radikal bebas skenario
vs ujaran bebas mulut/tangan tak bertuan
Radikal bebas – apapun términologinya – secara awam
sampai kata ahlinya, merupakan salah banyak faktor penyebab, cikal bakal timbul
plus mewabahnya penyakit politik. Skala ringan yang berdampak pada diri ybs
sampai skala nasional yang berdampak pada moral bangsa.
Padahal, skala moral
terbawah muncul peolok-olok politik. Yang ini juga sebagai pemacu dan pemicu
pola ‘libas lawan politik’, jangan diberi ampun. Pahlawan politik kesiangan,
kepagian. Modus penguasa bak gayung bersambut. Muncul aneka ujaran lisan
langsung cangkem atau ujaran tertulis liwat jasa ujung jari tangan.
Doeloe, kata makian dan
sebangsanya, hanya bisa dicari, diketemukan,
tersedia di kamus bahasa. Naik peringkat menjadi bumbu lawakan, novel, drama,
sinetron. Sekarang, menjadi hak milik semua lapisan, tingakatan anak bangsa
pribumi nusantara.
Efektivitas negara
berkembangan. Perkembangan pemanfaatan, pendayagunaan ‘ujaran bebas’ tak kenal
korelasi, tak pakai hubungan timbal balik, tak perlu hukum berbanding lurus dan
atau hukum berbanding terbalik, antara yang punya cangkem dengan produk ujaran.
Bahkan. Bukan fakta,
asumsi sejarah hidup dalam panggung praktik demokrasi. Yang seharusnya terlepas,
terproduk sebagai kentut. Bisa menggunakan jasa mulut. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar