duplikasi replikasi daur ulang pembodohan publik
Agar tidak gagap jauh dari sigap diri
24 jam. Kita simak balik judul jadul “nabok nyilih tangané wong édan”. Date modified
di personal laptop 2/9/2018 1:52 AM.
Hanya ada dua pihak utama yang
berkepentigan dengan sukses pilkada serentak 2018 dan pemilu legislatif
serentak pilpres 2019. Pihak pertama adalah manusia politik yang terlibat
langsung. Sebagai pelaku utama. Sedangkan pihak kedua, adalah manusia ekonomi.
Mulai skala multinasional sampai investor politik. Memang, pada dasarnya
manusia ekonomi tak mau tahu siapa yang akan keluar jadi pemenang. Yang penting
adalah agar usahanya tidak terganggu dengan kebijakan politik penguasa baru.
Generasi korban iklan, berkat polesan
revolusi mental. Balik adab menjadi peolok-olok politik, juru dengung (buzzer),
literasi politik digital, penebar dan penabur fitnah dunia, atau pengganda berita, juru hasut dan nista diri.
Akhirya walau belum berakhir, masuk
pasal “generasi medsos korban ujung jari tangan sendiri”. Date modified
di personal laptop 11/6/2018 5:30 AM. Namun, tak perlu disayangkan. Olah jiwa,
tata jiwa anak bangsa pribumi yang ramah teknologi – khususnya TIK – semakin
menambah kompleksitas duka bangsa. Obat mujarabnya dengan cara mengumpulkan
mereka dalam satu pulau kecil, terpencil. Membentuk habitat. Bisa juga terapi
sederhana dengan menyatukan komunitas mereka dalam satu partai politik.
Momentum jelang 2024, banyak pihak
tidak hanya aji mumpung, ambil kesempatan dalam kesempitan akal pihak tertentu.
Dengan melontar sanjungan, padahal bak lempar batu sembunyi tangan. Dengan
menganugerahi gelar tanpa gelar, agar tetap masuk barisan. Tidak terdegradasi
karena kurang upeti. [HaéN]