Halaman

Senin, 11 April 2022

palang halang, batu sandungan sebesar gajah di pelupuk mata

 palang halang, batu sandungan sebesar gajah di pelupuk mata

Politik memang serba ironis binti miris. Kehidupan masyarakat adem ayem, tata tentram malah membuat penguasa gerah luar panas dalam. Jika ada gesekan horizontal antar kelompok masyarakat, menjadikan ajang uji nyali dan ujian karier, jabatan aparat penegak hukum.

 Tata kehidupan yang aman, nyaman, mapan, malah dicurigai. Jangan-jangan ada gerakan senyap anti-kemapanan versi Orde Baru. Orang berkumpul sarungan karena dingin, layak diwaspadai. Arisan ibu-ibu berkerudung, berjilbab lintas RW, disinyalir akan membuka rahasia dapur tetangga. Gerakan aksi komunitas dengan identitas koko plus kopiah, disinyalir ada dalangnya.

 Paribasan Jawa “kesandung ing rata kebentus ing tawang”. Masih, sedang, lagi diamandemen.

 Namanya politik. Kalah malah bangga. Menang malah bingung. Soalnya, kalau kalah bisa pakai pasal amuk massa. Apalagi kalau disalahkan atau dikritik, bisa pakai asas rata bumi. Semakin lama berkubang di syahwat politik, semakin licik dan picik. Sejalan dengan dalil bahwasanya daya ideologi bisa diwariskan ke anak cucu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar