Halaman

Minggu, 12 September 2021

Pantang Ajal Sebelum Jadwal

Pantang Ajal Sebelum Jadwal

Pola Kematian Covid-19

Terlepas dari pola kematian covid-19 yang dilaporkan dari negara lain, sedikit yang diketahui tentang profil kematian covid-19 di Indonesia. Pola kematian pada kelompok umur juga menggambarkan apa yang dilaporkan oleh negara lain. Kematian tertinggi ditemukan diantara penduduk terkonfirmasi positif pada lansia; sekitar 12,9% orang berusia setidaknya 60 tahun meninggal karena covid-19. Proporsi kasus fatal terendah ditemukan pada kelompok umur 10-14 tahun (0,3%). Demikian pula pada kelompok produktif, kurang dari 1% usia 15-39 tahun berujung kematian. (dicupilk bebas dari “Proyeksi COVID-19 di Indonesia”. Diterbitkan dan dicetak oleh Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas. Cetakan 2021).

 Adaptasi Berkebangsaan

Faktor pembatas pergerakan, persaingan usaha hidup bersama antar makhluk sosial nusantara. Responsibilitas ybs terhadap perubahan yang sulit ditebak akibat intervensi sistem global. Hukum rimba berlaku. Kuat, banyak, berani malu masih belum cukup. Semua pihak berhal sama. Saling téga bertindak di luar norma. Kompromi tergantung perolehan. Kalau hanya balik modal, abaikan.

 Bahasa manusia menjelaskan, atau secara filosofis, bahwasanya manusia “dekat” dengan Allah yang serba Maha. Saat jidat merapat ke bumi sampai tangan tengadah ke atas, berdoa. Mengandalkan otak manusia, akal sehat dengan memanfaatkan produk jasa TIK, manusia merasa bisa mendekatkan jarak dan atau memendekkan waktu.

 Normal berkehidupan vs Hidup Berkenormalan

Stigma sosial, diskriminasi sosial, efektivitas bantuan sosial berkeadilan, gampang dikaitkan diikatkan dengan status covid-19. Mulai orang pihakan yang pernah terinfeksi, keluarga, rumah tangga, lingkungan tempat tinggal  plus tenaga kesehatan dan petugas garis depan lain yang pernah merawat. Stigma terhadap pasien yang selamat namun  tetap ditolak masyarakat.

 Kebjiakan global diterjemahbebaskan sampai nusantara berkepulauan, multi otonomi daerah. Praktik menggunakan pendekatan pemanfaatan obat dan pengobatan tradisional. Ramuan herbal lokal menambah imunitas sejak lama. Gaya hidup harian, pola meja makan kian naik daun. Tidak perlu seleksi adaptasi ramuan hidup global.

 Hadapi Kenyataan Hidup

Penyebab kematian belum tentu covid-19, seperti flu atau radang paru-paru, batuk serial, pilek aneka versi serta yang tidak berhubungan. Padahal,  paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh covid-19, karena virus mengakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru (Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 bagi Pemerintah Daerah. Kemendagri, Maret 2020).

 Bukan gaya hidup mélankoli apalagi model budaya flamboyan. Langkah semampai melambai tidak sampai-sampai. Tahu-tahu sudah masuk tahun kedua intervensi, invasi, investasi gelombang bebas covid-19. Berlanjut dengan babakan éndemi covid-19, otoritas politik daerah vs kantong suara liar. Model lempar ujaran bebas tepuk jidat sendiri tampak jauh heroik, patriotik.

 Daya kebal alamiah anak bangsa yang masih akrab dengan lingkungan. Masih bisa hirup aroma bau terang tanah berembun dan terima terpaan langsung sinar matahari. Kemasan segala ukuran air minum layak teguk dari desa, menjadi status daya belanja di rumah saja. Kehidupan tapak tanah, ramah adat. Hidup berkalang adat, mati berkalang tanah. Lebih mulia mati berputih tulang ketimbang hidup berputih mata.

 Endemi Covid-19, Otoritas Politik Daerah

Protokol kesehatan bukan sekedar sadar hadapi musuh besar, musuh NKRI sekaligus lawan dasar negara. Protokol ikutan bukannya menyatukan langkah, malah buat arena terbuka, laga politik jelang 2024 sejak dini. Tidak pakai pasal pengaman. Merasa bebas razia tilang (bukti pelanggaran) apalagi gropyokan di tengah jalan.

 Aneka merek vaksin identik dengan multipartai. Pasokan dan distribusi vaksin sesuai ketersediaan populasi warga daerah, domestik, lokal. Logistik udara ke ibukota provinsi secara adil. Tidak melihat padat penduduk. Mirip pengiriman kotak suara ke TPS yang terjangkau dan terjangkau. Tangan terbuka rakyat menentukan nasib diri. Mau sehat dengan catatan.

 Paket pageblug macam pandemi covid-19 jika berlaku menerus berkelanjutan. Manipulasi diri, modifikasi, mutasi berbuah varian lokal. Babak akhir cegah tangkal dengan gaya balikan, pemutakhiran kenormalan. Tetapkan dan terapkan skenario dinamis. Tergantung respon daerah yang sigap status diri terima pakai éndemi covid-19.

 Prasaran Akhir Kata

Bioterorisme alias rekayasa, rekacipta, manipulasi secara sengaja berencana aneka virus, bakteria, atau kuman yang menyebabkan penyakit atau kematian secara massal, kolosal pada makhluk hidup. Lebih daripada itu, berdampak penyakit kebal terhadap pengobatan modern. Terkecuali penawar tertentu dari produsen penyakit dimaksud.

 Mau tak mau, generasi beradab harus akrab, ramah, luwes hadapi polusi covid-19. Optimalkan manfaat energi surya untuk meningkatkan kadar iman dan jaga stabilitas imun diri. Asupan gizi seimbang.  

Budipekerti bangsa tergantung adab politik nusantara. Budipekerti bukan hanya sifat internal dari diri mandiri manusia. Meluas ke lingkungan atau alam. Pandangan hidup sampai susah hidup masyarakat Jawa. Jika andai manusia atau bangsa berada di lingkungan alam budi yang luhur, akan memacu plus memicu rasa bajik. Maunya mau berbuat baik apa saja. Pokoknya baik saja sudah cukup sebagai modal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar