Halaman

Kamis, 30 September 2021

Pancasila Sakti vs pancasilais kehormatan

 Pancasila Sakti vs pancasilais kehormatan

 Demikianlah atas kehendak sejarah, tuntutan zaman dan kebutuhan peradaban negara sedang, lagi sibuk, masih, selalu, senantiasa akan terus berkembang. Membenahi masa lalu yang masih bolong, lobang, sobek atau banyak tambal sulam. Agar jika disimak dari segala arah kehidupan, tampak menjanjikan. Anak cucu trah darah merah politik tidak perlu umbar janji. Cukup sebut pemikiran, hasil tulis nenek moyang orang pelaut. Tidak perlu mikir lagi.

 Agar tampak punya otak encer sampai luber. Dasar negara dibongkar pasang, dirakit ulang. Masuk periode kedua jelang tengah periode kedua. pihakan dimaksud sibuk memikirkan rumusan serba guna.

 Berhubung kejadian perkara masih bergulir aktif. Tidak ada tanda-tanda keberhasilan nyata. Maka lebih elok sekian. Simak media massa arus utama yang sudah diformat. Ketimbang cari perkara tanpa pasal. [HaéN]

3 – 4 hari status pemirsa statis, gejala ilmiah

 3 – 4 hari status pemirsa statis, gejala ilmiah

Susah, sulit bin rumit mau ambil simpul sederhana. Bukan simpul tali-temali ala Pramuka. Tafsir senyum simpul lawan jenis tak dikenal, memang multitafsir. Padahal ybs sedang kontak via HP. Kejadian yang tidak dinyana bisa terjadi. Kapan saja sembarang tempat.

 Selaku pengguna aktif personal blogger, tentu harus punya rumusan menulis yang enak dicerna dari semua aspek. Muncul pola judul yang tidak normal. Sarat makna bahkan menjadi kesimpulan. Oplosan antar ungkapan, peribahasa dengan gaya plesetan. Sekaligus meluruskan, menjewer pihakan yang gemar mempelintir fakta.

 Kembali ke hakikat bernarasi. Menulis searah memang tidak berkemajuan. Komen pemirsa menjadi guru utama untuk meningkatkan kapasitas dan potensi penulisan. Maklum gaptek, tidak tahu cara menyediakan ruang komentar per judul. Minimal pasokan olah kata tetap lancar. 3 judul tiap 24 jam atau 100 judul per bulan. [HaéN]

0,5 jam tayang olah kata, satu pemirsa simak

 <0,5 jam tayang olah kata, satu pemirsa simak

Ucap syukur jika usai tayang satu judul di personal blogspot. Lanjut buka facebook untuk copas judul yang sam. Di ambil dari tayang blogspot. Cukup lama ngecek berita di facebook, sampai bawah. Anak sulung terkadang pasang video. Postingan yang layak komen sambung silaturahmi. Buka gmail cek surat atau pemberitahuan.

 Jika internet tidak lelet. Sebelum tutup, cek ulang mulai dari nol, buka personal blogspot. Sekedar ingin tahu status jumlah pemirsa. Ternyata judul anyar sudah ada peminat. Akhiri internet, aksi berselancar cukup lancar, bahkan tidak tembus angka 15 menit. Menambah semangat. Lebih dari itu, ide terpancing.

 Kebalikan dengan fakta ini. Bahkan seolah menjadi langganan. Khususnya masalah eksternal. Misal tidak terpenuhinya kuota ideal 24 pemirsa per 24 jam. Cek pukul 07:00 AM. [HaéN]

 jamaah tanpa ganti sajadah

 Prémis (apa kiranya yang layak dianggap benar selaku faktor peubah atau masukan kesimpulan berikut) pertama bahkan utama, bahwa jamaah dimaksud hanya punya satu sajadah khusus untuk sholat di masjid. Cerdas pilih motif dan kombinasi warna bergaya umum. Label merek dagang selaku tanda bawah, tempat kaki. Putar 180 derajat agar dekil, usang, kusam merata. Bekas tapak jidat seperti berdaki. Saat sujud, kening jangan terhalang kopiah.

 Kemungkinan kedua, jamaah punya beberapa sajadah. Paham ukuran agar tidak mengganggu hak jamaah lain, standar selebar bahu. Bukan egois. Tahun kedua agresi pandemi covid-19, jamaah tetap bawa sajadah sendiri. Jarak sudah mulai merapat. Sela tanggung atau antar sajadah besar, diisi jamaah yang tidak bawa sajadah. Biasanya anak-anak atau tamu, pihak yang sedang lewat.

 Kejadian fakta lain, usai sholat maghrib, jamaah yang tinggal di kompleks, sajadah ditinggal. Jelang isya’ atau bakda qomat, ybs datang dengan tenang. Kapling tidak tergusur, aman, khususnya di saf paling depan [HaéN]

kamis terakhir september 2021, sarat pratanda

 kamis terakhir september 2021, sarat pratanda

 Bukan perkara gugon tuhon maupun apriori kebangsaan sesuai adat timur. terasa bahwa bulan ke-9 dengan batasan angka 9 (sembilan) merupakan bilangan terbesar 0 – 9. Gabungan angka menjadi bidang garap ekonomi maupun urusan apa saja. Kedudukan angka sepandan dengan kedudukan abjad, huruf, kata.

 Makanya, ada tradisi ritual berbasis adat di kamis malam. Kamisan umat dan agama Islam untuk evalusi diri dan sambut jumat penghulu hari. Di masjid bisa ada beberapa acara kamisan. Kendati terbatas pada jamaah pria. Kaum perempuan juga punya acara ukhuwah, bebas hari, secara mingguan. Ajang temu sosial antar ibu rumga dan kaum hawa pada umumnya.

 “Hari besar” makar G30S 1965 PKI difokuskan menjadi peringatan Hari Kesaktian Pancasila tiap 1 Oktober. Bangsa sedang prihatin dengan agresi pandemi covid-19. Jika NKRI bangga akan 100 juta dosis vaksin aneka merek sudah disuntikkan ke semua lapisan masyarakat, tergantung kelompok umur. Sisanya, sebaran lokasi geografis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Tidak bisa menjadi ajang unjuk muka petugas pusat. [HaéN]

Rabu, 29 September 2021

kepolitikan perempuan nusantara menurut perspektif peng-Hawa-an

 kepolitikan perempuan nusantara menurut perspektif peng-Hawa-an

 Etnisitas kebangsaan dengan tradisi keperempunan. Betapa tokoh perempuan tidak mau kalah “duduk sama lama, berdiri lama kesemutan” dengan kaum Adam. Pentolan aktif partai politik perempuan nusantara jangan dibanding-sanding-tanding dengan negara lain yang lama merdeka. Belum waktunya.

 Beda dengan ketokohan kaum Hawa yang tidak paham partai politik, tapi gemilang berpolitik. Masuk bahan ajar sejarah kebangsaan. Memakai kendaraan politik hanya pas untuk sang penguasa tunggal Orde Baru. Formulasi politik “Pancasila Sakti” mampu membungkam sepak terjang politisi sipil. Baju hijau sejak awal “berseberangan” langsung dibabat habis.

 Total kopral, bangsa ini rasanya dengan kuota perempuan di parlemen, memacu memicu pihakan modal paras doang. Tidak begitu. Masih ada pejuang tanpa nama. Bahkan tidak butuh publikasi jual harga diri. Rumusan politik ramah perempuan, seolah bangsa ini nasibnya. [HaéN]

kreativitas mengoplos ujaran bebas secara spontan, sporadis, suka-suka

 kreativitas mengoplos ujaran bebas secara spontan, sporadis, suka-suka

 Bukti betapa anak bangsa pribumi nusantara tidak kalah dengan suku bangsa lain. Timbal baliknya terasa pada sikap kehati-hatian negara lain untuk masuk ke nusantara. Sebaliknya tidak serta merta negara lain tunjukkan sikap tangan terbuka, lapang dada terhadap kunjungan awak bangsa nusantara.

 Jauh abad dan adab, nusantara sarat praktek ujaran bebas. Negara maju berkemajuan punya teori, kata pakar bahasa saja belum terdeteksi sejak dini. Aksi radikal bebas beririsan dengan relasi kuasa otoritas politik. Barometer tipikor plus pengkerdilan fungsi KPK sejalan dengan curah pendapat rakyat. Bebas buka mulut asal tahu resiko. Pilihan tersedia “kuburan tanpa nama” atau “rumah sakit negara”.

 Udara bebas nusantra dengan status negara kepulauan, terkontaminasi aneka frekuensi gelombang “kata hati” maupun “suara kocokan isi perut”. Sumber suara ocehan orang gila dengan umbar kata oknum gila jabatan, berbaur tanpa batas identitas, bebas sensor. [HaéN]

kemanusiaan buatan vs adab semu bernegara

 kemanusiaan buatan vs adab semu bernegara

Betapa kata sejarah nusantara searah jarum jam. Penguasa tunggal daripada Orde Baru, mendapat himbauan betapa kebijakan selaku orangtua yang menganakemaskan anaknya. Langsung kelihatan aseli ala aseli wong Jawa. Masukan secara redaksional wajar-wajar bin nalar, namun secara substansial injak kaki ybs. Jangan coba-coba menasehati penguasa. Dampaknya tidak terduga.

 Sejarah reformasi punya torehan lain. Ketika oknum pejabat publik, oknum penyelenggara negara dipaparkan sukses dunianya. Langsung pasang kuda-kuda bawa anak cucu unjuk tuntut balik. Bukti bahwa ybs baik-baik saja. Jauh fakta dari pengkabaran. Ciri tirani minoritas tidak mau tunjuk hidung.

 Pihakan lain giat susun biografi pasangan hidup. Betapa ujarnya, dukungan total kopral dari konco wingking, melantarkan dirinya menjadi seperti ini. Hal-hal lain yang menjadi rahasia publik. Sejarah akan berkata pada waktunya sesuai detik waktu. [HaéN]

Selasa, 28 September 2021

kecerdasan majenun insan politik nusantara

kecerdasan majenun insan politik nusantara

Bukti émpiris belum layak disimpulkan secara aklamasi. Kendati semua pihak tampak sepaham namun belum sepakat. Teguh dengan pendirian walau masih bersifat terbuka, luwes. Belum ada alternatif yang menguntungkan semua pihak. Berharap faktor tak terduga, semua berhal sama. Moga ada pihak yang bernasib apes. Doa politik.

 Takdir politik nusantara, semua bergerak di atas bentangan alam yang terlihat statis. Beda waktu bukan jaminan beda nasib. Peta bumi politik nusantara, selagi masih tidak ada perubahan drastis, tetap akan berakhir tidak beda jauh dengan periode sebelumnya. Cerdas politik menjadi barang langka, tapi tak dipertahankan selaku laku luhur warisan leluhur. Malah berlomba cari karakter berpolitik yang langsung jadi. Soal sekali pakai tidak masalah. 

Produk unggulan parpol bukan tipikor. Kutak tahu apa saja yang sudah terbukti kasat mata. Bukti ringan lain tersurat plus tersirat, hubungan diplomatis legislatif daerah dengan kepala daerah, didominasi kepentingan partai politik antar pihak. Koalisi partai politik pro-penguasa hanya berlaku di pusat. Politik sejahtera itulah yang dicari. Politik tadah Rp menjadi harga mati. [HaéN]

aktor intelektual vs petugas majenun

aktor intelektual vs petugas majenun

Balik modal menjadi pertimbangan ekonomi-politik di negara gemar berkembang. Rumus rumit agat tidak bisa dijiplak lawan politik. Sama-sama mengincar kursi yang sama. Beda analisa beda biaya beda hasil. Makanya, ada yang nasib apes di tahun pertama tertangkap OTT KPK. Sisanya, diperiode berikutnya berlaku surut.

 Tanggung renteng, tanggung gugat tidak berlaku secara vertikal ke atas. Tiap strata dibekali alat kelengkapan berwenangan atau diskresi alias bertindak menurut penilaiannya sendiri. 

Kecerdasan majenun insan politik diidentifikasi, ditemukenali, dilacak acak lewat kenal tahu lebih dalam terhadap obyek. Aneka aspek kehidupan semacam rekam jejak. Termasuk kreativitas mengoplos ujaran secara spontan, merangkai celetukan dengan kata-kata sesuka hati. [HaéN]

kulupa paham, nusantara pernah punya Pancasila Sakti

 kulupa paham, nusantara pernah punya Pancasila Sakti

 Babakan dan adegan sejarah formal NKRI. Satu kejadian dengan pengkabaran aneka versi. Walau BBM dimanapun pompa dipasang, dengan satu harga. Entah dengan harga jual di versi Pertamini. Khusus tanki motor, minimal satu liter. Tidak bisa beli sebut Rp. Seni diplomasi pendekatan ke kantong rakyat.

 Padahal sila-sila dasar negara, ideologi nasional digali dari menu harian rakyat. Diilmiahkan untuk konsumsi rakyat berstatus profesor kehormatan, Doktor HC plus bintang lima. Bahasa makin mengangkasa bias bebas dan multitafsir. Benang merah, laku tipikor tidak akan mengkendor. Beradaptasi, berakselerasi dinamis dengan sistem multipartai. Relasi kuasa zona merah sigap merambah ke semua lini kehidupan.

 Tengah periode 2019-2024, dasar negara lagi, masih, sedang, akan, selalu, senantiasa diformulasikan khusus kawanan penyelenggara negara dari unsur partai politik. Sentuhan global agar dianggap di kedua belah mata dunia, tidak sebelah mata. Asas studi banding-sanding-tanding ke seberang lautan. Tampak jelas. Mau blusukan ke kampung sekalian mudik. [HaéN]

osaka satu strip, bukan tabletan

 osaka satu strip, bukan tabletan

 Jarang beli di warung satu RT. Pakai merek lain. Kecuali stock habis. Biasanya warga beli satu butir tablet, sesuai kebutuhan badan dan rasa sakit dadakan maupun kambuhan. Obat apa saja. Mirip beli rokok putih bisa ketengan, per batang. Nyalakan di tempat. Soal harga, ingat tidak perlu jauh melangkah.

 Aturan pakai obat sesuai status umur, skala rasa sakit. Khususnya sakit kaitan dengan kepala serta alat kelengkapannya. Tidak perlu pakai resep dokter. Pembeli tidak simak aturan pakai. Kebiasaan minum obat pas ada serangan. Soal perut keroncongan atau ada gejala non-medis, abaikan. Diminum bersama air putih, masih mendingan.

 Ke warung dimaksud, biasanya saat beli paket data, paket SMS bulanan, kopi hitam. Ketika kepala sakit vs sakit kepala, sudah terapi olah nafas belum mereda. Stabil. Artinya perlu stimulus obat kimiawi. Macam pupuk tanaman. Sekalian beli yang lain, kalau ada. Saat jumpa si pemilik warung, cukup ucap sesuai judul. Kadang-kadang pemilik warung lupa paham. Maksud kata ‘osaka’ adalah. [HaéN]

Senin, 27 September 2021

mandi pagi jelang azan maghrib

 mandi pagi jelang azan maghrib

 Tema “mandi pagi” sudah beberapa kali kugubah. Rasanya bukan pengulangan, duplikasi apalagi plagiat. Anak judul menjadi penentu karakter. Substansi apa yang mau dipaparkan, sesuai pengalaman saat ini. Tidak pakai lama diendapkan, direnungkan. Buka laptop, ujung jari sigap menari di atas keyboard.

 Latar belakang kejadian karena badan terasa kurang nyaman. Kaos seperti melekat ke badan. Serba salah. Suara isyarat jelang waktu maghrib dari beberapa masjid. Lebih awal 3-4 menit dibanding jadwal sholat masjid kompleks perumahan. Cek kaos, ternyata kaos belum ganti sejak tahajud. Jadi sudah layak ke kamar mandi. Air di bak mandi siap guyur.

 Protokol kesehatan sudah dilaksanakan dengan seksama. Tidak ada yang ketinggalan. Meninggalkan laptop dengan modem masih aktif. Rencana usai maghrib, ngecek status pemirsa personal blogspot. Jarum panjang lewat angka 12, pergantian waktu. Singkat kata, beginilah hasil tayang. [HaéN]

nusantara (selalu) kurang satu orang

 nusantara (selalu) kurang satu orang

 Atas kehendak sejarah peradaban dunia yang kerkorelasi dengan riwayat nusantara. Jelang seabad NKRI, 17 Agustus 2045, banyak pihak membuat rumusan bagaimana sejatinya bangsa ini. Formulasi tepat manfaat dasar negara untuk syarat administrasi calon penyelenggara negara dari undur partai politik.

 Generasi kelahiran selama reformasi, start 21 Mei 1998, pilih tiarap ratap nasib ketimbang terjun bebas bareng sesama. Sebutan generasi menjadi lintas umur. Produk Orde Lama masih bugar dan tahu bau aroma irama kursi konstitusi. Generasi peninggalan Orde Baru, tiwas édan tenan tetep ora keduman. Beda nasib dengan kaderan tak bertuan. Ora kuat nyandang derajat. Kakèhan sajèn kurang kajèn.

 Dari sekian lapisan generasi reformasi bebas identitas. Diharapkan akan muncul bibit unggul. Bisa setara dengan BK maupun Suharto. Beda “kriteria” kemanusiaan. Itu saja. [HaéN]

orang dengan méntal politik kambuhan

orang dengan méntal politik kambuhan

 Kearifan lokal, seolah setiap insan bilang untuk semua bicara aspek kehidupan. Kaitan dengan pola kehidupan politik negara menjadi sistem pertahanan terakhir masyarakat. Ikatan teritorial selama agresi pandemi covid-19 meninggalkan kesan nyata. Zona merah atau bentukan kebijakan sampai lapangan kian membuktikan masih ada rasa persatuan tanpa embel-embel apapun.

 Tengah periode 2019-2024 menjadi tolok umur, barometer pernasiban 2024. Semua energi bangsa terkuras, terserap sekedar menjawab fenomena NKRI (selalu) kurang satu orang. Bukan saja tindak laku serong secara massal. Politik rubuh-rubuh gedang. Kembali ke tradisi politik yang merasa aman, nyaman di bawah kendali pihak lain. 

Timnas bal-balan sukses dengan gaya saling sepak antar pengurus. [HaéN]

téganya rakyat tidur kelaparan, sementara koruptor kenyang 7 keturunan

téganya rakyat tidur kelaparan, sementara koruptor kenyang 7 keturunan

Fenomena sosial beririsan dengan fakta fantastis politik berjilid nusantara. Sumber informasi sejak zaman doeloenya doeloe. Atau sebatas di era multipartai reformasi. Penerima manfaat bentukan partai apa adanya. Mulai dari politik kriminal, dinasti politik peninggalan Orde Baru, pemegang orotitas politik lokal daerah hingga parpol dadakan, perpanjangan tangan pemodal atau bahkan pemodal bangun partai.

 Rangkaian pasal berkebangsaan timbal balik dengan dinamaika kenegaraan. Demi martabat pantat penguasa, maka keseimbangan, kesetaraan kontradiktif rakyat pemilik hak suara, pemegang hak pilih vs penguasa pengguna kuasa tertinggi. 

Simak laporan badan dunia tentang seputar nusantara. Sajian kuliner sanggup goyang lidah hingga sampai menu politik buka tutup. Tidak ada yang sia-sia dengan asas tunggal, harga eceran teringgi nilai tukar petugas partai. Tunggu tanggal mainnya. [HaéN]