Halaman

Sabtu, 04 September 2021

bagaimana betara guru mau tersenyum

 bagaimana betara guru mau tersenyum

 Judul asli, awal, autentiknya adalah “bagaimana tuhan mau tersenyum”. Namun reaksi sanggahan dari ki dalang Sobopawon cukup diakal. Khawatir menyinggung langsung sebutan sila pertama dasar negara nusantara. Apalagi penguasa zona merah sedang kuasa. Sepakat pakai “betara guru”. Panggung pembelajaran nasional berkenormalan dimungkinkan bisa protes ada nama “guru”. Kapan mainnya.

 Lebih daripada fakta di atas, adegan arogan, acara gara-gara, atraksi agresi sarat aksi terjadi di jagad rimba belantara nusantara. Tema besat, tema pokok adalah seleksi wawasan kesusilaan. Betapa profesi tuna susila, pelacur sudah disederhanakan menjadi PSK daring. Modus sesuai laju manfaat TIK. Salah kaprah tapi lumrah, ada nama susila, susilo. Menambah bobot seleksi lokal.

 Sistem seleksi diakui secara yuridis konstitusional, normatif demokratis untuk memilah memilih pihak yang asusila, asusilo dengan mucikari legal bersertifikat. Maka daripada itu, redaksional, substansial, narasi seleksi bersifat memojokkan. Memilih di antara dua pilihan yang tidak ada kaitan maupun ikatan moral kepancasilaan.

 Sama saja disuruh milih “mati berdiri demi penguasa” atau “mati kaget untuk kursi”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar