Halaman

Selasa, 13 Juli 2021

ongkir legislasi, borongan vs jatah paket

 ongkir legislasi, borongan vs jatah paket

 Legislasi bermula dari filosofi kejawen, gelis + siasi. Menyangkut lema ‘geli’. Modifikasi menjadi ‘legi’ alias manis. Pokoknya, maksudan ‘legislas’ terima saja. Tidak pakai mikir. Salah pemirsa. Justru daya pikat legislasi, lihat ‘ongkir’ alias ongkos mikir. Kolaborasi aktif dengan pemerintah, apalagi sesama kawan partai. Semakin lama sidang bukti sibuk mikir, semakin besar serap anggaran. Semakin banyak pasal.

 Kalau bisa pasal jangan ditampung semua. Nanti jadi proyek lanjutan atau perubahannya. Spesialis otak-atik pasal (daur ulang, oplosan, kanibal) pokoknya bunyi. Sudah lebih dari cukup. Sesuai tarif sepakat dan dinamis. Jika prolegnas mangkrak atau padat merayap, jangan ditafsirkan ada permainan lain langsung tunai. Serba mungkin. Ini politik mbah!

 Susah diungkap, bagaimana suasana tebusisasi biaya politik. Balik modal atas sejak raih nomor jadi hingga disumpahi plus dijanjikan atau tagih janji politik dibawa mati. Sekalian cari modal laju ke periode kedua. Minimal jangan sampai turun di tengah jalan. OTT KPK masalah salah paham. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar