menjadi “lupa kalau sudah berdiri”. Justru pasal “mumpung lagi duduk” yang menentukan sejarah bangsa. Artinya, keenakan duduk dan maunya mau duduk lagi. [HaéN]

ambruk negara gara-gara penyelenggara negara kemaruk

ambruk negara gara-gara penyelenggara negara kemaruk 

Bukan hikayat. Bukan riwayat. Bukan maklumat. Bukan salah alamat. Bukan salah merawat. Bukan keliru meruwat. Bukan adat istiadat. Bukan kodrat negara  .  .  . [HaéN]

kamu mampu bikin mampus kamu

kamu mampu bikin mampus kamu 

Pejuang ’45 bela negara sampai titik darah penghabisan. Pemburu kursi konstitusi, uber semampu mungkin sampai mampus. Kemampuan dalam memampukan diri.

Takhayul yang diyakini siang-malam oleh manusia politik nusantara berupa kepercayaan terhadap tuah politik. Kursi konstitusi menjadi suatu benda “bernyawa” yang dianggap keramat dan nguwalati. Tak heran, tradisi politik berkelanjutan membuahkan aneka ragam legenda, ritual, rawat, ruwat, mitos, nujum maupun wangsit tiban, wangsit dadakan. 

Pertimbangan medis kebangsaan menjadikan anak manusia mengoptimalkan daya akal, olah pikir, kadar logikanya untuk menembus batas waktu dan menerabas sekat ruang. Melampaui generasinya, menyalip zamannya. Dirasa perlu di sistem persaingan bebas, melanggar tatanan, pelampau batas norma kehidupan, dianggap lazim, lumrah. [HaéN]

frustasi kebangsaan, nama komersial vs laku bikinsial

frustasi kebangsaan, nama komersial vs laku bikinsial 

Kreativitas anak bangsa prilangit nusantara berketurunan di tempat, di atas rata-rata bangsa dunia.  Bahkan ada yang layak dapat hak patén. Efektivitas keberlanjutan anti agresi covid-19, duduk manis di  rumah saja, tanpa tatap muka. Sekali cuap, kirim ucapan rendah diri, banyak pihak tanpa pandang umur, terkapar dan terpapar. 

Kilas balik atas faktor penyebab terjadinya aneka bencana kasualisme. Efek karambol, efek domino, mata rantai efek laju modernisme dan kemajuan TIK, bak pisau bermata dua. Mampu mempercepat  perapatan kemanusiaan manusia seutuhnya. Kemanfaatan media sosial, media alternatif, media masa arus bawah, dsb

Keberlanjutan ujaran kebencian berikut ujaran penyerta, ujaran ikutan, ujaran susulan, ujaran  salipan terbukti mampu membuat mampus lawan di pelupuk mata, tanpa tatap muka. Sanggup matèni, matèkaké karakter sesama bangsa. Bersyukur, temuan hak patèn berbasis ujaran kebencian, literasi anarkis tidak dimonopoli oleh kelompok umur tertentu.

Menjadi kebanggan negara. Warisan budaya bukan benda. Jauh abad dan adab munculnya buzzer atau pendengung. [HaéN]

Sabtu, 23 Juli 2022

watak jahil, main sentil tanpa dalil

watak jahil, main sentil tanpa dalil 

Bisa terjadi di lingkungan tempat tinggal. Adab bertetangga menjadi norma, standar, pedoman, kriteria. Hindari konflik sedini mungkin. Batasan yang seharusnya, yang sebenarnya bahwa HAM bicara. Praktek ringan menu bermayarakat. Ikatan teritorial RT/RW membentuk ikatan emosi makhluk sosial.

Masalah, problema di tempat kerja jangan dilanjutkan di rumah. Begitu juga, gaya aksi diri di tempat kerja jangan dipraktekkan di lingkungan. Sesuaikan diri lebur kebersamaan.

Terkadang yang kecil ingin tampil. Eksis duduk sama-sama berpantat. Berdiri sampai penat. [HaéN]

akal sehat vs perut sehat

akal sehat vs perut sehat 

Doeloe, kriteria penentuan ratu sejagat, ditentukan oleh statistik alat vital. Belum dikenal metode tes wawasan kebangsaan. Apalagi hindari pasal “suap sex”, kompromi di atas ranjang.

Sekarang, untuk menjaring, menyaring cikal bakal pemimpin bangsa tidak pakai sinergi alat vital kasat mata. Bahwa korelasi timbal balik antara lingkar kepala-lingkar dada-lingkar perut selaku indikator status dinamis kemanusiaan ybs.  

Bahasa tubuh semakin mengelabui, kian menyesatkan pandangan mata fenomena ketidaksadaran publik. Momentum gagal paham generasi  pe-gawai, pe-gadget diolah oleh penguasa menjadi atau meleburkan persatuan dan kesatuan ke sentimen kawan partai. [HaéN]

jauh lebih sehat ketimbang dekat sakit

jauh lebih sehat ketimbang dekat sakit 

Pendek kata, pendekatan kebahasaan kian bisa bias. Tidak seperti biasanya, tapi lazim. Setarikan   nafas sigap serap judul. Sinergi lebih dari dua ungkapan, istilah, peribahasa. Semakin dipahami semakin   bias. Bukti cerdas diri dan tidak perlu diributkan.

Rumusan yang pasti, hitungan, matematis perangkaan, berbilang-bilang. Namun jika dibunyikan,  dibahasakan, suka-suka yang punya mulut. Hegemoni bahasa karena bahasa adalah otaknya agama dan ilmu. Bukan sebagai faktor penentu saja, bahan menjadi syarat utama.

Mobil baru, ketika keluar dari dealer, mau dijual. Langsung masuk kategori mobil bekas. [HaéN]

Jumat, 22 Juli 2022

pamèr bégo ora entèk-entèk

pamèr bégo ora entèk-entèk

Malah bilang “entèk amèk kurang golèk”. Diartikan, perlu sekolah politik untuk ngajari ketèk mènèk. Tahu susahnya uber kusri konstitusional. Tidak tahu-tahu tinggal nangkring, nongkrong.

Tersedia paket ngajari munyuk ora geleman njejupuk, ora gampangan njejaluk. Nyadhong dawuh menjadi ciri wanci kawan partai. [HaéN]

cacing pita doyan otak manusia pribumi nusantara yang dekat-dekat

cacing pita doyan otak manusia pribumi nusantara yang dekat-dekat 

Tidak perlu penjelasan medis dari pihak terkait. Melekat pada watak bawaan sejak dalam kandungan.  Masalahnya, jika dibawa ke sidang kode etik berbangsa kebangsaan, jika di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa bukan salah bunda mengandung.

Hasil dengar-dengar katanya yang punya fakta, mengindikasikan bahwa isu politik menjadi preferensi media masa arus pendek, media alernatif dalam sajian editorialnya.

Kejadian alami yang sering terjadi, disajikan dalam paket politik praktis, mengaduk-aduk emosi religi nasionalisme kepancasilaan. Realitas kebangsaan kian samar oleh paket berita pesanan. [HaéN]

cemarkan nama orang, sanjung manusia cemarkan diri

cemarkan nama orang, sanjung manusia cemarkan diri 

Penyakit nonmedis menimpa anak manusia berketurunan karena kabotan jeneng. Sisanya, sengaja ngabot-abotké jeneng bèn kétok mentèrèng, ngejrèng. Nama komersial yang lazim dipakai pelawak, dagelan, banyolan, tukang kocok perut maupun penghibur bawah perut.

Politik humoris causa mentertawakan diri sendiri. Pamer bego ora entek-entek. [HaéN]

Kamis, 21 Juli 2022

mendengar, indra pertama sekaligus indra terakhir manusia di dunia

mendengar, indra pertama sekaligus indra terakhir manusia di dunia 

Ketika hati ini masih menyimpan, memendam terutama memperbarui, menghidupankan kata ‘Allah’.

Ketika raga ini tak berdaya di waktu-waktu terakhir atau saat manusia dipanggil oleh-Nya.

Ketika bibir dan lidah kelu ucapkan kalimat tauhid. Maka hati ini yang sebut nama-Mu. [HaéN]

ndang dong dung, aja merasa dugdéng

ndang dong dung, aja merasa dugdéng 

Kurang satu kata ‘ding’. Ingat huruf hidup, vokal a, i, u, e, o.  Kita bahasa punya kata gali-gilo-gulu-gelo-geli. Iya ding, rak tenan omongan wong tuwo, nguwalati yèn ora digugu. [HaéN]

lebih tampak berumur ketimbang usianya

lebih tampak berumur ketimbang usianya 

Anak manusia nusantara senyampang masih doyan nasi atau olahan berbahan baku beras. Sigap 24 jam hidup berdampingan dengan konflik kemanusiaan, skandal kemanusiaan. Mitigasi bencana kemanusiaan dimulai dengan kenali dirimu apa adanya. Bukan mempertanyakan soal “siapa aku”. Atau mempersoalkan  status sosial kebangsaan. [HaéN]

tanpa konflik berkemajuan di tempat

tanpa konflik berkemajuan di tempat 

Jangan bilang ke siapapun, baik bilangan gasal maupun bilangan genap. Ternyata konflik menjadi bumbu kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,  bernegara. Nusantara  penganut  multipartai  ada  anggaran konflik. Faktor penentu karier, prestasi, kinerja  maupun  kesejahteraan keluarga ybs. Stabiilitas  politik yang menentukan  syarat  amannya investor asing buka  cabang, penanaman  modal  asing, sarat konflik kepentingan. 

Konflik rasial di  negara polisi  dunia,  beririsan,  bersinergi  dengan  industri pemusnah  massal.  Bagian integral kejahatan kemanusiaan.

Undang-Undang Republik lndonesia nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas  Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang. Simak:

2.       Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5

Tindak Pidana Terorisme yang diatur dalam Undang-Undang ini harus dianggap bukan tindak pidana politik, dan dapat diekstradisi atau dimintakan bantuan timbal balik sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jadinya, penguasa percaya  dengan segenap keyakinan maupun yakin dengan seluruh kepercayaan  bahwa  konflik politik, gaduh politik, olok-olok politik hanya membikin suasana tidak nyaman bagi masyarakat  selaku  publik, rakyat, khalayak umum.

Konfimasi  atas  informasi  bahwa  pesta demokrasi  menjadi ajang konflik horizontal plus konflik vertika legal konstitusional. [HaéN]