Halaman

Jumat, 16 Juli 2021

ngobati tanpa obat, lara kabotan obat

 ngobati tanpa obat, lara kabotan obat

  Terasa njawani judul. Nyerempet paribasan sarat pratanda, sinyal gejala yang berulang. Rutinitas tanpa perubahan mendesak laku berkemajuan. Oplosan atau plesetan paribasan bahasa Jawa. Enak dibilang kendati tampak tendensius. Kalau lurus-lurus saja, terkadang terasa tidak ada capaian, raihan jarak pendek. Turunan dadakan, mengkagetkan jiwa raga yang masih labil.

 Padahal bentukan lain kehidupan ngekos di dunia, berlaku “sing bisa prihatin sajroning bungah lan sing bisa bungah sajroning prihatin”. Yang dapat prihatin dalam gembira dan yang dapat gembira dalam prihatin. Anomali cuaca politik melahirkan “kakèhan gludhug nanging kurang udan”. Mau menang sendiri karena tidak ada juara kembar. Kalau kalah, kalah serentak, bareng, bersama-sama.

 Ngundhuh wohing panggawé, bukan untuk penutup, pengakhir olah kata. Masih sedang berjalan maka makna kias maupun praktek nyata belum bisa diunduh. Satu penyakit bawaan dikeroyok aneka obat dari segala penjuru nusantara plus global. Jurus kilah, kelit, ngeles, elak agar tidak terkena tulah “yèn omong sing maton, aja mung waton ngomong”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar