Halaman

Senin, 20 September 2021

negara dirugikan vs negara menghemat

 negara dirugikan vs negara menghemat

Kejadiannya kapan. Seolah kalkulasi pedagang kambuhan, ikutan, penyerta, tiban, dadakan ala kaki lima. Dibilang mirip pedagang asongan, sudah tidak musim. Pangsa pasar berkurang. Menyangkut lema ‘negara’, jelas bukan tataran, takaran ribuan Rp.

 Ingat betapa pedagang sayur keliling, saat ditanya harga jual. Emak-emak malah beristighfar, merasa dizalimi. Sang pedagang geleng-geleng kepala tanda setuju dengan gaya dan daya beli. Barang diambil dari mana, atau beli ke pasar terdekat sesuai peta jalan. Disortir sesuai selera konsumen, harga eceran. Untung tidak sampai puluhan ribu Rp. Diantar sampai depan rumah. Bisa pesan lewat gawai.

 Kiranya, mental pedagang penyelenggara negara. Beranjak dari biaya politik, ongkos pesan kursi, anggaran demokrasi sampai di tempat plus faktor tak terduga. Angka keamanan menjadi multidimensi. Argo politik sejalan dengan detak waktu. Tidak pakai rumus waktu istirahat, jeda bahkan antar waktu. Saringan besar di tahun pertama, masih saja ada pihak yang tersangkut. Bukan kelebihan muatan modal.

 Temuan sesuai fakta kasat mata. Faktor peringan bersifat dinamis. Suka-suka pemain. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar