Halaman

Jumat, 31 Agustus 2018

trilogi masjid Nusantara


trilogi masjid Nusantara

Pertama. Memakmuran masjid.
Kedua. Menyamankan jamaah.
Ketiga. Mensinerjikan pengurus. [HaèN]

dilema dua periode, hak politik rakyat vs hak kursi penguasa


dilema dua periode, hak politik rakyat vs hak kursi penguasa

Jangan lihat praktik demokrasi, bentuk pemerintahan di negara lain. Masa jabatan pemimpin bangsa sesebentar 4 (empat) tahun. Tidak dibatasi periode. Negara paling banyak penduduknya, presiden seumur hidup.

Idealnya, NKRI mempunyai partai politik lokal. Wilayah kerja sesuai batas administrasi provinsi. Wakil rakyat nasional sesuai domisili hariannya. Tiap partai politik berhak mengajukan calon presiden dan atau calon wakil presiden.

Dimungkinkan karena lambang demokrasi NKRI adalah ‘kursi’. Selama ini, peran kursi menjadi tulang punggung demokrasi. Betapa perebutan suara pemilih untuk meraih jabatan wakil rakyat, kepala daerah bahkan sampai dan yang istimewa adalah jabatan kepala negara.

Lepas dari dalil negara bagian, serikat atau seburan lainnya. Lihat saja semangat otonomi (di) daerah. Soal dana pembangunan daerah masih tergantung pada kebijakan pemerintah pusat, masuk ranah politik.

Antar daerah kurang beruntung silahkan membentuk koalisi, jaringan kesetiakawanan atau bentuk kedaulatan. Gubernur masih menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Dinamika kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat 2014-2019 semakin berjenjang dalam kesenjangan. Jajaran manusia politik yang notabene adalah kawanan penyelenggara negara, merasa di atas angin. Merasa yang menentukan nasib dan jalan kehidupan rakyat.

Sistem politik berbasis kedaulatan provinsi, memberi peluang kepada putra-putri aseli daerah untuk mensejahterakan daerahnya. [HaèN]

Kamis, 30 Agustus 2018

Menulis Yang Bukan Menulis


Menulis Yang Bukan Menulis

Pernah punya niat, minat, ketertarikan untuk menulis. Kesempatan tak kunjung tiba. Gemuruh motifasi tetap membara di hati. Mulailah dengan membaca. Pakai jasa indera dan radar diri.

Tulislah apa yang ingin ditulis. Soal aturan main, kode etik menulis yang benar, baik, bagus bisa dirasakan setelah menulis dan menulis. Kendati menulis itu bebas, salah. Dukungan imu disyaratkan untuk bisa menulis.

Mulai tulisan dengan bahasa umum, bahasa awam, bahasa pasaran. Pakai bahasa gaul tidak masalah. Tetap di koridor bahasa tulis yang menunjukkan daya pikir, olah otak, tindak nalar, ramu logika.

Setiap pokok bahasan, materi, substansi mempunyai istilah tersendiri. Paling gampang, mau tulis tentang laga bola. Wajib mengenal istilah dalam dunia sepak bola. Posisi pemain di lapangan, ada sebutan. Sudah ada standar baku istilah.

Contoh untuk membuat gaya bahasa. Baca laporan ekonomi. Istilah ekonomi yang baku, yang terkadang tidak bisa diterjemahkan secara santai. Nyaris semua istilah ada pencetusnya, ada ahli sebagai pelopor. Pernah tenar, jargon ‘ekonomi Pancasila’. Jangan lupa memperkaya diri dengan membaca adagium utawa pepatah, peribahasa sampai level daerah.

Penulis mencoba memadukan bahasa antar mazhab. Mazhab gado-gado yang nyaman di hati. Bahasa plésétan, kata wong Jawa. Mempercepat pencernaan dan penyerapan makna.

Contoh yang pernah menjadi judul olahkata saya: “ walau nila sebelanga, revolusi mental jalan terus”. Semangat otonomi daerah, menjadikan daerah provinsi maupun daerah kabupaten/kota sebagai sumber penghasilan tambahan. Tanah air-ku kalau bisa dilipat, mengapa dibiarkan mangkrak. Negara saja bisa menjual kekayaan alam dengan percuma kepada pihak negara adikuasa. Oknum anak bangsa non-pribumi memarkir kekayaan di luar negeri, dengan dalih agar aman dari jangkauan tukang palak. Wajar, hasil kejahatan jangan sampai dijahati pihak lawan.

Memplagiat dua karya tulis yang beda istilah, dipadupadankan. [HaèN]

dilema dua periode, jamu tradisional vs resep politik


dilema dua periode, jamu tradisional vs resep politik

Dua acuan utama politik. Akhirnya presiden ketujuh RI yang masih aktif, belum jatuh tempo 2014-2019 – tak perlu sebut nama – lebih berkiblat ke SBY. Alternatif kedua yang tak dipilihnya adalah langkah politik JK. Persamaan antara SBY dan JK pada dua periode. Berurutan atau meloncat, ora opo-opo. Opo-opo doyan.

Tanpa pembisik maupun pembusuk. Asas kepatuhan dan ketaatan atas konspirasi, skenario dari investor politik, bisa merasa angin di atas kertas. Akhirnya, paruh akhir 2014-2019 menjadi ajang pertaruhan harga diri. Tak perlu jajag pendapat, survei tanpa survei, survei berbayar, kajian akademis dalam negeri.

Dukungan ramuan ajaib revolusi mental yang merupakan tindak lanjut menu politik Orde Lama: ‘nasakom’. Pembiaran pada fakta lapangan. Siapa suruh mau menjadi masyarakat kurang beruntung. Harga tanah-air sesuai nilai tukar Rp.

Peta politik, geopolitik Nusantara menentukan kebijakan pembangunan daerah. Betapa di pilkada serentak 2018, terdapat gubernur menang suara. Mendapat ucapan selamat dari penguasa. Karena sama-sama pelaku politik. Beda strata.

Sejarah memang seolah berulang, tetapi bukan pengulangan sejarah.

Gerakan politik semangkin meneguhkan bahwa penguasa berhak atas semua. Modus politik semangkin mengkokohkan kedaulatan rakyat ada di tangan penguasa. Termasuk kaki tangan penguasa.

Hak politik rakyat masih kalah galak dengan siapa yang menguasai TIK dan big data. Tinggal tunggu tanggal mainnya. Doa harian rakyat tetap diandalkan sebagai ciri negara Pancasila. [HaèN]