Halaman

Rabu, 13 November 2019

generasi gemulai nusantara, merasa gagah berolok-olok politik


generasi gemulai nusantara, merasa gagah berolok-olok politik

Tanggungan nasib manusia (baca, catatan penghasil dosa) menjadi tanggung jawab pribadi. Tidak bisa dilimpahkan ke pihak lain. Tak dapat diwariskan ke anak cucu. Mengapa tak bisa jadi kalifah, pemimpin, penguasa atas diri sendiri.

Maunya lihat ke atas, ke pihak lain yang sukses dunia. Merasa bisa. Orang lain kok bisa nongkrong dan atau nangkring bebas di pucuk, di puncak kehidupan. Naik daun bermain antar panggung. Tak pernah sepi order. Tak pilah pilih order. Abaikan semangat kolektif kolegial. Jatah order teman, kalau bisa diembat, disikat ludes.

Merujuk pada Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia yang dideklarasikan di Ciloto 13 Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka (heritage) Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka Saujana.

Pusaka Alam adalah bentukan alam yang istimewa.
Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka Budaya mencakup pusaka berwujud (tangible) dan pusaka tidak berwujud (intangible).
Pusaka Saujana atau dikenal dengan cultural landscape (saujana budaya), merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang berwujud dan tidak berwujud

Dogma pejah gesang ndèrèk panguwasa, berepisode sampai periode kedua. Modus yang muncul dengungan menjadi promosi, propaganda, provokasi.

Ingatkan diri pada pasal Kontra radikalisasi dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui kontra narasi, kontra propaganda, atau kontra ideologi. Sejalan dengan aksi fisik pasang badan, kawal nusa, jaga juragan, bela majikan. Merebak sampai media dalam jaringan sebagai ajang penebar dan penabur fitnah dunia.

Akhirnya, rasanya ada dua sinyalemen santai. Pertama. Apakah diskursus pendidik politik arau melek politik anak bangsa pribumi nusantara liwat medsos, daring menjadi sumber otoritatif yang memberikan otoritas kepada kawanan loyalis penguasa dalam hal propaganda kisah sukses? Kedua. Seampuh apa proliferasi atau perkembangbiakkan aksi belapati kawanan loyalis penguasa liwatmedsos, daring membentuk otoritas propaganda politik adalah agama baru?

Begitulah masih belum begini. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar