Halaman

Senin, 31 Oktober 2022

fragmén tutup tanggal 31 oktober 2022

fragmén tutup tanggal 31 oktober 2022 

Seolah  tidak ada yang istimewa, khusus, spesialis. Lantas jangan bebas sebut ujaran santai  seperti biasanya. Seperti yang sudah-sudah. Begitu-begitu saja. Nyaris statis hanya beda waktu, tanggal, hari.

Manusia unggul, sekejap melupakan Yang Maha Esa, merasa telah bermaksiat.

Esensi, substansi, muatan  utama judul beda nyata jika tullis “tutup bulan oktober 2022”. Pakai waktu matahari. Narasi lebih lanjut, takut berlarut-larut. [HaéN]

obsési pemilih pemula 2024, coblos lupa vs celup tinta

obsési pemilih pemula 2024, coblos lupa vs celup tinta 

Pasca pemilih menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi. Otomatis hak politiknya beralih ke tangan yang dipilihnya.  Apapun yang terjadi, terima jadi saja.  Tanpa komentar, tanpa protes. Buktikan  diri selaku warga negara yang tahu diri. Siapa diri ini sejatinya. Jangan bangga jika kutub, kubu pilihannya sedang naik daun. Merasa penting  bagian dari orang penting.

Ketahanan diri selama sampai hari-H pesta demokrasi lima tahunan  berikutnya. Tumbal poliitik legal formal konstitusional.

Tak berharap uang kembali. Sigap bersih-bersih diri. Ternyata pihak yang dicoblos, menjadi biang  dari segala biang. Alam lingkungan nusantara tidak hanya sekedar bersaksi. [HaéN]

gayung bersambut, 17 pemirsa menumpuk pukul 10:43 31okt2022

gayung bersambut, 17 pemirsa menumpuk pukul 10:43 31okt2022 

Berkat judul “27 s.d 30 oktober 2022 satu pemirsa per judul”. Koleksi aman nyaman di personal laptop. Date modified 10/31/2022 9:13 AM. Diposting oleh [HaéN] di 09.17. Kemudian daripada itu, statisik menunjukkan status “sekarang” terbaca pukul 10:43 terdapat 17 pemirsa.

Baca tampilan “24 jam”, tersaji grafik pukul 10.00.00 dengan 19 tampilan.

Lepas negara asal pemirsa personal blogspot.com. Sepertinya susah, selang waktu 09.17 s.d  10:43 untuk menggiring pemirsa. Berita baik lainnya, satu pemirsa per judul rerata tambah satu pemirsa, menjadi 2 pemirsa per judul. [HaéN]

militansi pemilih pemula 2024, HAM plus pilihan jujur diri

militansi pemilih pemula 2024, HAM plus pilihan jujur diri 

Pasal apa yang menyuratkan maupun menyiratkan bahwa ybs jujur. Bagaimana periwayatannya kalau dibilang jujur di zaman “becik ketampik ala ketampa”.

Jujur ringan karena belum paham caleg  di kota/kabupatennya, di provinsinya apalagi di nasional. Soal wakil daerah, masih bisa dengar-dengar.

Jujur sedang, bingung bin linglung ikuti pariwara tersedia “capres anti gores”.

Jujur tanpa rasa, parpol pemula 2024 ketiban pilihan mau-tak-mau ketimbang golput (golongan putus asa). [HaéN]

27 s.d 30 oktober 2022 satu pemirsa per judul

27 s.d 30 oktober 2022 satu pemirsa per judul 

Faktor negara asal pemirsa personal blogspot.com ikut menentukan. Kebetulan terdapat 4 judul  per tangggal 29 s.d 30 oktober 2022. Total 12  judul Terpaksa bilang-bilang pas 1 pemirsa per judul.

Kiranya, pemirsa sudah tidak fokus ke dekade kedua entri populer. Menyebar ke beberapa judul lawas. Belum merasa perlu penterapan asas banding-sanding-tanding. Maksud baiknya, apakah memakai kata kunci yang sama.

Tidak ada masalah dengan kondisi apapun. Menulis untuk pemirsa. Karena  ada pemirsa maka niat semangat menulis terjaga. [HaéN]

Minggu, 30 Oktober 2022

faktor simbolik judul, daya pikat pemirsa dunia lain

faktor simbolik judul, daya pikat pemirsa dunia lain 

Betapa tanpa bertapa. Nestapa seseorang balik arah. Barang yang dianggap hilang tanpa pesan. Karena ikuti protokol cari plus tunggu, nanti. Tanpa terduga barang tsb diketemukan di tempat yang tak terduga. Atau barang dimaksud datang kembali dengan sendirinya. Pola lama, barang dimaksud baru bisa   diketemukan pada saat-saat terakhir pencarian dengan seksama.

Analog, dengan kata lain betapa pemirsa sigap diri jelajah personal blogspot.com. Tanpa secuil harapan untuk menemukan sesuatu. Apa yang dicari apalagi dibutuhkan juga belum tahu. Masuk angan-angan pun juga tidak. Mengandalkan kata hati. Modal kata kunci yang masih simpang-susun. Mau mundur surut niat, takut ketahuan ketidaktahuannya. Tetap mulai dari nol.

Apa kata dunia. Begitu pencarian tersangkut di  penggalan narasi produk penulis. Radar hati tangkap sinyal. Sadar diri ini dia yang diharapkan. Terkuak, tersibak, tersingkap ketahuan yang mendalam. Menadah durian runtuh sepohon-pohonnya. Tinggal pilah pilih barang jadi siap pakai. Temuan dapatan  di luar nalar kepengetahuannya. [HaéN]

édukasi diri dengan judul ke-100 oktober 2022

édukasi diri dengan judul ke-100 oktober 2022 

Tidak perlu terapkan asas banding-sanding-tanding dengan bulan-bulan sebelumnya. Sekedar cari  beda. Bahkan dengan bulan yang sama tahun 2021. Prestasi atau kinerja ditentukan atensi pemirsa. Tayang 24 j di personal blogspot menjadi tantangan dinamis jam-jaman.

Betapa pemirsa dari negara belahan bumi lainnya, memacu memicu ketahanan pola dengar-baca-tulis. Malas berdebat walau benar. Otomatis memposisikan diri selaku pendengar  aktif,  sigap kuping  saat berada di kerumunan. Sesekali urun rembuk sesuai pengalaman hidup dan pengetahuan diri.

Sibuk menulis tanpa préténsi apapun. [HaéN]

negara (alat penegak) hukum subversi nusantara

negara (alat penegak) hukum subversi nusantara 

Konon kata ahlinya, menurut yang punya cerita. Bukan rekam jejak pelaku utama. Demi tegaknya hukum dimanapun ada manusia, terlebih pada suatu negara. Dibutuhkan wakil negara, alat negara, abdi hukum tepatnya alat penyangga, penegak hukum. Agar hukum tetap eksis pada semua lini kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.

Oleh karena itu, cakupan pelayanan pengabdian agar menjangkau rakyat akar rumput, rakyat tapak tanah, rakyat papan bawah maupun lokasi termarginalka secara poitis. Daerah kerja hukum ditetapkan secara hierarkis. Beririsan dengan semangat otonomi (di) daerah. Menambah, memperkuat pemegang  otoritas lokal, orang kuat lokal, penguasa lokal.

Model hukum yang dipraktekkan, hanya “pelaku utama” yang berhak meriwayatkan. Kalau masih bisa bersaksi. Ayam pedaging unjuk rasa, protes, akan jadi obyek gebuk tanpa rembuk. [HaéN]

Sabtu, 29 Oktober 2022

pagi menghujat malam menjilat

pagi menghujat malam menjilat 

Tidak ada kaitan, ikatan, kiatan dengan perilaku laku kucing rumahan maupun kucing liar, kucing jalanan. Kendati kucing ybs punya sertifikat trah unggul, layak pelihara. Bukan juga menggambarkan watak manusia dengan asli lucunya.

Namun kiranya pengguna aktif media masa alternatif tanpa tatap muka. Bebas berbahasa tanpa batas seolah akan hidup panjang umur sepanjang mungkin.   

Berada di pihak mana saja, kapan saja sesuai tarif jam-jaman. Paket sekali pakai habis atau paket terusan. Terima paket borongan dan atau eceran. [HaéN]

ékotipe pemilih rasional 2024

ékotipe pemilih rasional 2024 

Keadaban demokrasi nusantara maunya serba instan. Pagi ditanam, sore sudah panen, petik prroduk. Lupa bukan bibit unggul yang ditanam. Metode pilah-pilih untuk seleksi, sortir kawanan bibit titipan. Sistem jaring dan saring, kalah taring langsung kalah saing. Kalah laga yang penting menang lagak.

Pemacu pemicu plus stimulus rasa kebangsaan lewat multipartai. Bersamaan pangkas bawah birokrasi sipil. Peningkatan pemerataan bintang-bintang alat negara. Negara hukum meningkat ke derajat negara hamba hukum. Negara aparat penegak hukum. Permainan bahasa tes wawasan kenusantaraan.

Parpol pula 2024 akan mengulang nasib pendahulunya. Namaya politik susah ditebak mana pantat mana jidat. Pagi menghujat malam menjilat. [HaéN]

faédah membaguskan masa depan di sisa panjang umur

faédah membaguskan masa depan di sisa panjang umur 

Penyakit hati skala jiwa-raga, karena ybs terjebak masa lalu. Uraian bangga akan masa lalu tidak akan habis diuraikan. Menyita jatah energi masa depan. Memikirkan kejadian setelah habis masa kontrak tinggal di dunia. Wajar bernalar jika ada yang alérgi, antipati, apriori dengan wacana kampung akhirat.

Apakah karena partai politik “masa lalu” kurang mampu menyiapkan calon pemimpin nasional. Malah  tidak peka, malas peduli, dan kurang tanggap terhadap gerakan nyata mencetak generasi pemilik masa depan. Karena tidak masuk ranah politik, tidak bergengsi secara politis, tidak mendongkrak citra diri, atau kalau terpaksa melakukan, hanya sekedar basa-basi, seremonial. Takut karir politiknya ternoda, terhambat maupun nilai jualnya merosot tajam, minimal mengganggu daya juang dan kinerja insting syahwat politiknya.

Tanpa racikan, ramuan dan rumusan resmi. Keberagaman, kemajemukan, rasa persatuan dan kesatuan sudah menjadi menu harian rakyat. Malah rakyat tidak paham teori sila-sila dasar negara. Sejak lama rakyat sudah biasa hidup sederhana. Mengacu asas ekonomi sehari. Boro-boro menabung. Kecuali di MCK, jamban keluarga komunal. Perut sudah terlatih dengan ketahanan pangan lokal. Perut sudah terdidik untuk keroncongan, asal hati tidak melompong bengong. [HaéN]

kenali dirimu sebelum tahu siapa aku

kenali dirimu sebelum tahu siapa aku

Pada saat bercermin pun manusia masih belum paham dan sadar diri. Kriteria kasat mata, tampak depan, masuk kategori ideal, idaman, idola atau sebaliknya. Wajah yang pas-pasan,khususnya pas bangun tidur.  Ekspresi jiwa, potensi daya batin tersirat pada  keteduhan mata, katupan sepasang bibir, lipatan  jidat. Skore sesuai status gender, panjang umur.   

Cerdas diri mengelola rasa sabar saat hadapi ujian kehidupan dan seleksi alami kemanusiaan. Rasa syukur atas curahan nikmat dunia sambil berharap limpahan berikutnya. Jika ikhwal ini menjadi menu harian. Maka ybs masuk kategori, standar manusia biasa, standar dasar manusia pada umumnya. Wajar tanpa syarat.

Minat naik peringkat menjadi manusia unggul, manusia pilihan. Cek syarat administrasi secara dalam jaringan. Waspadai modus media massa altenatif yang menawarkan tiket terusan.

Bagaimana mengapresiasi nasib pihak lain. Lebih dominan meludah ke atas. Menjilat ke atas. Atau kaki injak-injak bumi. Menjegal menjagal sesama pesaing. Menghujat gaya literasi anarkis tanpa tatap muka.  Ini perlu survei mendalam. Terus berlanjut sampai “ketahuan” sebelum kepergok basah kuyup. [HaéN]

Jumat, 28 Oktober 2022

sabotase demokrasi nusantara, modus global vs modul lokal

sabotase demokrasi nusantara, modus global vs modul lokal 

Keadaban politik nusantara masih pada tahap pembelaran secara mandiri, otodidak. Mengenal lambang, logo, simbol dan sebangsanya untuk menjadi tetenger partai politik. Klimaks faktor ajar,  edukasi adab berpolitik lewat pemahaman tata cara susun AD dan ART.

Faktor tak terduga, kedaruratan, skenario berlapis, order dadakan, kejadian di luar kapasitas akal sehat oknum ketua umum ber-hak prérogatif. Diselesaikan seara adat, sesuai  hukum rimba  belantara tak bertu(h)an.

Simak ulang karya suratan “intrik partai lebih fitnah ketimbang konflik politik”. Koleksi aman nyaman di personal laptop. Date modified 3/7/2021 6:04 AM. Rasanya tidak perlu penjelasan apa yang dimaksud kata kunci. Judul terasa sudah menjadi satu kesatuan untuh, bulat. Soal merujuk fakta. Malah selalu sedang terjadi di negara modern sekalipun. Tak ada pasal hukum yang menetapkan sebagai bukti pelanggaran atau tidaknya. Dikarenakan kejahatan politik selalu sejalan dengan laju hukum. [HaéN]

kejahatan politik tanpa modus

kejahatan politik tanpa modus 

Untuk memudahkan bahasan dan bahasa. Sekedar tulisan ringan tanpa beban. Posisi di antara omong doang dengan omong kosong. Tapi pakai bahasa tulis. Daya pikat pada penterapan asas banding-sanding-tanding. Kaitan, ikatan, kiatan dengan politik kriminal, tergantung pemirsa. Fakta terdekat malah dengan gerakan kelompok kriminal bersenjata.

Tarikan kuat benang merah dengan kejahatan ekonomi dan underbouwnya. Kendaraaan politik mana dulu yang sedang naik daun. Alat negara seperti apa yang sedang mau jadi alat politik.

Gaya hidup berbasis “tipikor” agar tampak bak negara maju, modern, mewah, mentereng. Bebas sanksi hukum produk legislasi (kompromi politik) plus terima pesanan cepat saji. [HaéN]

wajib dilupakan vs lupa kewajiban

wajib dilupakan vs lupa kewajiban 

Dikaitkan dengan jurus “pura-pura lupa”. Benang merah kemanusiaan kian nyata. ‘Wajib’ menurut hukum dan bahasa manusia menjadi dalil adu kuat. Saling merasa. Sebutan pihak yang  berwajib dan atau pihak yang berwenang melahirkan asas dasar salah-guna; lampau-batas atau lewat-batas. Klimaks kasus  muncul semboyan demi-hukum;  atas-nama-hukum. 

Skala moderat ingat rumus “mendadak lupa”. Diperkuat dalil “tiba-tiba  menjadi orang alim”. Aksi ekspresi jiwa “merasa  dizalimi”. Dijadikan korban, tumbal, kambing hitam.

Pihak atau oknum, orang yang dijadikan tumbal politik. Mendadak lenyap, senyap. Politik kriminal tak pakai gigi dua. [HaéN]

hak prérogatif manusia atas diri sendiri

hak prérogatif manusia atas diri sendiri 

Pergantian waktu antar waktu terus terjadi secara konsisten, konsekuen. Batasan perhitungan waktu bumi oleh manusia, mengadop sinergi bumi-matahari-rembulan.  Allah SWT menetapkan waktu malam untuk istirahat. Pasal ada manusia kerja malam beririsan dengan kehidupan di muka bumi.

Watak manusia disinyalir oleh malaikat, akan membuat kerusakan di muka bumi dan saling aksi menumpahkan darah.

Ironis tanpa sinis. HAM bawaan atau yang melekat pada  diri manusia. Terkait hakikat malam hari. Manusia sulit untuk mengendalikan diri.  Agar bersegera lelap dan atau bangun pagi. Butuh perjuangan untuk menutup mata. Begitu tertutup tanpa ingat waktu. Perjuangan buka mata tak kalah beratnya.

Jangan heran jika manusia memang bebas kendali diri. Walau sudah mengenali diri sendiri tanpa pamrih. “Siapa aku!”. [HaéN]

Kamis, 27 Oktober 2022

pos terbaru siang, 2 menit langsung disimak

pos terbaru siang, 2 menit langsung disimak 

Judul ketiga pasca dzuhur 27 Oktober 2022, “cilaka tanggung sendiri vs menang urut modal”. Simpan aman nyaman di personal laptop 10/27/2022 1:22 PM. Masjid mengadakan pengajian bulanan majelis taklim pukul 13:00.

Cek ulang personal blogspot.com, diposting oleh [HaéN] di 13.23. Statistik pos terbaru 13.25. bersyukur. Bak melepas judul ke pasar bebas. Tidak ada jaminan, garans, agunan topik dan atau tema populer.

Pemirsa langganan bukan fanatik. Entah pemirsa negara lain atau yang muncul saat lelap malam. [HaéN]

cilaka tanggung sendiri vs menang urut modal

cilaka tanggung sendiri vs menang urut modal 

Bagi oknum atau kawan partai, sedang berjasa di atas rata-rata kader dan atau  anggota kepada  badan usaha jasa partai politik milik keluarga.

Atau siapapun berciri:

Tidak berstatus atau terdaftar sebagai anggota partai politik manapun;

Pandai-pandai  pegang teguh haluan partai politik tanpa banyak tanya;

Sigap 24 jam melaksanakan kebijakan partai politik;

Merawat dan meruwat nama baik dan martabat bawaan ketua umum partai politik ;

Meningkatkan kesejahteraan pengurus partai politik;

Mendongkrak perolehan suara pada pesta demokrasi.

Maka oleh karena itu. [HaéN]

daya dong pas-pasan vs dendam politik pol-polan

daya dong pas-pasan vs dendam politik pol-polan 

Uji coba bom atom Amerka Serikat di negara Jepang, khususnya kota Hiroshima dan Nagasaki, agustus 1945. Gemilang mengakhiri Perang Dunia II. Efek radiasi nuklir akan berkurang setengahnya setiap waktu tertentu secara kontinyu, menerus.

Efe politik paham dan ajaran komunis lewat kendaraan politik PKI (Partai Komunis Indonesia). Kian eksis berkat dukungan koalisi identitas partai Nasakom gubahan Bung Karno. Pasca pemberontakan PKI – G30S 1965. ‘nasakom jiwaku’ tetap eksis, bergulir bareng waktu. Tidak ada matinya, tanpa kapok sekatapun.

Trah silsilah agawé bubrah negoro. Gaya dan modus apapun untuk libas lawan politik dipraktekkan. Tanpa pertimbangan religi, moral dan akal sehat. [HaéN]

identitas keindonesiaan tanpa perasa buatan

identitas keindonesiaan tanpa perasa buatan 

Asumsi historis, bukti empiris, tes wawasan kebangsaan plus pendekatan kebahasaan, bedah esensi, substansi menghasilkan #hargamati, dogmatis, pokoké menang vs ora gelem ciloko dhéwé.

Wacana nasionalisme pahlawan devisa, hujan emas di negeri orang. Ketimbang demo unjuk raga tuntut nasib di tangan sendiri  sesuai amanat UU cipta kerja. Bisa-bisa malah menyerahkan nyawa. Biar  agar yang lain kapok.

Konflik internal parpol jelang 2024. Menyibak fakta otentik. Siapa makan siapa. [HaéN]

Rabu, 26 Oktober 2022

sudah makan uang rakyat, makan rakyat pula

sudah makan uang rakyat, makan rakyat pula 

Tragedi kerakyatan. Skala global, mondial, internasional, multi pihak; skala regional maupun skala lokal. Di nusantara, belum tuntas satu kasus. Muncul kasus lain, beda pelaku utama, beda lokasi. Sama-sama pengguna aktif proaktif dalil diskrèsi. tegakkan hukum di temat. Bebas bukti, tanpa saksi hidup.

Suratan judul bulan yang sama “garis hidup di pundak, perang(i) rakyat tanpa sa(n)ksi”. Nyawa saringan pihak yang terkait langsung dengan tabrakan beruntun, tubrukan karambol di jalan bebas hambatan. Nasib membawanya menjadi saksi dan atau  bahkan terdakwa tak beruntun(g). Fiksi hukum. Pengguna jalan dianggap paham hukum jalanan. Paham keberadaan, eksistensi penjaga ketertiban rambu dan marka jalan.

Selaku ujung tombak pengayom masyarakat. Soal salah sasaran lempar tombak. Wolak-waliking zaman. Yèn niat arep édan, ojo tanggung-tanggung. Kepolisian negara menurut hukum dan kamus politik menjadi negara polisi. Negara saja diperalat, apalagi rakyat akar rumput, rakyat tapak tanah, rakyat papan bawah.

Demi karier, sejahtera, keluarga aman. Apa guna (nyawa) rakyat. [HaéN]

parpol pemula 2024, pasang tarif vs tarif pasang

parpol pemula 2024, pasang tarif vs tarif pasang 

Geopolitik nusantara kian meneguhkan tanah-air kemaritiman beririsan dengan investasi politik. Hitung mundur ajang pencarian bakat kandidat kaping wolu. Daerah pemilihan, kantong suara menjadi  daerah tak bertu(h)an. Kontrak politik sebagai bukti kebijakan partai sebagai payung hukum dan landasan operasional.

Tindak pidana politik, kejahatan politik, politik kriminal atau sebutan akademis lainya, adalah setiap perbuatan yang melanggar kontrak politik. Oleh karena itu, bagi petugas partai di semua jenjang  kursi  demokrasi, jika kebijakan partai merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kendaraan politik menentukan akhir kehidupan petugas partai. Perluasan, peningkatan sanksi pidana politik maupun sanksi moral politik bisa diterapkan kepada alat politik. Tunggu gerak senyap ajang aksi solidaritas sosial ekonomi akar rumput, rakyat  tapak tanah, warga negara papan bawah, gerakan bawah tanah. Sudah makan uang  rakyat, makan rakyat pula. [HaéN]

wejangan ojo karo nduduhi

wejangan ojo karo nduduhi 

Pemberian membuat yang menerima tidak terima. Langsung dikembalikan utuh tanpa basa-basi. Tapi bisa-bisa sarat ujaran bebas aktif, bebas  kontroll diri. Lebih ramah lagi, dikembalikan lebih banyak tanpa ujaran.   

.Tilang manual tetap eksis. Diplomasi berbasis sandiwara politik. Jangan lupa atau ojo lali. Parpol pemula 2024 sudah pasang tarif. Paham kalkulasi politik.

Giring massa. Utamakan pilih coblos pasangan capres/cawapres nomor hoki. Bakalan wakil rakyat, berjuang secara mandiri. Nasib diri bukan di tangan pihak lain. [HaéN]

kenya nyapres, jalma tan mangga puliha

kenya nyapres, jalma tan mangga puliha 

Prakiraan awal, mulanya diduga frasa “tan mangga puliha”, bahasa gado-gado, bahasa opolosan, bahasa kanibal. Selaku bahasa tutur, pokoknya nyambung, terkomunikasikan dua arah. Penguping, belum-belum sudah tertawa. Tawa tendensius. Tahu siapa si Kenya, bak lagu lawas.

Teryata di laman https://www.idpelago.com/post/dVZaQ1VHbndsK0ZGV0hiUVhqdFpDQT09/arti-kata-bahasa-sansekerta-tan-mangga-puliha?ref=ft_related

Disebutkan, tan mangga puliha adalah “tak dapat menang”. Padahal secara medis politis ybs tampak sehat jwa, bugar raga, waras diri sigap terima warisan. Tidak kurang. Lurus-lurus saja. [HaéN]

Selasa, 25 Oktober 2022

ontran-ontran kaping wolu, ketiban pulung vs kesandung kursi

ontran-ontran kaping wolu, ketiban pulung vs kesandung kursi 

Kalau tidak serba untung, bukan kalkulasi politik namanya. Tidak kenal rumus untung-untungan. Belajar dari kasus pembantu presiden urusan bantuan sosial. Betapa biaya politik, mahar politik, nilai jual anggota kehormatan sebuah basan usaha jasa partai politik milik keluarga.

Balik modal dalam tempo secepat-cepatnya. Raihan untung sesuai deret ukur. Lunasan biaya kontrak politik sesuai deret hitung.

Usahakan modal untuk lanjut ke periode kedua. Contoh ringan politik transaksional, komersialisasi jabatan publik unsur parpol. Warisan dan arisan politik, nusantara tergadaikan. [HaéN]

Sumpah Petua(h) Nusantara 2022

Sumpah Petua(h) Nusantara 2022 

Diluar sangkaan kaum penduga atau kelompok analis kondisi bangsa berkembangan. Hakikat daripada pesta demokrasi (pilkada, pileg, pilpres) lebih menjelaskan bagaimana praktek demokrasi. Bukan sekedar bedah definisi, asumsi historis maupun fakta berlapis. Ironis binti miris, tak sengaja menguak misteri pihak mana saja yang “ketiban rezeki”.

 Bukan seberapa orang  yang “kesandung kursi” pasca argopolitik, kontrak politik berdetak laju. Betapa kepercayaan pemilih dikhianati  tanpa merasa bersalah sepeserpun. Hitung mundur pilpres 2024.  Tampak kasat mata, kerja demi partai atau untuk partai. Sama saja. Karena jasa  partai bisa mendudukkan pantat. Mahar politik menentukan kalkulasi politik. Pakai jalan pintas, potong kompas, sigap libas atau jalur lurus berkenormalan.

Daya serap APBN/APBD menjadi tolok ukur sukses pembangunan di segala bidang. Diperkuat bukti tumpukan ULN. Kerapan bencana politik beririsan dengan akumulasi tebusan dosa politik yang belum lunas tertebus. [HaéN]

sisik melik, cari sosok diri milikan

sisik melik, cari sosok diri milikan

Mulai dari titik melik (barang bukti) kasat mata berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa). Barter, dadakan, lelang, warisan, hibah, tiban, sewa beli ataupun metode pemilikan lain yang masuk pasal UU. Analog bahan baku galian sila-sila dasar negara. Habis pakai maupun menjadi milik negara tidak dipedagangkan, aset bangsa. Beban tanggungan generasi pemilik masa depan yang sudah terkapling-kapling.

Daur ulang karya suratan “PR Besar Bangsa, Mencari Sosok Presiden Kedelapan RI”. Koleksi aman nyaman di personal laptop. Date modified 3/17/2018 5:57 AM. Kita bukan bangsa keledai. Ujaran kebohongan untuk menutupi bau bangkai. Ujaran kebencian untuk memanipulasi aroma bau bunga bangkai. Ingat peribahasa yang tak kenal basi “Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah”. Tak berlaku di kalangan istana. Dimodifikasi menjadi “lebih baik berkalang bangkai hidup, namun pandai bercermin”.

Kejadian perkara, peristiwa, kasus tidak secara sampel, tidak secara acak. Disebut sebagai ciri khas praktek demokrasi multipartai yang sedang belajar memungut suara. Rakyat diformat wajib tanpa tanya, menggunakan hak politik satu arah. [HaéN]

Senin, 24 Oktober 2022

humor politik nusantara vs tawa dunia fauna

humor politik nusantara vs tawa dunia fauna 

Sempat-sempatnya makhuk dunia fauna, mentertawakan perilaku laku kemanusiaan manusia  nusantara. Semakin tahu olok-olok politik. Penamaan watak manusia dan golongannya dengan sebutan jenis binatang tertentu. Tidak protes ke Komnas HAM.  Bangga karena  “nama  baik” dimanusiakan.

Agar tidak menyinggung perasaan pihakan. Simak ulang suratan “jasa koruptor mengharumkan nama partai”. Tersimpan aman nyaman di personal laptop. Date modified 9/3/2018 1:07 PM. Tanpa evaluasi fakta. Manusia politik yang dalam satu periode mendapatkan aneka peran. Terpilih karena mendapat suara layak sampai terpidana. Karena jasa nyatanya kepada partai. Tetap dimuliakan. Secara de jure sudah kembali menjadi manusia fitrah.

Peribahasa ‘ular menyusur akar’, selain tidak familiar. Dianggap meledek martabat manusia. Begini katanya, ceritanya. Efektivitas, kemanfaatan revolusi mental – tak ada korelasi dengan episode berlapis Buaya vs Buaya – tak sengaja membuat kedudukan dan keutuhan manusia. Jelasnya tak ada hubungan diplomatis dengan pasal sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan maupun bahasa hukum muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. [HaéN]

gagal ganjal arus PHK 2022

gagal ganjal arus PHK 2022 

Mekanisasi pertanian sebelum kasus bajak pesawat. Nusantara diakui selaku negara swasebada pangan. Lanjut, efektivitas traktor tangan gratis bantuan presiden. Irigasi sawah tadah hujan, panen  per  tahun, produk padi per ha.

Mekanisasi non-pertanian menyuburkan lahan generasi peliterasi anarkis tetap eksis. Tukang tebar sebar berita sesat, panen raya tanpa kenal musim.  Bermain untuk semua pihak.

Pengangguran akibat persaingan gaya bebas, saling libas, adu tebas. Kalah menang bukan tujuan utama. Utamakan tetap panen walau tanpa lahan  mandiri. [HaéN]

wong loro owah vs wong loro sekongkol

wong loro owah vs wong loro sekongkol 

Asas praduga bebas tebak pemirsa berbagai negara. Melesetnya tidak beda jauh, pada  kuadran yang sama. Kaum, suku bangsa kebahasaan durung ilang jawané, ingat kisah mitra usaha “si gèdhèg lan si anthuk”.

Persengkongkolan zaman petugas partai menjadi gerakan aksi nasional. Bagian nyata dari praktek demokrasi multipartai. Apapun wujud dan efek dominonya, dilindungani undang-undang. Kerjasama dengan pihak asing, demi wibawa negara menjadi pasal utama, wajib.

Atas nama negara, utang tetap utang. Tidak bisa diwariskan ke penguasa berikutnya. Dibagi habis merata ke penduduk berkeadilan sosial. [HaéN]

investor maritim urung tanam kepala kerbau

investor maritim urung tanam kepala kerbau 

Selidik punya selidik, sisik milik, ngothak-athik fakta kasat mata. Ritual larung kepala kerbau, masuk akal. Kepala kerbau kalah tarung, dipenggal untuk buang sial itu pasal perkara lain. Memanfaatkan tol laut agar sesaji tertangkap radar.  Nusantara lagi nduwé gawé.

Kesialan demi kesialan, seolah bumi ogah ndelok owah-owahing negara jalaran kakéhan wong owah.

Padahal, sudah “nila sebelanga, apa daya susu setitik”. Tunggu babakan jemput paksa sesuai hukum alam. [HaéN]

Minggu, 23 Oktober 2022

kutub dan kubu di atas kuasa penguasa nusantara

kutub dan kubu di atas kuasa penguasa nusantara 

Lucunya pol tenan. Melebihi adegan goro-goro tengah malam wayang kulit, semalam suntuk. Ki dalang selaku jubir penguasa, tak kehilangan nalar anak bangsa berperadaban. Pakai rumusan endhas gundhul dikepeti.

Akhirnya, mikul nganti mumbul-mumbul bèn  ora nyundul gundhul.

Lha koq gundhulé malah gondhal-gandhul. [HaéN]

rebat cekap, rebut cukup, ribut cakap

rebat cekap, rebut cukup, ribut cakap 

Pembahasaan bahasa tutur, bahasa tulis, bahasa tubuh masih kalah langkah dengan fakta yang bergulir bak bola salju. Nusantara tidak kenal musim salju. Satu kejadian perkara, peristiwa, kasus bebas bergulir kesana-kemari. Tanpa kendali. Merambat, menjalar maupun terjun bebas. Bisa diumpai dimana  saja sampai daerah tak bertuan.

 Lebih daripada itu terdapat aneka narasi, bunyi-bunyian, giring opini, pembunuhan karakter, pembodohan bangsa plus manipulasi fakta. HET moralitas kebenaran tergantung dimana bumi dipijak dan  atau pihak mana yang layak diinjak-injak. Konflik sengketa agraria bukti masih ada geliat nusantara pendoyan nasi.

Paribasan, satire njowo tenan “becik ketampik ala ketampa”. Hiburan politik bebas tawa, risiko tak tanggung-tanggung. [HaéN]

nasakom jiwaku, pewaris tunggal vs réinkarnasi

nasakom jiwaku, pewaris tunggal vs réinkarnasi 

Paham atau ajaran komunis, partai komunis di negara asal-usul. Tergantung nasib negara ybs, selera publik, tekanan global maupun tantangan peradaban kemanusiaan. Formalitas bentuk negara, sistem pemerintahan, pola partai politik,  stratifikasi penduduk berkorelasi dengan wujudan komunis.    

