Halaman

Sabtu, 11 September 2021

model kurang bahan, lèkton lèktok vs pamer wudel

 model kurang bahan, lèkton lèktok vs pamer wudel

Hormati pengguna aktif busana dimaksud. Sepertinya didominasi salah satu gender yang eksis di  nusantara sejak zaman kerajaan Majapahit. Beda pada bahas dasar. Zaman Orde Lama, sandang langka karena keterbatasan bahan lokal. Belum kenal model minimalis. Jangan sampai ada potongan kain sia-sia. Semua kepakai. Hitung mundur, luas dan ukuran bahan menemukan model.

 Lompat zaman tapi masih di pola politik-militer daripada Orde Baru. Kaos berlengan di atas siku atau lebih, tapi mengkorbankan daerah tutupan pinggang. Model cingkrang. Diharapkan selaku pakaian luar.  Namanya remaja, malah dipakai langsung lekat di badan. Saat duduk manis, tampak aman, sopan. Tahan geliat badan, berdiri membungkuk atau aksi bahasa tubuh sengaja tanpa niatan.

 Laju zaman ditandai murah sandang. Pilih model sesuai martabat diri. Kodian, segala lapisan sosial pakai. Tidak ada sebutan pakaian malam, pakaian santai, pakaian tidur. Modis, fashionable, selera anak muda plus merek diri, menjadi pembeda. Motif mirip, bahan beda kualitas. Pihak lain ada sajian kaki lima tapi tampil di bintang lima.

 Jika terjadi kaum hawa merasa diri dengan busana kebesaran, gelar akademis kehormatan tidak mendongkrak nilai jual di panggung politik. Mesti ngomongin politik. Pakai modus lain seperti bisa lihat di jalanan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar