Halaman

Rabu, 31 Agustus 2022

nyunggi-nyunggi kursi sii gembèlèngan

nyunggi-nyunggi kursi sii gembèlèngan 

Sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan 17 Austus 1945 NKRI, tidak akan lepas dari kisah pak Dirman (Jenderal Sudirman) dengan pasukannya. Khususnya kursi tandu pak Dirman, 2  atau 4  orang juru gotong, bergerilya.

Sejarah perjuangan mengisi sekaligus menikmati kemerdekaan. Uber nikmat kursi konstitusi. Modus gerilya poltik sudah dirasa kurang manjur. Seperti dolanan bocah.

Modus terkini menjadi “permainan orang dewasa”. Jauhkan dari jangkauan anak kemarin sore. [HaéN]

èmbèl-èmbèl malah nggèmbèl

èmbèl-èmbèl malah nggèmbèl 

Gaya politik kemlinthi, sok-sokan, berlagak, berlagu. Kalau kaum hawa  penthèngthèngan utawa sok jagoan. Kemlinthi identitas anak lanang yang baru bisa hidup bangkit, bangun, berdiri secara alami. Jagoan tapi masuk kategori pegangan hidup, layak disebut kemlontho.

Anak manusia pribumi nusantara pada tahap perjuangan hidup dan atau susah hidup. Kurang gemblèngan. Masih keturunan ketiga, sempat sua nenek moyangku. Kecipratan kursi empuk.

Jurus “mabuk kursi” menjadi andalan uber pillpres 2024. Nyunggi-nyunggi kursi . . . . . . . . gembèlèngan. [HaéN]

Selasa, 30 Agustus 2022

cocok tanpa dikocok, bebas cekcok

cocok tanpa dikocok, bebas cekcok 

Macam pariwara iklan korban rokok zaman TV hitam putih. Juga tidak. Perokok pasif lebih mewabah ruah ketimbang perokok aktif.  Daya belanja rokok di keluarga  elit (ekonomi sulit) beririsan dengan sumber kekayaan pengusaha rokok tembakau nusantara.

Generasi <U-18 sudah paham merokok, menjadi ahli hisap sejak dini. Efektivitas gaul bebas  aktif  tanpa tekanan.

Jadi melantur. Lupa apa yang akan dinarasikan. Pemirsa lihat judul, tidak pakai lama langsung merenung. [HaéN]

zodiak orang rumahan, pusat perhatian vs jaga jarak

zodiak orang rumahan, pusat perhatian vs jaga jarak 

Mau bunyikan aneka fakta zodiak ke-4 yang dilambangkan dengan kepiting. Kata ahli ramal, terawang, watak hingga sampai protokol jiwa sehat. Suka-suka katanya. Etnis Jawa lebih cocok tanpa dikocok dengan perhitungan weton.  

Kepribadian berdasarkan golongan darah, menambah wawasan kebangsaan. Golongan darah wong cilik, secara  struktural dan kultural berkekuatan nasib tetap. Begitu-begitu saja. Dikatrol malah ambrol, mrotoli.

Kaidah hindari debat, adu mulut  walau tindakan yang kau lakukan benar, baik, bagus, betul secara normatif. Melakukan kebaikan bukan karena mau dilihat dan dinilai pihak lain. [HaéN]

humor politik mbokdé mukiyo, dudu rumor politik

humor politik mbokdé mukiyo, dudu rumor politik 

Frasa “demokrasi politik” belum dibunyikan di UUD NRI 1945 sejak ditetapkan. Empat kali amandemen (perubahan) masih aman-aman. Dikarenakan  lebih  dahulu lahir praktek demokrasi politik. Dikenal dengan sebutan partai politik, kendaran politik, alat politik, mesin politik.

Berkat Perubahan Keempat tahun 2002 UUD NRI Tahun 1945, menghasilkan tambahan pada Pasal 33, tepatnya berupa ayat (4):

(4)          Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, jika radar partai politik diarahkan ke komunitas  akar rumput, rakyat tapak tanah, wong cilik. Menjaring dan menyaring aspirasi rakyat. Malah menemukan fakta kinerja literasi anarkis. Stimulus politik. Bermula format terapi kejut ke lawan politik.

Di tangan anti persatuan nusantara. Olok-olok  politik di luar kontrak politik. [HaéN]

Senin, 29 Agustus 2022

hompimpah sopo menang dhéwé, ndangdhut

hompimpah sopo menang dhéwé, ndangdhut 

Pingsut menentukan nomor urut atau  sapa yang  duluan antar dua  pemain. Wasit lebih suka lempar koin. Lebih dari dua pemain sampai lima, pakai metode hompimpah. Sepakat dengan aturan  “céjé dhéwé menang”.

6 (enam) pemain, lebih ilmiah pakai dadu politik. Soal 6 (enam) sisi berisi gambar lambang  partai politik yang  sama. Terjadi semasa zaman rezim politik-militer daripada  Orde Baru.

Sama-sama merasa berhak, bahkan merasa paling layak jadi kaping wolu. Kemungkinan paling  mungkin, judul masih ada yang lebih cespleng kepleng. [HaéN]

lonjakan nilai jual telur ayam petarung

lonjakan nilai jual telur ayam petarung 

Setelah emak-emak berdaster nyaris tergelincir, kepeleset oleh curahan minyak goreng kelapa sawit. Revolusi ekonomi kerakyatan belum rampung. Berproses bareng waktu. Urusan perut tidak akan pernah selesai. Pe-doyan nasi selalu ingin tanduk. Nasi hadir di kaki lima sampai hotel bintang lima.

Kendaraan politik, alat politik sigap 24 jam.  Cegah  sejak dini perang telur.

Domba saling adu keras kepala, binasa telur ayam di tengah. [HaéN]

mbo sambo kidul kono mbelèh kebo

mbo sambo kidul kono mbelèh kebo 

Anak  bangsa pribumi nusantara di kota pelajar Yogyakarta. Sampai dekade pertama Orde Lama sudah menjadi murid Sekolah Rakyat (SR). Atau njamani pemberontakan PKI “G30S 1965”. Peritiwa tragedi Kentungan, dsb,dst. Kuping tak asing dengan tembang kedaerahan:

Bapak pocung ledre intip warung gunung

Pasar mlati kidul denggung

Kricak lor nagara

Pasar gedhe lore loji

Menggok ngetan kesasar ning gondomanan

Arah mata angin yang belum tersurat tinggal satu, yaitu “kulon”.  Tenggang rasa dengan Kulon Progo. Fenomena “kidul“  terasa mistis. Istilah mitos utawa amit-amit lan ngatos-atos kian berdenging jika beririsan dengan adat lokal. Dukungan dari mistik, mistis, misteri  hingga sampai filosofi berbangsa mo-limo. Rawat dan ruwat nusantara agar tetap berada di tangan yang  layak dan berhak.

Tembang pitutur tentang  kematian atau pembunuhan karakter, tersirat pada judul. [HaéN]

Minggu, 28 Agustus 2022

wis dicaplok ora rumangsa

wis dicaplok ora rumangsa 

Kepetingan lain yang lebih penting plus menggiurkan. Menggandakan aliran air liur mulut  liar tak berjahit. Menggugurkan kewjiban cinta tanah air, bela negara, kawal nusantara. Tidak ada korelasi dengan ayomi masyarakat.

Ujung-ujungnya, ybs malah tidak sempat menikmati hasil akhir. Waktu jualah yang  menentukan babak akhir. Bersamaan sang surya dicaplok betara Kala. Keluarga tani sudah tidak berlesung.

 Traktor tangan bantuan presiden kaping pitu. Nusantara swasembada beras. [HaéN]

njupuk sakdurungé njaluk

njupuk sakdurungé njaluk 

Justru menunjukkan keakraban. Contoh kalau dirinci mengarah ke adab bernusantara. Ada jebakan serius berupa isolasi, lokalisme, dan autarki adu nyali. Malah ikhwal mulia. Sinergi antar putera-puteri terbaik asli daerah.

Bagi tugas sampai habis. Semua komponen bangsa kebagian. Soal ada yang rangkap profesi.  Karena faktor profesionalisme.

Suratan kebijaksanaan nasional yang menghindarkan negara dari keterikatan kepada negara lain, multipihak. Menyalahi asas kawasan pasar bebas dunia. Wis dicaplok ora rumangsa. [HaéN]

varian waktu, sebab akibat vs serba kebetulan

varian waktu, sebab akibat vs serba kebetulan 

Setiap umat manusia, paham waktu adalah perubahan. Indikator utama pada fungsi perut. Langgam lagu keroncongan pratanda waktu makan tiba. Jika tidak segera dipenuhi tanpa janji, timbul masalah kebangsaan. Sehari belum ketemu nasi. Hanya substiusi ala kadar, sekedar ganjal lambung agar tidak ngantukan.

Bingkai waktu lima tahunan. Manusia wajib merinci tahap dan langkah kehidupan. Utamakan balik modal. Skala prioritas pakai skenario optimis di atas kertas. Balas jasa, balas budi vs balas dendam menjadi bahan evaluasi.

Kewaspadaan nasional, antisipasi modus kawan, teman, mitra kerja sing doyanan, geleman. Njupuk sakdurungé njaluk. [HaéN]

generasi tanpa balik arah tuna energi

generasi tanpa balik arah tuna energi 

Melaju di jalan bebas hambatan, belum jaminan bebas ATHG. Jebakan berupa rambu politik bebas haluan, marka  politik segala warna.

Efektivitas  demokrasi politik-politik-politik.

Lurus jalan terus. Belok kiri boleh langsung. Belok kanan tunggu alat pemberi isyarat.  Tengok sebelum membelok. Salah arah salah sendiri. Kebablasen, keblusuk malah mengurangi rivalitas. [HaéN]

Sabtu, 27 Agustus 2022

demokrasi nusantara kakèhan gapité

demokrasi nusantara kakèhan gapité 

Adanya hanya demokrasi politik-politik-politik. Negara gemar berkembang sesuai timbangan, imbangan multipartai. Ki dalang malah susah memainkannya. Anak wayang doyan diangkat dan diangkat-angkat agar tampak wibawa diri. Bencana alam menjadi saksi betapa ramah investor menyulap bentang alam.

Kehidupan bernegara, masuk ramuan oplosan tiga masalah yang seolah tampak berbeda, tapi nyambung, yaitu ketertambatan, takdir, dan penyesalan menjadi satu adonan.  Karena ketiga komponen tadi mengacu kepada ketidakberdayaan manusia menghadapi sesuatu. Baik hal itu timbul karena dorongan nafsu pribadinya, semacam ambisi politik  maupun karena kekuasaan di luar dirinya sendiri, sejenis boneka politik.

Mégabencana versi 2014-2019, sebagai akibat tindak tanduk, tindak tutur kata, tingkah laku, ulah tangan manusia yang sudah melampaui batas kewajaran. Alam tetap tak akan jemu, tak pernah kapok, tak kenal lelah mengingatkan bangsa Indonesia. [HaéN]

judi (maju jadi) politik identitas nyapres, nyahok

judi (maju jadi) politik identitas nyapres, nyahok 

Duduk perkara belum bisa dipastikan. Yang  pasti ybs  masih duduk manis, adem ayem. Tidak perlu pakai keringat sendiri untuk berbuat. Berharap kursi tiban.

Modus aksi, tepatnya kontra produktif rakyat, dengan mitigasi penyakit politik, tindak kriminal poitik sejak dari sumbernya. Kabinet sebagai representasi peta politik nasional.  Parpol peserta pemilu berhak mewujudkan hak politiknya liwat kabinet. Relawan aneka ambisi, masih tersisa lapis kedua atau koretan.

Belum berbuat apa-apa untuk negara, tetapi sudah mendapat apa-apa dari negara. Enak tenan. Model seperti ini yang dicari di negara multipartai. Rumusan politik berbasis ramuan ajaib revolusi mental berkelanjutan, menjadi pegangan hidup anak bangsa pribumi primitif. Maksud jelasnya, masuk bursa kawanan partai menjadi “ladang amal usaha duniawi”. [HaéN]

olah batin, menata potensi ke-aku-an

olah batin, menata potensi ke-aku-an 

Mendadani diri ini, lebh bersifat badaniah, lahiriah, ragawi. Mencapai postur ideal menambah nilai jual. Asupan gizi seimbang dengan pola diét. Tradisi kaum hawa. Beda dengan kaum adam, perut digedhéin. Standar fisik “pembesar”. Bukti makmur, sejahtera, sukses karier dunia.

Peduli amat  pemerintah dengan menghadirkan senam pagi Indonesia indah. Secara massal, kolosal. Bagian dari memasyarakatkan olah raga,  mengolahragakan masyarakat.  Klub  bina rangka, bina raga menjadi gaya hidup. Senam kebugaran jiwa-raga. Hobi nge-gym beralih ke nge-gim.

Anak balita masuk peringkat anti-sosial. Pengguna aktif  pe-gawai, pe-gadget. Generasi bau tanah, tidak mau kalah langkah. Aktif di panggung literasi anarkis.  

Proporsi tubuh ideal bisa dicapai. Takut gemuk. Terus ikut tren positif. Segala anomali cuaca, aneka medan serta model panggung kehidupan. Angan-angan kian tak terjangau. Bukan ikut arus  pendek, terbawa arus suka-suka. Menyerap habis energi religi. [HaéN]

Jumat, 26 Agustus 2022

wong cilik, cilik-cilik nguwalati

wong cilik, cilik-cilik nguwalati 

Kriteria, kategori, klasifikasi wong cilik tidak sesuai hafalan, daya ingat, kesepengetahuan pemirsa di negara mana saja. Apalagi berkorelasi dengan politik, lebih-lebih partai politik negara maju selangkah, mundur dua langkah.

Lebih berkenaan dengan adab bertetangga. Gaya hidup sayup redup, gengsi tanpa isi, gaul begajul anak bangsa pribumi nusantara.

Cuplikan awal alinéa keempat Pembukaan (preambule) UUD NRI 1945:

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan   .  .

Mengadalkan potensi kognitif (pikir, nalar, dan logika), mencetak anak bangsa mahir main “tumpah darah“ antar sesama. Akhirnya pribumi nusantara mengabaikan visi misi sang bakal calon. Citra Rp lebih berdaya tarik. Tebar pesona diiringi wajah garang garing.[HaéN]

kuadran kasihan - kasihan rakyat pemilih nusantara

kuadran kasihan - kasihan rakyat pemilih  nusantara 

Namanya politik. kejahatan, tindak pidana atas nama politik bebas perkara. Tersedia bahan baku politik kriminal dalam ramuan bahwa ambang batas pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yang menggunakan hasil pemilu legislatif pada lima tahun sebelumnya.

Statistik, kurva dengan absis kasihan dan ordinat kasihan. Tersedia bentuk sederhana bahasa gaul absis kasihan-saja dan ordinat kasihan-banget.

Fenomena golput, fatamorgana calon tunggal saat pilkada serentak, bukan aib politik penguasa. Bukti ringan salah didik politik.

Pada prinsipnya sistem presidensial tidak mengenal ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden. Begitu juga dalam konstitusi dan UUD 1945, tidak ada satu pasal pun yang mengatur tentang ambang batas pencalonan presiden. (sumber:  Putusan  MKRI Nomor 6/PUU-XX/2022). [HaéN]

akhir kata tapi belum berakhir

akhir kata tapi belum berakhir 

Judul olah kata adakalanya merupakan kesimpulan sementara tapi berkekuatan tetap. Asas  terbuka atas segala masukan. Bisa juga bak temuan dari aneka sub-temuan. Perlu analisa lebih  rinci.

Badan pengawal konstitusi nasional  merasa bisa mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. Hak uji petik prosedural dan esensial, substansial, redaksional produk legislasi undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar.

Nama orang tidak pada skala moderat. Ada Awaluddin, ada Akhiruddin. Tengahuddin dengan sebutan etnis ybs. [HaéN]

platform partai mbokdé mukiyo, dudu pelat nomor kendaraan politik

platform partai mbokdé mukiyo, dudu pelat nomor kendaraan politik 

Ini baru padahal lawas. Rakyat akar rumput, tapak tanah, papan bawah tidak perlu tahu bahwa kata ‘haluan’ atau ‘plaform’ tersurat di akta pendirian parpol atau  AD dan ART kepengurusan DPP.         

Politik  identitas bukan indèn, ngijon maupun barter kursi  konstitusi.

Distribusi kuasa, milik, guna, manfaat sumber daya politik lokal nusantara. Lihat rambu-rambu politik yang terpasang. [HaéN]

Kamis, 25 Agustus 2022

berani untuk tidak berani

berani untuk tidak berani 

Jalan kaki di jalur pejalan kaki, trotoar, pedestrian. Tidak serta merta aman, nyaman dan bebas hambatan. Terlebih infrastruktur jalan dibangun setelah kawasan terbangun. Mirip dengan asal muasal  gang senggol.

Begitulah kehidupan manusia di dunia.  Sudah dirancang dengan rinci, njelimet, seksama. Fakta tak terduga, esensial malah muncul belakangan. Kendati tidak muncul di skala prioritas, tapi sudah diantisipasi secara proaktif. Karenja sifatnya asumsi, spekulatif lihat nanti saja. Menyita energi yang pas-pasan.

Selaku umat-Nya seolah kita lebih pilih diam. Justru saat dalam kediaman itu, muncul peta jalan yang harus kita lalui. [HaéN]

ciri wanci politik identitas nusantara, banting harga vs balik modal

ciri wanci politik identitas nusantara, banting harga vs balik modal 

Organisasi kemasyarakatan (ormas); partai politik (parpol) maupun kumpulan pergerakan kerakayatan, wadah aksi kebangsaan atau sebutan lain sesuai kondisi saat itu, yang resmi berdiri jauh sebelum NKRI merdeka 17 Agustus  1945. Selaku faktor penentu corak ragam adab berbangsa dan atau adab bernegara.  

Ramuan menu multipartai nasakom, menjadi bukti dan saksi sejarah. Bergulir ganti kulit di zaman rezim politik-militer daripada Orde Baru, berketetapan tiga organisasi kekuatan sosial politik. Representatif dari haluan partai politik bebas haluan, gado-gado.  

Era reformasi  menawarkan citra pesona oknum ketua umum partai identik kandidat RI-1 dan atau RI-2.  Stigma kaping pitu itu hanya sebatas petugas partai. Syarat parpol boleh ikut pilpres 2024 lebih berat ketimbang syarat capres. Ironis binti miris, tersirat posisi wapres. Ban serep, tukang pukul gong. [HaéN]

Rabu, 24 Agustus 2022

imajinasi politik vs jaga imej

imajinasi politik vs jaga imej 

Parpol penebar penabur gosip, rumor maupun kabur (kabar burung) tentang jualannya.

Beda dengan abang PSK. Reputasi dagangannya tidak berkorelasi dengan gaya tampilan. Pakai seragam kerja itu saja. Kehadirannya tetap ditunggu  emak-emak berdaster. Busana dinas ibu rumga.

Berani untuk tidak berani. [HaéN]

politik identitas vs talénta berkenusantaraan

politik identitas vs talénta berkenusantaraan 

Kemerdekaan imajinasi liar anak bangsa pribumi untuk mengkerucutkan jati diri ‘siapa aku’. Panggung politik nusantara sekedar ajang sandiwara ‘siapa sedang jadi apa’. Lembaran tanpa jilid sudah tersedia. Manusia sigap 24 jam melakoni  skenario-Nya. [HaéN]

kuasa, milik, guna, manfaat sumber daya politik lokal nusantara

kuasa, milik, guna, manfaat sumber daya politik lokal nusantara 

Hanya bisa terjadi dengan seksama, selama tempo tak ditentukan di negara agraris. Geopolitik sesuai negara kepulauan beririsan dengan otonomi daerah, pengedali otoritas politik daerah. Fakta   historis sebaran bahan baku sila-sila daripada dasar negara. Terabaikan secara sistematis oleh trah peramu menu nasakom.

Wong-cilik diliciki, diakali untuk mendulang, meraup suara pada pesta rakyat, pesta demokrasi. Dekat-dekat rakyat tapak tanah, komunits akar rumput melegalkan asas endus kasus,  bongkar dan angkat kasus, layak perkara dan jual beli kasus. Agar terfokus, prosesi  tata niaga   hukum di  bawah satu kendali mutu.

 Nasib berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa) tertantung kode etik bernusantara kaping  wolu.  Momentum berantas  judi hingga  ke akarnya vs  fenomena ikan busuk mulai dari kepala. Politik identitas  bukan indèn, ngijon maupun barter kursi  konstitusi.  Ybs saja tidak paham. [HaéN]

kanibalisme politik nusantara, suka sama suka vs sama-sama suka

kanibalisme politik nusantara, suka sama suka vs sama-sama suka 

Praktek tindak pidana korupsi yang melibatkan kategori aktor politik, putera-puteri terbaik pilihan rakyat, pemangku kekuasaan, pengampu kepetingan di semua tingkatan pemerintahan dan cabang kekuasaan negara.

Fenomena berulang pada verifikasi partai politik untuk peserta Pemilu 2024 adalah kanibalisme politik antarparpol untuk menjegal pemenuhan syarat sebuah partai politik bisa ikut pemilu.  Padahal modus penguasa, ideologi kanibal vs miras oplosan.

Berebut kendali atas basis akar rumput, suara  rakyat tapak tanah  menyuburkan kompromi, koalisi  semu, parpol oplosan dan dimensi kanibalisme politik nusantara. [HaéN]

Selasa, 23 Agustus 2022

wong tuwa ala-ala malati

wong tuwa ala-ala malati 

Sesama paribasan, peribahasa dalam bahasa Jawa yang berujar “kebo nusu gudèl”. Terasa ada benang merah. Kendati bukan pada jalur yang sama. Kandungan, suratan makna kias nyaris bertolak belakang. Vertikal ke atas (judul olah kata) vs vertikal ke bawah.

Langsung ke simbol “buaya vs buaya”. Buaya kuwalat akibat melampaui batas wewenang atau cidera kepercayaan dari raja rimba. Punya dalih, asas taat, loyal, patuh maka terjadilah kejadian apapun. Bebas sanksi hukum buatan manusia. Alih fungsi dari alat negara menjadi alat politik. Kian legal, sah secara konstitusional. 

Malah unjuk bukti wong cilik ala-ala malati. Keberatan status pengayom. Secara sadar melakukan tindak   sebalikya. Ada anggarannya untuk pasal tak tertulis yaitu “tegakkan hukum di tempat, hemat biaya peradilan”.

Ganti raja rimba, sejarah hitam, sistem akan berulang dengan pemain berketurunan. [HaéN]

tampang inlander watak penjajah

tampang inlander watak penjajah 

Mirip cerita anak-anak tanpa émbél-émbél. Bahwa nusantara merdeka dari penjajahan bangsa asing beralih ke bangsa sendiri. Beda pasal dengan Ramalan Jangka Jayabaya, ada yang berbunyi:

Nanging menungso podho kuciwo margo dakwo-dinakwo. Ratu podho rembugan negoro endhi sing dipilih lan disenengi. Hera-heru wong Jawi kari separo, Londo Cino kari sejodo.

Menimbang, mitos praktek demokrasi, kejadian luar biasa vs biaya ekonomi tinggi. Politik juga tidak memilah dan memilih pribumi asli. Asal punya uang, ada sponsor, bagian integral dari investor politik multi nasional, multipihak maupun apalagi mancanegara.

Jadi, siapa saja, pihakan mana saja dengan dukungan pemain lama, wajah baru yang betul-betul baru dan asing bagi rakyat, dimungkinkan akan muncul.

Berkat Perubahan Keempat tahun 2002 UUD NRI Tahun 1945, menghasilkan tambahan pada Pasal 33, tepatnya berupa ayat (4):

(4)      Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Kita bersyukur apa adanya, karena tidak ada pasal kejahatan politik, tindak pidana politik. [HaéN]