mewujudkan kebajikan sosial berbanding lurus dengan mitigasi laku asor diri
Boso jowo ngoko, ditengarai obral aksara, huruf ‘o’. Ditulis pakai huruf ’a’. Suka rancu.
Ora perlu woro-woro sopo aku. Ora usah cerito aku iso ngono-ngéné. Ndelok dapurmu wis ketok jeroanmu.
Arep nyanyi “ndas botak dientup tawon . . “ Bisa dianggap merendahkan martabat pihak lain. Padahal. Oleh karena itu diperhalus menjadi “gundulé gundul”. Semacam HPH (hak penggundulan hutan) zaman rezim politik-militer daripada Orde Baru.
Berlanjut dengan program/kegiatan “karhutla”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar