Halaman

Rabu, 27 April 2022

alérgi sila pertama, mbengok pancasilais komplit

 alérgi sila pertama, mbengok pancasilais komplit

 Ceritanya, coba cerna simak ulang judul jadul “ketika penguasa alérgi sila-sila Pancasila”. Date modified  6/30/2018 3:58 PM.

Tindak politik sékuléri liwat ujaran penistaan agama yang dipraktikkan oleh gubernur DKI Jakarta saat itu, hanya puncak gunung es. Betapa alérginya penguasa dengan sila-sila Pancasila.  Hukum keseimbangan menegaskan, semakin pemimpin jauh dari rakyat maka akan berbanding lurus dengan lunturnya sila-sila Pancasila. Ingat, secara historis androgogis rumusan, jabaran narasi Pancasila digali dari tatanan tataran bermasyarakat. Pergaulan, interaksi sosial, poltik, ekonomi antar rakyat.

Asumsi historis, bukti empiris maupun fakta hipotesis, simpul ringan dengan permaksudan judul. Kian disibak malah menampakkan pasal yang lebih dalam. Demi aman diri dan lingkungan, anggap rahasia umum syarat umum bernegara di negara berkemajuan liwat ujaran bebas tanpa batas. Suku bangsa Jawa sudah mulai meninggalkan plus menaggalkan tata bahasa Jawa yang sarat tata krama.

Bahasa tubuh pihak yang layak diduga, patut dikira ahli dasar negara plus tata negara. Tidak bisa disebut nama diri satu-persatu. Lihat tayangan media massa, khususnya media penyiaran TV. Panggung politik sarat pemain watak politik binaan partai, aneka wujudan. Bebas improvisasi sesuai gawan bayèn.

Bermula plus berawal dari judul olah kata “gègèr unggah-ungguh notonegoro margo éthok-éthok mancasila”. Date modified 6/4/2021 8:25 PM. Tidak perlu terpaku kaku dengan narasi kebangsaan. Tidak ada kaitan ikatan penerawangan dengan kejadian ikutan, penyerta maupun susulan.

Bila dikemudian hari, pada bulan yang sama, terjadi kejadian yang mirip. Semua itu hanya serba kebetulan. Padahal, cukup sekedar info, bahwasanya sudah tersedia paket harian: kebagusan, kebaikan, kebenaran, kebetulan. Kejadian alami, ilmiah, ilahiah menjadi satu kesatuan paket utuh. Perlu daya cerna tidak sekedar “pasang telinga”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar