Halaman

Selasa, 07 September 2021

sanksi hukuman gaib bagi manusia selaku

 sanksi hukuman gaib bagi manusia selaku

Padanan kata manusia sesuai tugas dan penugasan. Minimal sebagai makhluk bumi. Inipun masih menimbulkan perdebatan. Jalan tengah, pahamkan bahwa manusia merupakan makhluk semi-samawi dan semi-duniawi. Ikrar ketauhidan tertanam sejak dalam bentuk ruh. Pola meja belajar keluarga, menentukan efektivitas Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Kondom dipakai pasangan suami isteri (pasutri) dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) sebagai pengatur jarak kehamilan. Sesuai perkembangan peradaban, dengan dalil protokol kesehatan atau medis, kondom menjadi multi fungsi. Aturan pakai kondom tidak mewajibkan pemakai adalah pasutri. Pembagian kondom oleh pemerintah untuk berbagai dalih dan kepentingan, memang sebagai tindakan preventif, namun mengabaikan norma agama. Walhasil sosialisasi dan pembagian kondom sama artinya dengan pemerataan dosa.

 Pakai modus kemarau sebulan bisa dihapus dengan hujan sehari. Tumpukan dosa bulanan, timbunan dosa kecil, dosa ringan harian merasa bisa diputihkan, dinolkan dengan tobat total.

 Efek domino dari sebuah dosa sepertinya serba otomatis. Seperti atau sebagai pintu masuk ke tahap berikutnya. Minimal jalan di tempat atau mengulangan tindakan dan dosa yang sama. Ada. Bahwa dengan tindakan amal akan meningkatkan amal berikutnya. Inilah seni hidup. Tergantung manusianya, kitanya.

 Mulai dari hal yang sepele, sederhana yaitu menunda bangun pagi. Akhirnya akan mengambil jatah waktu untuk agenda kehidupan berikutnya. Tindakan semacam ini, atau sejenisnya, akan selalu diulang dengan seksama. Tanpa usaha untuk memperbaikinya. Toh hidup aman plus nyaman-nyaman saja. Rasa merasa “aman plus nyaman” adalah sejatinya sanksi di dunia. Matinya hati. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar