Halaman

Selasa, 07 September 2021

sertifikat pancasilais, agunan utang dalam kota

sertifikat pancasilais, agunan utang dalam kota

Karakter tanaman cincau, tepat untuk tanaman hias. Bukan pohon. Tahan panas, asal air jangan sampai kekeringan. Pilih beberapa daun remaja dengan potong tangkai, agar tumbuh bercabang. Modus ini bikin tanaman merimbun. Kutu daun maupun hama lain, masih ada yang ikut ambil manfaat. Modal alat pengejus, hasilkan cincau siap teguk, kunyah ringan. Penyaringan butuh kesabaran. Skala rumah tangga.

 Skala lebih luas, sebut saja negara. Hasil tambang di pulau perawan, tidak padat penduduk, alami. Seolah tinggal keduk, keruk dan mengkayakan negara adidaya. Betapa nelayan nusantara, sibuk uber ikan domestik sampai negeri tetangga. Beda nasib, dengan pabrik olah ikan terapung milik bangsa lain. Sekali sedot saat tidak ada patroli laut atau malam hari. Radar kira, kapal besar melintas.

 Kehidupan di kota, tidak serta merta dimonopoli manusia kota. Aneka wajah tampil terampil di jam kerja. Wajah malam hari beda karakter. Model buta cakil, sekedar bolo dupak. Gaya garang saling adu serang. Semua urusan langsung bayar tunai. Jangan bawa-bawa nama pekerja binaan partai. Tidak berlaku. Bahkan bawa alat kelengkapan negara, langsung dilengkapi di tempat. 

Sisi manusiawi, kemanusiaan kehidupan bangsa kota. Pusat beredarnya Rp senusantara. Apa saja bisa jadi Rp. Bukan daerah tujuan tipikor. Berani malu, belum cukup. Pakai atribut parpol yang sedang aktraksi panggung. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar