Halaman

Rabu, 07 Juli 2021

dilema ekasila, korupsi lintas partai vs bagi-bagi kursi

dilema ekasila, korupsi lintas partai vs bagi-bagi kursi

Pemunya nama ‘eko’, bebas gender, menandakan ybs anak sulung, anak pertama. Berlanjut urut semampu sang ibu kandung mengandung. Selaku sila pertama, beda perkara, lain pasal. Pelaku itu-itu juga. Bak penjahat kambuhan. Diangkat dari kisah oplosan antara Kurawa 100 plus Dasamuka. Varian, subversi nusantara komplit dengan pemain cadangan.

 Antara komik, buku stensilan sampai pegelaran wayang kulit terlebih wayang orang. Tergantung sang creator yang tidak harus jadi orator. Langsung melonjak ke zaman wayang tanpa lakon. Ki dalang siap ujaran dan ajaran, pegangan hidup makhluk penyuka berhala reformasi 3K (kaya, kuasa, kuat). Siapa saja bisa menjadi apa saja. Pihak mana saja bisa dijadikan korban politik tak berbentuk. 

Multikonflik menjadi menu politik – mengalahkan kewajiban negara basmi covid-19 – tersaji 24 jam hingga sampai pada babak pilpres 2024. Adab kebangsaan menjadi dalih dan dalil, modus aji mumpung vs mumpung aji. Keluarga tetap keluarga. Pasal nikmat pantat, nikmat dunia tidak kenal sanak sedulur. Sesama trah téga saling menthung, adu gebug, Apalagi ingat pedang keadilan, tajam ke bawah. Tumpul ke atas, mandul keluar nusantara. Acara, atraksi, adegan 24 jam nonstop, belum bisa disimpulkan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar