panas adem pilpres 2024,
nyandu kursi vs mabuk kursi
Sebetulnya, lebih pas pakai judul “belum meminang sudah menimang”. Plagiat atas
judul olah kata sendiri. Satu judul untuk tema yang diusung. Judul tak diuraikan
sebagaimana lazimnya. Pemirsa dianggap lihat judul, langsung mau tahu
kesimpulan. Mencari hal baru, ybs sendiri tak tahu apa itu ‘hal baru’ dimaksud.
Mirip proses pencarian. Pada saat pencarian terakhir, yang dicari baru
diketemukan, didapatkan.
Akhirnya walau belum berakhir. Pihak yang masih
berakal sehat, cerdas diri, hati bening. Tak perlu buang waktu. Langsung saja
ke tempat lokasi yang probabilitas akurat. Daya terawang menembus batas waktu
dan jarak tempat. Sosok yang akan jadi presiden ke-8 RI. Langsung tembak orangnya.
Tak perlu repot-repot mencaplok kader partai lain. Pola
usang bahwasanya karir politik dirintis dari nol. Mulai dari papan bawah. Start
dari garis awal. Peta nasib dan perjalanan politiknya terdeteksi. Kecuali jika
memang watak serakah politik menjadi karakter. Urat malu sudah diganti.
Bergulirnya parpol asuhannya – awal bermula berdiri
sebagai perpanjangan tangan penguasa ekonomi – menjadi benalu politik, parasit politik.
Aroma irama bahasa tubuh boros biaya politik. Waktu tunggu akan menyerap emosi,
energi dan harga diri.
Rétorika politik yang tak tahu untung, tak tahu
diri ini, hanya bukti ulang frasa ‘gugur sebelum bertempur’. Tepatnya, untuk ikut latihan saja sudah pakai modal keringat
orang lain. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar