Halaman

Rabu, 28 Juli 2021

ngabal-ngabalin nggedebog bosok

 ngabal-ngabalin nggedebog bosok

  Ternyata sesuai adab gaul masyarakat, frase “gedebog bosok” multiguna. Selaku istilah di silsilah. Gaya ungkapan berkemiripan. Lokalitas tergantung jenis pisang khas etnis, suku bangsa malah. Tak pakai sebutan buah, karena sesisir, setandan. Kulit pisang menjadi inspirasi lagu anak-anak. Bersih lingkungan ingatkan bahaya kulit pisang. Menjadi bahan plesetean secara kasat mata.

 Perjalanan nasib batang pisang tidak drastis. Diolah pakai metode canggih pun. Lembaga survei belum merilis hasil pengendusannya. Obat tradisional pernah menyebut manfaat pelepah pisang. Dilempar ke kobaran api agar cepat padam. Kecuali kebkaran direncanakan tanpa sengaja. Dalang wayang kulit butuh buat tancapan. Malah menjadi syarat pegelaran. Ritual tradisional hajatan, simbolik pajang pohon pisang yang berbuah, bareng janur kuning.

 Paribasan kian berlapis, bertingkat diawali atau diakhiri literasi kekinian. Simbol peradaban yang balik adab. Begitu katanya, begitu isi hatinya. Lebih dari pada itu, tampilan pun juga demikian. Simbol bosok luar-dalam. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar