Halaman

Jumat, 24 September 2021

tular nalar lewat tutul abjad

tular nalar lewat tutul abjad

Mulanya ketika anak bangsa nusantara masuk kerja suka-suka hati. Begitu kenal komputer atau sebutan lidah lokal. Dimanfaatkan selaku pengganti mesin ketik. Loncat terkaget-kaget begitu intervensi teknologi informasi dan komunikasi. Rambu suratan siratan pada pasal UU ITE. Pasal kagetan untuk jaga martabat pantat penguasa atau manusia politik khususnya.

 Media massa cetak maupun elektronika terkena imbas 180 derajat. Derajat kemanusiaan terpicu plus terpacu hidup-hidup di tempat. Modal lincah ujung jari melebihi potensi dan kapasitas harga diri. Melipatgandakan ujaran ajaran jauh dari rasa sila-sila dasar negara. Gelar akademis tidak identik dengan kinerja otak mana saja. Ironis binti miris, generasi turun tanah hingga generasi bau tanah, adu nyali. 

Udara bebas nusantara menjadi ajang saling libas, ladang gali kubur bangsa sendiri. Matinya hati nurani sejak dini dengan duduk diam manis di rumah saja. Hati bentukan lain dengan liar binal jelajah urusan pihak lain. Jarum tetangga jatuh nyaring di kuping, itu doeloe. Sekarang, orang diam tanpa tatap wajah menjadi target dan sasaran asal tembak. Tidak perlu kalimat standar, baku, normatif. Semakin dikomen kian girang hati. Merasa sukses mengambil dosa orang lain. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar