opo abamu mbokdé mukiyo, dudu opo ababmu
Panggung pentas hiburan berbasis syahwat, saraf, libido politik plus
sistematis. Selaku titik temu, ajang tarik ulur antar pihak beda kepentingan,
sama-sama penyuka “hiburan” aneka bentuk. Modus tawar-menawar di bawah sarung atau pasang tarif “suka ambil, tidak suka diam”.
Nilai tawar pemanggung tergantung skenario, konspirasi antar dalang atur
lakon dan tunjuk pelakon.
Saweran politik, kumpulkan uang ceceh, uang logam rakyat.
Sejarah peradaban nusantara sekedar buka simak fakta. Pihak yang heboh justru perang komen antar penggembira. Debat politik bisa mendatangkan ribuan komen penyerta, komen ikutan, komen dadakan. Dari yang bergaya basa-basi sampai yang full basi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar