manusia lebih mengutamakan nama baik ketimbang akhlak mullia
Suasana kebangsaan nusantara tidak
sekedar membeIi peluang formal, bahkan panutan dengan sengaja berbesar kepala melakukan proyek percontohan. Bebas skala prioritas.
Ditempeli gelar akademis kehormatan, malah kabotan lambé.
“miskin asal sombong” sekedar mengacu negara kaya utang
saja berlagak bak negara maju. Tampang desa rezeki kota menginspirasi anak
bangsa pribumi untuk bondo nekat, kendel alok, waton suloyo. Sayang kalau sampai tilar donya belum
pernah viral dunia.
Rakyat kebal dengan bencana politik buatan manusia. Huru-hara
sosial, hura-hura ekonomi akibat salah rumus. Rumus pasar tradisional untuk
mengantisipasi dampak gejolak pasar dunia. Jangan salah-salahan, justru
menunjukkan daya tahan rakyat tapak tanah.
Gelar koruptor, manipulator kian mendongkrak popularitas, elektabilitas, kapabilitas ybs. Lengkap komplit potensi generasi pe-gawai, pe-gadget diimbangi syarat administrasi sertifikat “nama baik” tanpa cacat bawaan, bebas noda. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar