kebebasan sipil vs bebas
utul
Bangunan sipil taka da
kaitan, ikatan dengan sipil di masyarakat sipil. Jauh rasa dari frasa non–TNI
Polri.
Untuk memberikan
gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia sejak tahun 2009,
Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
merumuskan pengukuran IDI (Indeks Demokrasi Indonesia).
IDI adalah indikator
komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat
capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek
demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political
Rights), dan Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).
Khusus, fokus pada
Kebebasan Sipil (Civil Liberty) yang memiliki 10 (sepuluh) indikator:
1.
1.
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang
menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat.
2.
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat.
3.
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang
menghambat kebebasan berpendapat.
4.
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang
menghambat kebebasan berpendapat.
5.
Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan
ibadah agama.
6.
Tindakan/pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi
kebebasan menjalankan ibadah agama.
7.
Ancaman/penggunaan kekerasan dari kelompok masyarakat
terkait ajaran agama.
8.
Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender,
etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya.
9.
Tindakan/pernyataan pejabat pemerintah yang diskriminatif
dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya.
10.
Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena
alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya.
Bagi pengguna media
sosial atau sebutan lain dengan produk sampingan. Sebagai ajang praktik anak
bangsa pribumi berujar tertulis. Terlebih muncul klas olok-olok politik atau
ujaran terttulis (utul). Dampak tahun politik 2018. Lanjut dengan pola berpola
dipelihara oleh negara. Proyek kawanan loyalis penguasa.
Rakyat tahu mana hidung
pengkhianat negara. Sedang naik daun.
Doa rakyat dengan segala kearifan lokal, sambung-menyambung 24 jam,
konsisten dan tak minta percepatan T3 Yang Serba Maha. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar