Halaman

Minggu, 25 Juli 2021

cabai 4! ujar mbah haji (89 tahun) ke tukang ketoprak

 cabai 4! ujar mbah haji (89 tahun) ke tukang ketoprak

 Bukan sekedar kisah nyata, malah nyata kisahnya. Kejadian harian yang terjadi hari ini, siang lewat sedikit pukul 14an. Mbah haji dengan status orangtua tunggal, mantan brimob, tetap eksis dengan mandiri. Urusan perut, tinggal tunggu tukang jualan lewat depan rumahnya. Mulai roti, sayur lontong, dawet / cendol, siomay, tapai, ketoprak, jamu awet hidup, asinan. Ada PSK lewat yang dicari petai.

 Malam hari, tunggu tukang mie atau nasi goreng. Pukul 23an masih setia nongkrong nangkring di meja teras. Jika perut tidak bisa diajak kompromi, sabaran maka ybs jalan kaki ke warung terdekat. Atau  minta tolong cucu lanangnya beli menu.

 PPKM Darurat bikin tukang makanan jarang masuk kompleks. Kecuali ada panggilan SMS. Tidak mau gambling di zona merah, skala RW. Ketika sang cucu pulang dengan 2 – 3 alternatif pesanan, warung tutup. Bersamaan saya sedang urus tukang ketoprak. Pesan sedang, tidak pedas. Kulihat, cuma satu cabai rawit yang diuleg lembut bersama bawang putih dan garam. Kulihat mbah haji siap di tangan, piring.

 Usai terima kembalian, langsung masuk rumah. Mbah haji teriak sesuai judul. Bukan minta pedas, maklum usus tua tahan pedas. Bagiku, 20 tahun lebih muda, satu cabai terasa pedasnya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar