Halaman

Selasa, 05 April 2022

seperti kambing hitam berinduk kebo bulé

 seperti kambing hitam berinduk kebo bulé

 Masyarakat etnisitas spiritualitas, komunitas adat di nusantara mensakralkan kebo bulé. Diberi nama selaku perlambang, misal ki Slamet. Menjadi bagian penting, pelaku utama dari acara adat budaya monarki. Perletakan batu pertama proyek prestisius stategis nasional, terlebih menyerap dana non-Rp, kurang afdol, jauh dari kesan wibawa penguasa jika tanpa atraksi penanaman kepala kerbau.

Olok-olok politik memperkaya budaya literasi anak pribumi, kaum bumiputera. Beririsan dengan ujaran nista diri penguasa. Penebar penabur politik adu domba pemecah persatuan bangsa. Ramah investor tidak dengan halnya ke sesama korban tipu rayu parpolis. Lanjut ke pola mégatéga. Efektivitas di rumah saja tanpa tatap muka, melahirkan generasi pemangsa sesama.

Tirani minoritas keberlanjutan modus penjajah bangsa asing, bangsa bulé. Penjajah “londo ireng”lebih serakah. Biang segala biang tragedi, tidak mau mendapat stigma kambinjg hitam. Turun kasta. Melahirkan gelaran “pahlawan sangat  dikenal”. Fantastis. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar