Halaman

Sabtu, 25 September 2021

wawasan teritorial penjaga daya adab kerakyatan

 wawasan teritorial penjaga daya adab kerakyatan

 Kebumian manusia bumi, malah mencari patokan, pegangan alternatif. Menatap ke atas, sebatas belajar ke pihak yang serba lebih. “kalah awu” tidak merasa rendah diri, jika pihak lain sukses dunia di atas kadar dirinya. Kalau bisa main tempel ke ybs, agar terbawa nama besar. Bukan salah gaul, keliru pilah pilih teman senasib.

 Bangsa besar karena populasi jiwa nomor empat dunia. Tidak merasa malu berguru ke negara kecil tapi berjubel pembakat jadi “wong pintar”. Terlebih negara dimaksud berbatasan laut dan atau darat langsung dengan ibu pertiwi. Negara kota multietnis mengalami reklamasi berkat impor tanah, pasir. Makanya, pengemplang pajak betah dan aman cari suaka. Merasa di “tanah-air” sendiri.

 Jangan ungkap betapa ada negara lebih besar ketimbang negara pemilik dasar negara, asas tunggal. Benang merah antar partai politik. Kawasan khusus hasil reklamasi maupun babat hutan bangun negara. Sigap tampung rakyat mancanegara. Coba cek peruntukkan pulau kecil, terpencil. Bukan antisipasi asumsi BMKG akan ada pulau tenggelam di telan bumi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar