Halaman

Sabtu, 31 Juli 2021

jam pertama tayang 28 juli 2021, langsung 17 pemirsa

 jam pertama tayang 28 juli 2021, langsung 17 pemirsa

 Alhamdulillah. Statistik personal blospot pas buka 28 Juli 2021, tersurat pukul 07:00 AM ada 17 pemirsa. Total 30 pemirsa. Apakah tiap jam ada pemirsa, seni tersendiri. Menjadi catatatan, cerita berikut lain kesempatan. Lepas dari fakta 17 pemirsa dari negara mana saja.

 Asumsi utama, anggap dari negara sendiri, Semacam ada pihak butuh informasi pagi, sehat dan menyehatkan jiwa raga. Semalam jenuh asupan atraksi ajaran plus ujaran kebencian, nista diri besutan formal negara. literasi warga negara selaku barometer bangsa beradab. Sasaran bahan olah kata, mungkin jauh dari adab. Tetap diolah sisi manfaat. Cerdas menulis.

 Kemungkinan lain, ada pihakan cari bukti terukur untuk modal kerja hari ini. Minimal obrolan pemanasan agar tidak dinggap ketinggalan zaman. Sedikit tahu vs tahu sedikit, daripada kosong. Wawasan diri terbuka cukup dengan baca cepat judul. Mewakili kondisi terkini. Itu saja. [HaéN]

sampai di hati mbokdé mukiyo, dudu sampai hati

 sampai di hati mbokdé mukiyo, dudu sampai hati

Berkenaan kena dengan judul terakhir (?), akhir bulan Juli 2021. Ungkapan atau tema tentang apa. Ternyata apa saja bisa menjadi bahan pertentangan, dipertentangkan. Tubuh manusia selaku bejana proses, tabung reaksi. Masukan, asupan apa saja ke tubuh, diproses cepat atau lambat – bahkan tanpa proses – menghasilkan keluaran siap pakai, terima jadi, langsung geber. Atau menjadi bahan baku proses eksternal. Kemanfaatan seseorang bisa dilihat pada produk diri, keluaran yang bisa ditangkap pancaindra pihak lain.

 Manusia merasa menjadi manusia seutuhnya. Mulai punya nama baik, berkelakuan baik, niatan baik bisa dilegitimasikan. Bahkan dilengkapi dengan kelengkapan pasal sanksi bagi pihak mana saja, siapa saja dengan sengaja mempertanyakan, mempersoalkan, mensangsikan bahkan lebih daripada itu kebaikan diri ybs. Mirip bahasa hukum, panjang ujung semua.

 Belum komplit narasi alinea kedua. Standar baku mutu “serba baik” secara zahir, kasat mata tadi berbasis kenegaraan. Tidak bisa terapkan asas banding-sanding-tanding dengan masyarakat umum, rakyat biasa, wong awam. Beda kasta, strata dan nasib bermanusia. Mereka merasa pintu cinta dunia, nikmat dunia terbuka untuk dirinya dan golongannya. [HaéN]

varian mégabencana nusantara berlanjut

varian mégabencana nusantara berlanjut

Mégabencana versi 2014-2019, sebagai akibat tindak tanduk, tindak tutur kata, tingkah laku, ulah tangan manusia yang sudah melampaui batas kewajaran. Alam tetap tak akan jemu, tak pernah kapok, tak kenal lelah mengingatkan bangsa Indonesia. Tata niaga kebencanaan, semakin meneguhkan bahwa sebagai keturunan anak cucu nabi Adam as dan ibu Siti Hawa, manusia memang ahli untuk berbuat apa saja. Sampai-sampai iblis, jin, setan terheran-heran.

 Belajar dari bencana alam.  Mulai sigapnya pemerintahan daerah (eksekutif dan legislatif) yang pro-rakyat atau sekedar kejar kekuasaan. Sampai bagimana rasa persatuan, persaudaraan (ukhuwah), solidaritas, ikatan teritorial antar umat. Wajar jika rakyat saat menghadapai kondisi eksternal di luar daya tahan, ambang batas akan bertindak di luar akal, berbuat tanpa nalar, bergerak bebas logika.

 NKRI harga mati kawan. Kelompok kriminal bersenjata, yang ingin berdaulat, jelas bukan makar.  Gerakan senyap berpola séparatis, sempalan partai politik bukan masalah. Peta politik menujukkan adanya pengkaplingan berbasis penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan. Beda dengan struktur teritorial tentara dan polisi. Maka dari itu, militer mempunyai daya pantau atas perilaku politisi sipil. Pergerakan politik sejalan dengan tingkat kerawanan bangsa dan negara.

 Kembali ke pasal pendukung judul. Tebar dan tabur janji kampanye daripada pesta demokrasi. Ala penebar dan penabur fitnah dunia. Antisipasi gerakan aksi ingatkan dan tagih janji. Penguasa sigap siaga pasang muka kawanan pendengung. Ahli pembolak-balik fakta. Namanya kebusukan berlapis, semakin dikemas secara moral konstitusional. Muncul kebusukan lain yang tidak terduga. Antar kebusukan saling adu nyali membentuk bencana politik. [HaéN]

cara alami atasi bésér bagi manula

 cara alami atasi bésér bagi manula

 Bésér menjadi penyakit penyerta, susulan, ikutan karena faktor umur manusia. Muncul di malam hari tanpa kompromi. Usai rebahan lelap sekejap, terbangun karena ada dorongan internal untuk buang air kecil. Diikuti bisa beberapa kali sampai bangun pagi. Menimpa kelompok usia yang sudah tidak produktif. Aktivitas fisik berkurang ditambah pola meja makan yang rutin, statis.

 Berobat ke dokter, memang dapat obat sesuai dosis atau kunjungan. Awal pakai resep. Lama-lama tahu obat dimaksud di jual bebas. Kakek-kakek penggemar jamu giles, seperti malu-malu minta ramuan tahan kencing. Pakai kode malah dikira butuh obat lain terkait lokasi yang sama. Apakah hal ini menimpa kaum hawa. Belum tahu dan tidak perlu cari tahu.

 Hanya saja karena faktor U juga penulis menglami hal mirip. Tapi tidak pakai lama. Bukan simpul tapi bukti ringan. Semakin tubuh dimanja, maka ada saja keluhan diri. Semakin usia berlanjut, tingkatan aktvitas diri dengan cerdas mulia. Bersyukur bagi umat manusia ahli masjid. Minimal subuhan di masjid. Usahakan sibuk yang memacu memicu fisik untuk sibuk segala posisi.

 Batasi jam simak layar kaca. Tepatnya, sibuk urus sampah di depan rumah, bersihkan got sambil jemur pagi. Berkebun dalam pot. Olah tanah untuk media tanaman. Lebih daripada itu kiat niat jalan kaki siang, usai sholat dzuhur. Jalan cepat keluar rumah, di jalan raya. Jangan bertopi apalagi berpayung takut kulit hitam. Bermasker selama izin belum dicabut. Setiba di rumah, jangan langsung minum. Mandi sore. Bakda isya’ atau jelang istirahat malam, teguk air secukupnya.

 Satu jam jelang azan subuh terbangun. Bukan karena ingin pipis. Ke KM/WC berwudhu. [HaéN]

perempuan, budak syahwat politik nusantara

perempuan, budak syahwat politik nusantara

 Benang merang bakalan partai politik jelang Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945, hingga sampai babak kedua oknum pesuruh binaan partai politik berkebutuhan khusus. Zona merah ikut tersurat plus tersirat. Sambil baca akan terbaca apa saja “benang merah” dimaksud.

 Pejuang bangsa membuka jalan ke arah terwujudnya NKRI. Paham nasakom jiwaku menjiwai aksi gerakan politik bebas hambatan. Partai politik menjadi alat politik serba guna dan tak kenal diri. Lanjut ke rezim politik-militer daripada penguasa tunggal Orde Baru. Golkar berkibar sekedar laku kendaraan politik multi manfaat. Pabrikan pejabat negara bebas ukuran. Alat politik global kian mencuat di tangan presiden ke-7.

 Jika ada tokoh dari kalangan kaum hawa tampil tayang di pentas, panggung aksi beraksi nusantara. Bukan karena profesi berbasis kader sepuhan, pegiat polesan partai politik. Tidak tergantung periode siapa pemerintah. Bergerak bebas dimana saja, kapan saja, kemana saja. Bebas kontrak politik. Tidak model sekali manggung langsung nyungsep. Tidak model karbitan. 

Bukti kinerja diri menjadi alat promosi tanpa rekayasa. [HaéN]

Jumat, 30 Juli 2021

utamakan moral politik negara, memangnya ada?

 utamakan moral politik negara, memangnya ada?

 Ingin jawaban atau mau penjelasan. Dianggap berkepihakan, berat depan atau tendensius lainnya. Pemirsa awam namun paham situasi dan kondisi secara kronologis. Pilih diam aktif menyimak. Tahu mana loyang mana emas. Kendati menang merk, tidak ada rumusan akan berjaya. Pemain utama tahu setiap laga penuh teka-teki. Mempertahankan prestasi ketimbang rebut juara sekali. Setelah itu masuk kotak.

 Politik secara lahir batin menjadi cara luhur mengatur kehidupan bersama. Cuma sang oknum bikin hitam putihnya gerakan politik. Politik subversi nusantara dalam wujudan, bentukan partai politik. Haluan bebas haluan, mau merah, mau hitam tidak bisa dipidanakan. Syarat administrasi menjadi penentu sah tidaknya sebuah partai politik. Syarat ideologi atau ikhwal semaksud, urusan terakhir. 

Pendidikan politik, pengkaderan lebih diartikan tidak hanya cari makan, numpang hidup di partai politik. Cari kursi kuasa agar dapat bebas main dimana saja. Tidak perlu muli dari “0” (nol). Tiada duanya. Gigi 3 tancap gas. Mesin politik garang di start. Setelah itu terseok-seok sampai keok. Tinggal nama kalau punya nama. Semua serba pas, dipas-paskan. Dilayak-layakkan. [HaéN]

tampang kudeta, watak biang sengketa

tampang kudeta, watak biang sengketa

 Varian mégabencana nusantara berlanjut – bisa jadi menjadi judul berikutnya – mengindikasikan peringkat multibencana kian mewabah. Stimulus agresi pandemi covid-19 masuk babakan intervensi, invasi, investasi. Kebijakan nasional bersifat dinamis ikut arahan tongkat komando. Tiupan peluit panjang sebagai hal yang diharapkan memperbaiki kondisi.

 Protokol kesehatan bersegera pulihkan ekonomi rakyat yang sedang tiarap. Kurva dan saraf politik terpacu terpicu memikirkan pilpres 2024. Utamakan kursi masa depan tidak bertuan ketimbang nasib 4 pilar rumah kita MPR RI. Urat malu politik sejak lahir sudah tergantikan. Dahulukan moral politik bangsa, kalau ada! 

Politik bagi-bagi kursi agar kedudukan pantat tetap nyaman sampai batas akhir kontrak. Imbangan gelar kehormatan yang tujuannya melecehkan hidup-hidup. Diangkat setinggi mungkin sampai jidat ybs mentok, langsung lupa kaki sendiri. Bingung cari pantat sendiri. [HaéN]

nusantara darurat tokoh wayang, raja boneka vs ratu baliho

nusantara darurat tokoh wayang, raja boneka vs ratu baliho

 Efektivitas protokol kerajaan tanpa tatap muka. Watak berangasan juru hasut si raja gusar tukang jahit keliling. Tirani monoritas di eras reformasi babak akhir. Muncul tokoh hasut gusar mulut tak berjahit bebas ujar fitnah dunia. menjadi batu sandungan negara seberang lautan.

 Pasal saling libas menjadi andalan kinerja. Kriminalisasi pihakan anti tikus got penggerogot uang negara. Biang  segala biang dunia hitam ada dimana saja. Dukungan kutub aroma irama aksi murtado. Aksi pasang palang halang rintang untuk memancing sumber saya global masuk bebas setiap saat. Cipta kerja massal, kolosal non-sosial kecuali bantuan sosial, modus pemerataan.

 Multibencana diprakirakan sudah menghadang di pintu belakng nusantara. Pusat segala pusat tak pakai asas praduga, masih seperti biasanya. Pelaku zaman datang silih berganti kursi, beda kostum wayang. Kontrak lakon sudah terbaca sebelum teken. Siapa menjadi apa dan berapa lama. Masuk prolegnas. [HaéN]

 

mental baliho, ngaca dasamuka 2004

mental baliho, ngaca dasamuka 2004

  Berkat aji pancasona versi wayang nusantara. Oleh karena itu maka Rahwana menjadi raja-diraja seumur hidup. Nasib putera mahkota sesuai ujaran ki dalang saja. Cerita wayang tergantung penutur. Dulu Indrajit – semua pihak sebut dimaksud putera mahkota – nasibnya berakhir tragis selaku panglima perang ngluruk perangi bala wanara.

 Keisengan kerajaan Alengkadireja dengan pembisik begawan Durna plus paman patih Sengkuni. Adakan sayembara siapa merasa layak jadi raja di kerajaan taklukan di seberang lautan. Padahal mau aksi penjaringan, pensaringan bibit lokal unggul potensial. Mumpung anggaran demokrasi tahunan istana sisa banyak, belum terserap sesuai target bulanan. 

Anak Rahwana dari selir, antri mendaftar. Bahkan yang belum punya e-KTP atau dikenal awak media massa arus abal-abal, tampil bak jawara. Modus operandi sesuai kerajaan asal. Nyaris lupa, gender perempuan lebih dominan. Tetap berwatak raksasi. Soal sosok tongkrongan untung nurun emaknya. Audisi bak karnaval wayang. Memang terjadinya di dunia pewayangan. Wajar jika kenakan busana bangsawan wayang. [HaéN]