berkat nila sebelanga parpol, kasihan demokrasi senusantara
Judul ini beririsan dengan peribahasa usang “bencana politik di pelupuk mata tidak tampak, periode ketiga di seberang lautan tampak nyata”.
Antar kejadian perkara berbasis ‘restorasi politik’ dan ‘reklamasi politik’ tidak ada benang merahnya, tidak bisa diambil kesimpulan yuridis. Kebijakan partai yang paling banyak menghabiskan asam garamnya peta politik, seolah mati angin. Bandar politik yang ahli kipas-kipas menebar menabur pengharu-rasa diperkuat ahli ucap/cuap berhiba-hiba, malah kelihatan aslinya.
Pelaku, pemain, pegiat politik sudah tidak bisa membedakan mana kanan, mana kiri. Kian berkubang dengan lumpur kekuasaan, tidak pandang gender. Kian tidak paham beda mana atas, mana bawah. Kian berpesta di atas penderitaan rakyat. Kawanan parpolis penyelenggara negera kian gemar berfoya-foya. Demikian. Sekian. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar