Halaman

Rabu, 29 September 2021

kepolitikan perempuan nusantara menurut perspektif peng-Hawa-an

 kepolitikan perempuan nusantara menurut perspektif peng-Hawa-an

 Etnisitas kebangsaan dengan tradisi keperempunan. Betapa tokoh perempuan tidak mau kalah “duduk sama lama, berdiri lama kesemutan” dengan kaum Adam. Pentolan aktif partai politik perempuan nusantara jangan dibanding-sanding-tanding dengan negara lain yang lama merdeka. Belum waktunya.

 Beda dengan ketokohan kaum Hawa yang tidak paham partai politik, tapi gemilang berpolitik. Masuk bahan ajar sejarah kebangsaan. Memakai kendaraan politik hanya pas untuk sang penguasa tunggal Orde Baru. Formulasi politik “Pancasila Sakti” mampu membungkam sepak terjang politisi sipil. Baju hijau sejak awal “berseberangan” langsung dibabat habis.

 Total kopral, bangsa ini rasanya dengan kuota perempuan di parlemen, memacu memicu pihakan modal paras doang. Tidak begitu. Masih ada pejuang tanpa nama. Bahkan tidak butuh publikasi jual harga diri. Rumusan politik ramah perempuan, seolah bangsa ini nasibnya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar