oplosan pasal mégatéga, dalil supertéga, dalih serbatéga
Secara teoritis, stabilitas
politik banyak ditentukan oleh 3 variabel yang berkaitan satu sama lain, yakni perkembangan ekonomi yang
memadai, perkembangan perlembagaan baik struktur maupun proses politik,
dan partisipasi politik. (Dr. Drs. H. Zainul
Djumadin., M.Si, Birokrasi dan Politik Pada Era Pemerintahan Orde Baru di
Indonesia, LPU-UNAS, JAKARTA 2018).
Pemirsa lebih nyaman
dengan fakta. Makanya, kita balik arah ke masa silam >4 tahun lampu.Tepat tanggal date modified 9/28/2018 6:36 AM. Tayang
simpan ”Indeks Stabilitas Supremasi Sipil” di personal laptop.
Perjalanan sejarah
NKRI, tidak bisa memungkiri peran militer di pemerintahan. Tentunya, sebagai
presiden dan atau wakil presiden. Kental dan nyata, jika main
banding-sanding-tanding antara era Orde Lama dengan
rezim militer-politik Orde Baru. Tidak ada yang lebih baik apalagi lebih jelek.
Minimal masih ada yang bisa diambil sebagai acuan, contoh, bukti maupun
panutan.
Indahnya kata
supremasi kekuasaan sipil atas angkatan bersenjata membutuhkan militer yang
tidak terpolitisasi. Lanjut ketika ada pemisahan yang efektif antara TNI dan
Polri. Dilema yang dihadapi bangsa saat bergulirnya reformasi adalah mana yang
harus diprioritaskan, membangun kontrol demokratis atau kontrol sipil atas
militer.
Jadi, selama kita hidup di muka bumi, jangan coba-coba iseng bersentuhan
dengan makhluk halus. Jangan sekalipun dilakukan walau hanya sekedar
“komunikasi” atau melakukan “interaksi”. Jangan mudah tanya alamat.
Begitu kaki melangkah masuk kapling mereka, susah untuk surut atau ditarik
kembali.
Rakyat hanya
tertawa getir. Tak bisa komen atau berujar apapun. Seperti menyaksikan kucing
heboh kawin paksa plus kawin lari.
Kejar-kejaran di sembarang tempat dan bebas waktu. Tak kenal malu. Obat manjur-mujarab-mustajab
hanya disiram air. [HaéN]