Halaman

Sabtu, 30 April 2022

ilmu urip ora gur kanggo nguripi

 ilmu urip ora gur kanggo nguripi

 Ilmu menyebabkan seseorang tampak keilmuanjnya. Dari cara jalan, berbusana, tutur bahasa maupun tampilan gaya, gaul, gengsi. Kompleksitas rasa keakuan, ada yang pilih model ilmu padi.  Sisanya penyuka gaya ilmu kondom. Jalan tengah terapkan modus “flexing subversi nusantara alias pamèr bégo komplit”.

Wong-pinter ditafsirbebaskankan sebagai ahli tebak, juru nujum, penduga tanpa sangka, ahli ilmu kira-kira. Model kerumunan orang buta meraba rasa bentuk gajah.

Semakin berilmu semakin mengenali kekurangan diri. Antara cerdas dengan berotak atau berilmu, bisa kontradiktif. Memanfaatkan akal sehat sampai sepertiga tengah, hidup terasa sehat. Sepertiga akkhir malam untuk mengawali hidup harian, 24 jam. [HaéN]

sadar dasar negara, tidak perlu mikir

 sadar dasar negara, tidak perlu mikir

Nusantara punya acara sadar lingkungan (darling) maupun sadar hukum (darkum). Banyak pihak lupa atau belum tahu. Kian komplit ada kelompok pendegar, kelompok pemirsa, maupun  kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa (kelompencapir).

Penentuan besaran  Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA) yang didasarkan pada kemampuan orang tua mahasiswa sudah diberlakukan sejak 2011.

Membumikan dasar negara yang digali dari kearifan, adat dan adab kerakyatan. Tiap periode pemerintah dilombakan. Pesertanya khusus pihak yang sukses duniawi berkat praktek sila-sila dasar negara. [HaéN]

15 menit pertama, atensi sehat pemirsa

 15 menit pertama, atensi sehat pemirsa

 Diposting oleh [HaéN] di 10:58 AM personal blogspot judulingus, dimana anda produk”. Date modified 4/30/2022 10:37 AM. Atas kebajikan sadar lingkungan (darling) maupun sadar hukum (darkum) zaman departemen penerangan RI. Menjadi modal sadar protokol kesehatan dunia. IDI dan PDSI akan memacu memicu bentukan paguyuban pasien nusantara.

Jeda selang waktu date modified dengan postingan, saya manfaatkan untuk push-up tangan mengepal di lapangan. Buka statisik waktu sekarang, tertera pukul 11:13 AM judul dimaksud terbaca.

Sekali lagi bersyukur dengan atensi pemirsa. [HaéN]

ingus, dimana anda produk

 ingus, dimana anda produk

Orang sederhana, tidak pakai lihat tempat dan suasana kebangsaan. Saat nafas hirup buang sarat kotoran, langsung dibuang di tempat yang dirasa aman. Dalil setara, seimbang antara lubang  hidung kiri dengan lubang hidung kanan. Kemungkinan ada yang kesasar ke kerongkongan. Maka  ber-riak tanda sakit dalam.

Sama kasus gangguan hidung namun beda pasal pembuangan. Pihak yang menggunakan jasa fasilitas sapu tangan, tisu atau alat bantu lainnya. Ingat faktor pertimbangan saling jaga rasa. Pakai  wadah bak mabuk udara. Untuk gaya promo diri. Menentukan daya tampil diri.

Sejak wajib kenakan masker hadapi agresi, arogansi, agitasi covid-19. Belum ada lembaga  survei merilis produktivitas ingus, upil. umbel atau kotoran hidung manusia. [HaéN]

cucuk lamis imbuh tumbak cucukan

 cucuk lamis imbuh tumbak cucukan

 Padahal jatah kemarin masih antri berjubel, menumpuk sundul langit. Talang bocor, tadah curah hujan dari langit tetap kurang. Energi urus negara terbuang sia-sia. Korelasi rencana dengan  cita-cita sudah tidak selaras. Penyesuaian sesuai fakta kasat mata di lapangan. Selama mash layak dianulir demi tujuan  yang semestinya sudah bisa diprediksi sejak dini.

Kontrak politik sarat tanda baca agar tampak berpikir.

Konsultasi politik untuk mendapatkan jalan aman hingga sampai akhir tanggal. [HaéN]

Jumat, 29 April 2022

wigatiné notonegoro, londo ireng vs kambing hitam

 wigatiné notonegoro, londo ireng vs kambing hitam

Filosofi frasa “sandung lamur” terdeteksi pada laku manusia. Ora sengojo sikil nyandung. Kalau tidak gemar nyandung ya suka nyundang. Bukan saja akibat mata lamur. Silau oleh sang kilau nikmat dunia. [HaéN]

vokal buta cakil, méntal mentil keliru kerikil

 vokal buta cakil, méntal mentil keliru kerikil

Tembang dolanan bocah zaman semono. Generasi kelahiran jelang Proklamasi hingga dekade pertama merdeka. Tahu dan hafal lagu tema perjuangan.

Kondisi terkini, belum sempat tercatat. Perubahan suka-suka yang mau berubah. Gaya hidup sepert biasanya, mirip kemarin efek pemahaman status statis.

Katak rebus, cacing kepanasan . . . salah tingkah. Sedang dalam proses bernegara. [HaéN]

flexing subversi nusantara alias pamèr bégo komplit

 flexing subversi nusantara alias pamèr bégo komplit

 Stiker kreatif unjuk diri di zaman Orde Baru. Ditempel di motor, kamar kosan mahasiswa. Misal “biar miskin asal sombong”. Yang ini terus berlanjut mulus di éra mégatéga. Beradaptasi aktif dengan adab berbangsa.

dasar Indonesia, hanya bisa pamèr saja bangga”. 4/16/2018 5:12 PM.   Konon, ketika otak, benak bangsa Indonesia di lelang di pasar lelang internasional, laku keras. Baru prototip dengan spesifikasinya, sudah banyak pihak yang mengincar.

Beda nasib dengan mulut orang Indonesia. Kebalikan 180 derajat dengan otak. Mulut yang dipajang dengan senyum asli saja, tidak ada yang melirik. Model mulut dari penguasa, pesohor, tukang ahli pengganda berita sampai abang dan none PKL, tersedia dalam jumlah sesuai pesanan.

Namanya Indonesia, yang mana generasi mudanya mudah terpengaruh dengan produk baru. Produk menjual gengsi akan laku keras.

pandai jatuh vs pamèr bégo”. 5/16/2018 10:33 PM. Karena bahasa bisa untuk berbohong. Di tangan manusia politik, malah multimanfaat, multiguna, multièfèk. Untuk sarana penistaan agama, penodaan agama, puisi dan sejenisnya sudah sedemikian direkayasa secara konstitusional. Total jenderal masuk bursa pamér bégo.

Sejalan dengan alenia di atas, ada gerakan nyata tapi senyap. Tidak tampak kalau pelakunya pernah makan bangku sekolah, khususnya, aneka ijazah S1. PTN maupun dan apalagi kalau cetakan PTS.

Sejarah membuktikan, bahwa pemimpin itu dilahirkan. Kalau ada yang sifatnya dadakan, muncul untuk tidak timbul. Namanya politik, ada kader karbitan, kader kambuhan, kader kagetan, kader jenggot.

.  .  .  .  .  .  .

Orang stres akibat tidak mampu membanggakan diri, membanggakan orang lain atau sebaliknya tidak ada pihak lain yang membanggakan dirinya. Terlihat konyol, acap berperilaku aneh dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang pamer kurang diri. Sebab karena pengaruh hormon.

Manusia dianjurkan untuk bisa menjaga kesehatan jiwanya, mengendalikan ketenangan jiwanya. Hindarkan diri dari penyebab stres yang atraktif. Atur aturan main main bangga, diharapkan akan muncul perilaku yang normal. Sifat kehidupan berupa rasa bangga mengalami pertumbuhan dan pembiakan, metabolisme, dan daya gerak. [HaéN]

okol-okolan si mulut lumut

 okol-okolan si mulut lumut

Kendati pakai berangus, berongsong malah kian bebas menggoggong. Ibarat tulang melihat  tulang. Dikasih umpan fakta lingkungan strategis langsung ajak anak cucu unjuk fakta kedirian bak  pengakuan  dosa. Belum-belum sudah pamér bégo. Gedé duwur awaké nanging cilik mentik atiné. Ombo angopé. Ndepaplang lambéné. [HaéN]

Kamis, 28 April 2022

ékacatra, oligarki rasa nusantara

 ékacatra, oligarki rasa nusantara

 Petrukputera, Limbukputeri sampai penamaan Bratawali. Sekedar mengingatkan nusantara kaya kata bijak, sarat istilah maupun sesanti khas. Lahir atau kebentuk dari adat, adab bermasyarakat. Jaga martabat lawan bicara dengan tata krama. Kendati tanpa tatap muka.

Ironis binti miris. Pihak yang diuwongké, dimanusiakan malah tidak merasa. Sekedar gugah ingatan, coba kilas balik simak judul jadul “Ing Ngarso Malah Tumindak Asor”. Date modified 9/10/2019 8:57 PM. Peribahasa, pepatah, semboyan hidup dan kehidupan, lebih nyata jika dikombinasikan. Dikanibalkan tanpa tendensi dan kepentingan pihak lain. Bisa terima titipan, pesanan partai kecil maupun borongan. Tantangan peradaban menjadikan manusia politik nusantara tebal muka, kian kebal, semangkin bebal.

Kompromi politik diperpanjang tiap tahun. Bisa pakai pasal darurat. [HaéN]

petarangan mbokdé mukiyo, dudu petarungan

 petarangan mbokdé mukiyo, dudu petarungan

 Masih berkisar, seputar ayam babon, ayam betina. Ayam petelur utawa ndog-ndogan. Tidak beda jauh dengan ayam sayur. Naik peringkat atau bergeser ke ayam kampus radikal. Ayam pedaging  punya pasal khusus.

  Akhirnya peternakan politik nusantara melebihi ambang batas bawah daya tampung, daya dukung pangan nasional. Pihak lain yang terkait secara moral. Berujar jujur, sederhana “sedia tanah dan air sebelum kemandirian pangan”. Reforma agraria menambah semangat petani gurem maupun petani tanpa tanah untuk berkubang sebagai pembajak.

Ingat petuah penuh tuah “linggis tumpul hanya kuat menolak saja”. Ilustrasi zaman sekarang. Kias nyata pada keadaan seseorang yang sedemikian patuh, taat, loyal kepada penguasa, melebihi daya tampung dan daya dukung kinerja otaknya. Tidak lagi dapat membedakan mana yang baik atau mana yang buruk baginya sama saja. Jadi, ia hanya mengandalkan tenaga daya ucap maupun potensi daya tulis, tanpa saringan mata batin, kata hati. [HaéN]

penguasa tangguhkan pemilu 2024, rakyat kian tangguh bencana politik

penguasa tangguhkan pemilu 2024, rakyat kian tangguh bencana politik

Investor politik global paham peta politik nusantara. Penguasaan atas data dan informasi  melebihi pelaku politik nusantara. Plus peletakkan batu pertama bangun  IKN, walau sifatnya simbolis. Bisa menentukan nasib pembangunan. Ingat nasib geologi luapan lumpur lapindo 8 Maret 2006, Porong, kab Sidoarjo, prov Jawa Timur. Utamakam bangun istana presiden atau akses kawasan. Penguasa alam setempat tak mau tahu.

Pemindahan dan pembangunan Ibu Kota negara baru diharapkan dapat memberikan dampak terhadap antara lain meningkatkan perbaikan fungsi  administrasi pemerintah dengan mewujudkan sistem administrasi pemerintahan yang lebih efektif. 

Bedanya, penguasa dunia kriminal, dunia hitam memang tak ada periode waktu jabatan. Selain ada ‘putera mahkota’, mereka menggalang orang kepercayaan bermain di semua lini. Daya cengkeram mereka sampai level paling bawah. Model bagi sembako gratis. Ke atas utawa daya jangkau, mereka tak sungkan, malu, risi, terang-terangan pasok dan kirim upeti. [HaéN]

méntal jago kandang vs londo ireng

 méntal jago kandang vs londo ireng

 Merujuk kata ahlinya, bukan ahli berkata-kata. Tepat kata bahwa di tengah judul, bukan ‘vs’ seolah ada kata, frasa yang hilang, terhapus atau terlupakan. Sebaliknya, untuk menstimulus tulus ikhlas mulus pemirsa paham yang tersirat. Seni dan misteri perjudulan. Sederhana melalui proses tidak sederhana.

TKW (tenaga kerja wanita) yang dimaksud. Bukankah ada peribahasa “hujan emas di negeri seberang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”. Sematan predikat pahlawan devisa. Menginspirasi emak-emak nusantara antri beli migor sawit curah bersubsidi. Beda pasal dengan emak mancasilais yang malah komen miring, semiring otaknya.

Emak lokal nusantara menggongong, pemudik bangga lewat tol ganji-genap, gratis. [HaéN]

Rabu, 27 April 2022

narasi androgogis kerakyatan dasar negara pas untuk ukuran wong-cilik

 narasi androgogis kerakyatan dasar negara pas untuk ukuran wong-cilik

 Tersebutlah alinéa, paragraf pada PEMBUKAAN ( preambule) UUD NRI tahun 1945:

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang  Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta  dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Sedangkan sebutan “Pancasila” muncul belakangan. Tepatnya, pada Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan disahkan pada masa Perubahan Kedua tahun 2000.

BAB XV

BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA

LAGU KEBANGSAAN

 

Pasal 36A

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pasal 36B

Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.

Pasal 36C

Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu

Kebangsaan diatur dengan undang-undang.

 BP7 dengan karya ilmiah P4 zaman rezim politik-militer daripada Orde Baru. Berkembang lancar merayap model BPIP subversi multipartai, asupan gizi politik éra mégatéga. Semakin kian bukti bahwasanya peredaran sila-sila dasar negara hanya di kalangan rakyat tapak tanah, rakyat papan bawah, rakyat jelata. Bukan dan tidak berlaku di kawanan penyelenggara negara dari unsur kawan partai produk unggulan daripada pesta demokrasi.

Bersambung ke “méntal jago kandang vs londo ireng”. Kapan. [HaéN]

atensi pemirsa 15 menit pertama

 atensi pemirsa 15 menit pertama

 Diposting oleh [HaéN] di 06.03 AM. Rabu, 27 April 2022. Pukul 06:18 AM judul “alérgi sila pertama, mbengok pancasilais komplit”. Status jumlah pemirsa masuk Selasa, 26 April 2022. Rencana awal mau ketik tayang jelang lelap malam. Modem ngadat terpaksa tutup laptop.

Usai subuhan di masjid kian bulat narasi yang akan digulirkan. Buka laptop jari tangan sigap kendali diri. Bersamaan nyalakan pompa air, isi bak mandi. Date  modified  4/7/2022 5:40 AM.

Terbayang, tersurat tayangan “narasi androgogis kerakyatan dasar negara pas untuk ukuran wong-cilik”. Proses hati kecil sedang main. [HaéN]

alérgi sila pertama, mbengok pancasilais komplit

 alérgi sila pertama, mbengok pancasilais komplit

 Ceritanya, coba cerna simak ulang judul jadul “ketika penguasa alérgi sila-sila Pancasila”. Date modified  6/30/2018 3:58 PM.

Tindak politik sékuléri liwat ujaran penistaan agama yang dipraktikkan oleh gubernur DKI Jakarta saat itu, hanya puncak gunung es. Betapa alérginya penguasa dengan sila-sila Pancasila.  Hukum keseimbangan menegaskan, semakin pemimpin jauh dari rakyat maka akan berbanding lurus dengan lunturnya sila-sila Pancasila. Ingat, secara historis androgogis rumusan, jabaran narasi Pancasila digali dari tatanan tataran bermasyarakat. Pergaulan, interaksi sosial, poltik, ekonomi antar rakyat.

Asumsi historis, bukti empiris maupun fakta hipotesis, simpul ringan dengan permaksudan judul. Kian disibak malah menampakkan pasal yang lebih dalam. Demi aman diri dan lingkungan, anggap rahasia umum syarat umum bernegara di negara berkemajuan liwat ujaran bebas tanpa batas. Suku bangsa Jawa sudah mulai meninggalkan plus menaggalkan tata bahasa Jawa yang sarat tata krama.

Bahasa tubuh pihak yang layak diduga, patut dikira ahli dasar negara plus tata negara. Tidak bisa disebut nama diri satu-persatu. Lihat tayangan media massa, khususnya media penyiaran TV. Panggung politik sarat pemain watak politik binaan partai, aneka wujudan. Bebas improvisasi sesuai gawan bayèn.

Bermula plus berawal dari judul olah kata “gègèr unggah-ungguh notonegoro margo éthok-éthok mancasila”. Date modified 6/4/2021 8:25 PM. Tidak perlu terpaku kaku dengan narasi kebangsaan. Tidak ada kaitan ikatan penerawangan dengan kejadian ikutan, penyerta maupun susulan.

Bila dikemudian hari, pada bulan yang sama, terjadi kejadian yang mirip. Semua itu hanya serba kebetulan. Padahal, cukup sekedar info, bahwasanya sudah tersedia paket harian: kebagusan, kebaikan, kebenaran, kebetulan. Kejadian alami, ilmiah, ilahiah menjadi satu kesatuan paket utuh. Perlu daya cerna tidak sekedar “pasang telinga”. [HaéN]

orapatinguwong

orapatinguwong

 Judul semi baca cepat saat awal tarik nafas hidung sendiri. Tidak pakai satuan waktu. Masih belum nyantol di akal sehat. Lanjut saja ke alenia pertama. Kerucutkan pahaman dengan ingat-ingat  sejarah Pancasila Sakti. Penting diingat, semangat frasa  nasakom jiwaku tidak serta merta tercerabut.

Narasi androgogis kerakyatan dasar negara pas untuk ukuran wong-cilik. Menu khusus wong-licik, ingat dalih “bapak tidak merokok” vs “emak nari lenso bareng kamrad, kawan partai”. 

Memasyaratkan olah raga, mengolahragakan masyarakat lewat  Senam Pagi Indonesia Indah.  Besutan rezim politik-militer daripada Orde Baru. Membangun manusia nusantara seutuhnya. Sigap tinggal landas. Pelewat batas zaman. Tahu-tahu dasar negara tinggal simbolisasi subversi P4. [HaéN]

Selasa, 26 April 2022

kebo kabotan gelar

 kebo kabotan gelar

 Agar pemirsa yang berbudi bahasa benar, betul, bagus, baik. Agar tak keblusuk ke lembah datar tanpa makna. Peribahasa dalam bahasa Jawa, “kebo kabotan (ka-abot-an) gelar”. Maksud kata, kerbau keberatan julukan kehormatan. Dimaknai ibarat orang yang terlalu berat menanggung beban buatan, beban semu, beban tempelan. Beda pasal dengan ki/kyai Slamet, kebo bulé kraton Surakarta.

Ybs sarat, surplus bombongan ketimbang bimbingan. Uripé dadi sangsaya mbambung mbingungi sak karepé déwé.

Momentum jelang babak  akhir 2019-2024, banyak pihak tidak hanya aji mumpung vs mumpung aji, ambil kesempatan dalam kesempitan akal pihak tertentu. Dengan melontar sanjungan, padahal bak lempar batu sembunyi tangan. Dengan menganugerahi gelar tanpa gelar, agar tetap masuk barisan. Tidak terdegradasi karena kurang upeti. Mau unjuk gigi. [HaéN]

betapa susahnya menjadi orang susah

 betapa susahnya menjadi orang susah

 Status, profesi, karakter ‘orang susah’ nyaris menjadi tetenger setiap etnis, kaum senusantara.  Beririsan dengan asumsi panjang umur, peluang benar-benar hidup maupun kontrak numpang hidup  di dunia. Beda pasal ganjil-genap. Justru bukti sederhana ikatan persatuan, kesatuan senasib. 

Soal ada yang sejak dari sono-nya hingga sampai pada orang susah baru, orang susah dadakan  atau hanya ada satu aspek utama, yaitu “susah hidup”. Bukan jaminan integritas mutu jika orang kaya  betulan jauh dari rasa orang susah. Kecuali mampu alih fungsi.

Masih belum percaya dengan kondisi terkini. Lebih daripada itu sangsi atau belum terbuka hati  dengan-Nya yang akan menghapus kesalahan serta memperbaiki keadaan dirinya.

Mengandalkan nama luhur leluhur – ingat warisan nama baik dan ilmu – diperkuat kedirian, kemandirian atau dimensi keakuan. Jangan mengandalkan apa kata wong-pintar, rumusan weton, rajah, retak tangan atau apa arti nama diri.

Jika di babak pendaftaran sudah merasakan prihatin. Berlanjut di babak seleksi administrasi. Pola pilah pilih berdasarkan test wawasan kemanusiaan, “nasib diri” sudah terbaca. Jika di babak semi final atau sepertiga tengah umur. Grafik kehidupan tampak adem-ayem. Maka untuk di sisa umur, anda terbiasa prihatin. Fokus lurus ke etape abadi, bebas batas tempat dan ukuran waktu.

Di sana, bukan tempat orang susah lagi. [HaéN]

Senin, 25 April 2022

radi kalem mbokdé mukiyo, dudu geleman

 radi kalem mbokdé mukiyo, dudu geleman

 Kita mulai dari judul  “trilogi wajah polesan anak pribumi nusantara: kalem, aleman, geleman”. Date modified 3/6/2019 5:23 PM.

Di Indonesia adalah pilkada dan pilkara (pemilihan kepala negara). Cerita lain namun mengacu hal yang sama yaitu biaya politik pada pemilihan umum legislatif yang serentak mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional bersamaan dengan pil[pres 2019. Biaya politik mulai untuk membeli tiket agar bisa ikut pemilu – loketnya khusus hanya ada di partai politik – sampai upaya membeli suara pemilih. Ada tarif umum atau tarif khusus untuk sebiah kursi kekuasaan.

Tak beda jauh dengan wong Jawa yang merasa lebih barat ketimbang wong barat tenanan. Opo tumon. Sebagai masyarakat pedalaman, mereka sulit melakukan perubahan. Apalagi menerima perubahan. Beda dengan masyarakat pantai, pesisir.

Politik nusantara diibaratkan, diutarakan, diketengahkan bak pria berkonde, pria gemulai, pria tulang lunak. Lawan kata dari kaum hawa kencing berlari. Menu politik berdaya tarik nasional, berupa pemilu legislatif bareng pilpres. Praktek politik “jual kursi beli kursi”. “asal cemplung, menu politik nusantara jadi cemplang”. [HaéN]

meninggalkan ujaran sia-sia

 meninggalkan ujaran sia-sia

 Hanya terjadi di Indonesia. Modal cinta lokasi bak etnis Sunda yang bisa hidup dilepas di kebun sendiri. Lebih daripada itu, daya cerdas alami, orisinil anak bangsa pribumi berketurunan jaga teritorial. Mudah terkontaminasi aksi di atas nyali diri.

Ikhwal mencerna judul dimaknai secara kontradiktif, bertolak belakang sesuai akal sehat ybs.

Pertama. Bangga mampu mewariskan, membagi ilmu berbahasa tulis maupun bahasa tutur, lisan perlidahan, cakap permulutan. BPS merilis selaku kebutuhan dasar manusia. Pendekatan norma,  adab, adat bermasyarakat masih mencukupi. Ketersediaan kosakata, khazanah lokal sejak zaman VOC aman-aman saja.

Kedua. Tuntutan plus tantangan zaman. Kalau masih pakai pola tepa slira, ewuh-pakewuh akan dilibas tuntas oleh kawan sendiri. Terapkan ramuan multiméga. Literasi anarkis bombastis yang lazim dipertotonkan oleh penguasa zalim tanpa pandang jender. Menjadi rujukan dan modal dasar. Bebas  sanksi hukum rimba.[HaéN]