Halaman

Rabu, 06 November 2019

si pemisah silaturahmi dengan yang di depan mata


si pemisah silaturahmi dengan yang di depan mata

Konsekuensi logis jika kemajuan TIK mampu merubah derajat kemanusiaan. Generasi sejak dalam kandungan sudah kecanduan ber-gadget ria dan ber-gawai jenaka. Keseimbangan pancaindra diacak-acak oleh interaksi ujung jari tangan dengn tuts atau fitur.

Akhirnya terjadilah generasi yang bau tanah, menjelmakan diri menjadi generasi yang tak diharapkan. Menuh-menuhi jagat nusantara  plus menguras cadangan pangan nasional. Tahu sedikit tetapi banyak memberi tahu. Daya hafal, ingat, rekamannya mengalahkan manusia genius kondang.

Serba salah yang tertera di kamus bahasa, butuh adendum, revisi. Tepatnya perlu asupan, masukkan sesuai adab. Bukan kondisi yang mendadak jika semua lapisan anak bangsa pribumi nusantara bersubsidi, mahir cakap “krama inggil”. Tak pandang warna bulu lawan dialog, diskusi, debat.

Kegemaran buka cangkem ketimbang mingkem. Obral kata nista demi popularitas semu. Netra manusia menjadi tembus pandang. Bisa-bisa meringankan kerja 2 malaikat pencatat rapor manusia. Jauh digayuh vs dekat disekat [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar