merguru tanpa guru
Sesorang bisa saja
langganan terperosok ke lubang yang sama, tiap hari. Karena jalan keluar masuk yang
harus dilalui hanya itu. Nilai ekonomis, bukan jalur logistik lokal. Ditambah
penduduk bukan pendudung politik partai yang sedang berkuasa. Elit lokal, tokoh
adat, tokoh masyarakat kalah vokal berdampak pada praktek pembangunan bertumpu
pada kebutuhan dasar masyarakat.
Standar pelayanan minimal, survei kebutuhan nyata sesuai standar
layak hidup, rembug desa plus semboyan global. Tetap belum menyentuh skala prioritas.
Otoritas politik lokal, dinasti politik, trah baureksa adalah penguasa defacto.
“lubang berjalan” sejalan pergantian waktu, membuat jalma
manungsa arif, bèrbudi bawa leksana (sarat kearifan dan kebijaksanaan). Paham
jalan lurus, kendati tidak selalu mulus. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar