Halaman

Sabtu, 30 November 2019

ketika kita kembali kepada kejadian awal diri


ketika kita kembali kepada kejadian awal diri

Tak pakai mesin waktu. Atau ilmu melipat bumi. Jujurnya, kembali menjadi lemah dan kurang akal. Bagian dari tahap pikun. Bahasa langit. Semua orang akan mengalami kejadian dimaksud cuma sekali. Itupun di babak final kehidupannya. Pertanyaan awam, bekal apa yang harus.

Kedudukan akal pada manusia bukan sekedar sebagai pembeda dengan makhluk lain ciptaan Allah swt. Dilengkapi daya fitrah sejak masih dalam bentuk roh.

Interelasi, interaksi antara akal dengan otak, tergantung pemanfaatan.

Dominasi pada rekaman daya ingat. Mudah mengenal, gampang menghafal sebagai modal ajar dan didik. Bayi lahir, dengan inderanya tahu mana suara ibunya. Lanjut dengan manfaat indera penglihatan.

Manusia berakal bukan sekedar karena mampu mengoptimalkan fungsi otak. Cek ulang bagaimana hubungan setara saling menentukan antara akal, ilmu dengan agama, iman, amal.

Olah kata sebagai bagian utuh seni. Otak kanan menjadi komandan. Jangan sampai terjadi kita pikun dini. [HaéN]

periodeisasi kursi RI-1, pas : cukup : kurang


periodeisasi kursi RI-1, pas : cukup : kurang

Pakai rumus apapun, tidak akan ketemu batasan ideal batas waktu jabatan kepala negara. Beda dengan kepala desa yang berdaya tarik akibat tersedia Dana Desa, ADD, APB Desa, Aset Desa, Barang Milik Desa.

Tepatnya, cukup dengen penerawangan fiktif. Terdengar sayup bisikan. Juga bukan dari asumsi historis 7 (tujuh) presiden RI. Setinggi-tinggi bangau terbang, semakin tinggi akan jatuh dengan sendirinya. Sejauh-jauh tupai melompat antar pohon kelapa, yang diincar itu-itu saja.

Beda dengan serigala politik. Yang mana dimana didapatkan fakta, “serigala politik berbaju serigala”. Banyak pihak terkelabui, tersihir, terpesona, tertipu hidup-hidup. Di atas kertas bisa diandalkan sebagai sekutu sampai mati kutu. Mau diajak menelan pit pahit bareng-bareng.

Gabungan deret ukur dengen deret hitung. Hasilnya, mudah dihafal tanpa daya akal.

Kalau cuma satu periode, sudah pas untuk ybs maupun rakyat. Bukan dilihat lima tahun kok lama atau sebentar. Soal kinerja, menjadi tanggung jawab bangsa. Soal balik modal, lihat ambisi, pamrih terselubung.

Ditingkatkan, tepatnya diperpanjang menjadi dua periode.

Tunggu . . .

Kilas balik mengapa penguasa tunggal Orde Baru bisa awet, betah, jinak-jinak buaya. Musuh bersama adalah kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Artinya, rakyat diformat dengan jualan politik musuh negara. Rakyat diposisikan buta politik. Kembali lanjut . . .

Ide politik penguasa tunggal Orde Baru menjadi panutan sampai kini. Rakyat identik dengan uneducated people, permanent underclass, manusia kurang beruntung, kaum marginal, kelompok terpinggirkan hanya jadi penonton pasif.

Iseng sela. Kemampuan operasi senyap, berlarut. Mengandalkan pasal taktik gerilya dan sekaligus bentuk lawannya, yaitu taktik kontra gerilya. Ini kelebihan mengimbangi bukan orang partai. Bandingkan dengan modus operandi politik ‘petugas partai’ periode 2014-2019.

Jadi, apa artinya dua periode. Rasanya memang merasa ‘cukup’. Impas secara balik modal atau imbangan bentuk lain. Jangan lupa, pihak pendukung merasa belum diayomi, diayemi. Cuma diyem-yemi ben bungah.

Rumusan presiden tiga periode. Belum duduk pas pantat. Kawanan loyalis berupa sebuah parpol ujung nusantara, mengadang-gadang capres 2024. Musuh nusantara tambah satu. Bagi oknum ybs, dengan khas kekehannya, mantuk-mantuk doang. Membayangkan malah kurang. Di ibukota anyar, kalau cua meresmikan. Telan pil pahit. [HaéN]

vitalitas generasi ujung jari nusantara, bau kencur vs bau tanah


vitalitas generasi ujung jari nusantara, bau kencur vs bau tanah

Konsumen, baik perokok aktif maupun perokok pasif, diasumsikan sadar diri sejak dini. Bahwa bahaya laten merokok akan membawa konsekwensi logis berupa kecanduan, ketagihan. Di luar mati dini maupun mati mendadak. Soal pasal memancing aneka jenis penyakit. Minum air putih saja berdampak. Makanya dijual air mineral dalam kemasan.

Ada saja pihak yang peduli, memanjakan mulut ahli hisap. Bakar uang, bakar tembakau, masih ada yang lebih gengsi, berklas. Mengindikasikan kualitas gaya hidup, superioritas, rasa aman, citra-pesona-wibawa di atas rata-rata lokal, kepribadian ganda atau jargon dengan maksud tak beda jauh. Masuk kategori ahli sedot. Perhatian lingkungan maupun obyek industri skala global.

Menggunakan pendekatan sejarah kritis. Penggunaan teknologi anjuran dalam ujaran bebas di media sosial, melipatkan keuntungan ganda yang lebih tinggi daripada teknologi literasi beradab. [HaéN]

Frustasi Politik vs Politisi Karbitan


Frustasi Politik vs Politisi Karbitan

Dadu politik nusantara memang selalu atraktif. Mulai hanya berisi gambar pohon beringin di enam sisinya. Sampai seolah satu warna di saat negara multipartai. Merah kental universal sampai abangan lokal.

Peta politik, peta sebaran kandang atau lumbung suara parpol, identik dengan teritorial politik dinasti. Format daerah pemilihan (dapil) setara dengan pemasok SDM politik terbarukan. Tingkat kesulitan daerah sampai tingkat desa/kelurahan akan menentukan anggaran demokrasi. Berbanding terbalik dengan jangkauan dan daya jelajah biaya politik.

Kallkulasi politik, tidak ada suara pemilih sah yang dianggap percuma. Penggunaan hak politik dengan memilih orang dan atau parpol pilihannya, secara psikologis menjadi daya dukung politik. Terlebih pada sistem pemilu dengan prosedur one man one vote. Terasa nyata pada saat hasil hitungan sementara kontestan berimbang, atau beda tipis.

Tata niaga politik nusantara mudah kebaca, mudah ditebak arah angin maupun pesona panggung. Di tarik mundur, politisi sipil macam apa pun, sudah mampu menebak ‘hasil akhir’. Banting harga pun tetap akan mampu mendongkrak, mendulang suara. Ditambah, sejatinya manusia politik masih di bawaj ketiak manusia ekonomi.

Nilai jual politisi sipil kian redup jika berseteru dengan mantan alat negara ataupun yang masih aktif. stok, cadangan nasional politsi sipil didominasi pewaris politik. [HaéN]

Jumat, 29 November 2019

negara berkembang plus generasi berkesempatan berkemajuan


negara berkembang plus generasi berkesempatan berkemajuan

Latar belakang dan atau halaman depan, mengapa sampai berjudul. Hanya bisa dipahami dengan makna masing-masing kata kunci. Itu masih terasa banci, gado-gado, bias. Konektivitas antar kata kunci, menjadi jembatan keledai. Mempermudah daya dong pemirsa. Terutama dari negara penyuka, pemirsa blogspot.

Bahwasanya anak bangsa pribumi nusantara,  dari generasi ke generasi berkelanjutan berada di jalur pacu yang sama. Daya kompetitif, daya saing belum tentu setara.  Mengacu hasil asumsi katanya ternyata banyak fakta terabaikan. Sejalan ikhwal ini, pewarisan lintas generasi membuat pola acak penyebaran pendidik politik.

Setiap konsep politik  menjadi saksi dari suatu tataran nusantara berbudaya. Suatu tradisi peradaban yang diterima secara mentah-mentah. Orang sudah tak melihat isi. Langsung pasang target terukur.

Metode historis dimanfaatkan untuk merekonstruksi, memformat ulang menguatnya kedudukan seorang penguasa sebagai akibat dari penulisan konsep politik. Ramuan konsep politik yang dipesan penguasa pada pujangga pengganda plus penebar, penabur propaganda.

Bukan akhirnya atau simpul awal. Ada 3 (tiga) tahap adab nusantara. Pertama. Generasi sibuk di tempat mencetak jati diri melalui jasa kemanfaatan TIK. Kedua. Generasi bau tanah bangga dengan masa lalu yang tak pernah berlalu di depan matanya. Ketiga. Generasi sarat ambisi, padat pamrih sabet yang di depan mata, sambil membiarkan masa depan tak terurus. [HaéN]