Kebaca, seperit suratan “Siapa Pewaris 'nasakom' BK”. Tersimpan aman nyaman di personal laptop. Date modified 1/9/2018 10:45 PM.

Rakyat tak heran jika dalam praktiknya ideologi tak ada matinya. Tak kenal kata menyerah, kapok atau putus asa. Artinya sejak Tap MPRS XXV/1966 tertanggal 5 Juli 1966, kemana saja anggota PKI beredar. Rakyat tak pernah lupa jika ada pihak yang mengklaim dirinya, keluarganya yang merasa sebagai anak cucu ideologis. Kutukan. Kutuk mimpi menjadi elang. Mengkepak-kepak sayap cari lawan tanding. Modal lagak di bawah ketiak emak.

Agar tak tendensius. Simak ulang suratan “nasakom jiwaku, ayo dukung jokowi 3 periode”. Tersimpan aman nyaman di personal laptop. Date modified 12/1/2019 8:44 PM. Rakyat yang buta politik, tapi tidak buta sejarah, masih ingat dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Sementara Republik Indonesia No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Bung Karno Menjadi Presiden Republik Indonesia Seumur Hidup.

Belajar dari sejarah Orde Lama. Malah diartikan niat mengulang. Dalih utama melestarikan sejarah, Melanjutkan pelaku sejarah agar tak lapuk dimakan zaman. Anak cucu ideologis ‘nasakom jiwaku’, tak begitu saja menyerah pada keadaan. [HaéN]

hampa, hapus hilangnya jiwa nasionalis kebangsaan

hampa, hapus hilangnya jiwa nasionalis kebangsaan 

Sarat teori pedagogis atau sebaliknya menang praktek tanpa ilmu, tanpa tuntunan. Asal loyal ke  tuntutan panggilan tugas, merasa layak berbakti. Soal uji petik esensi, substansi bak repetisi tipikal. Masuk zona aman, anggap cakap. Tunggu tanggal main, urut nasib atau kiat sukses tanpa percepatan, pelancar, pelicin.

Pewaris tunggal ‘nasakom jiwaku’ sukses melanjutkan eksistensinya. Mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan strategis nusantara. Bersimbiose sinergi bersama gurita ekonomi nasional. Oligarki kian bertaji lewat mencetak petugas partai.

Demokrasi berkeadilan sosial tapi bukan sosialis memanfaatkan angka kemiskinan subversi BPS. Kondisi sosial masyarakat menjadi obyek segala obyek politik. [HaéN]

Sabtu, 22 Oktober 2022

ludes diborong tukang catut

ludes diborong tukang catut 

Jauh tahun spekulan tanah, mafia tanah sudah main tanah di lokasi cikal bakal IKN nusantara.  Tidak ada kaitan, ikatan, kiatan investor global urung “tanam kepala kerbau” bangun IKN. Risiko politik  hal kecil. Semua ihwal gonjang-ganjing politik, masih di bawah kendali mutu.

Tidak ada jaminan/garansi bagaimana hasil akhir babak akhir petugas partai kaping pitu.

#NKRI harga mati. Namun kiranya, phak pro-tanah-air rawan, rentan, riskan digilas libas. Antar paprol saling mégatéga. Internal parpol saling jagal, saling jegal. [HaéN]

indikasi awal, campur tangan lepas kaki

indikasi awal, campur tangan lepas kaki 

Bisa terjadi saat ajar renang otodidak. Gaya batu tetapi bukan sistem “plung lap”. Figur politik naik daun jadi figuran tragedi nusantara. Kelamaan duduk di bangku cadangan, antrian daftar tunggu sesuai kuota. Baru punya nama langsung daftar.       

Model arisan kocok di depan. Ideal waktu tunggu 12 bulan.

Film masih diputar. Tiket untuk jam tayang periode berikutnya tanpa kelas. Ludes diborong tukang catut. [HaéN]

pulang(kan) nama (baik) sebelum tercoreng

pulang(kan) nama (baik) sebelum tercoreng 

Tidak berlaku bagi pihakan yang gemar sensasi, abaikan gengsi demi ambisi sekaligus penyeimbang frustasi. Main akal-akalan sampai kehilangan akal sehat. Di atas kertas, kalkulasi jual nama dengan segala modus sudah pol-polan. Arahan wong-pintar mewakili  arah angin sampai tebar sebar pesona wajah diri.

Efektivitas praktek demokrasi multipartai menjadikan nonpemerintah lokal skala RT/RW menjadi kantong suara. Format daerah pilihan memuluskan distribusi, sirkulasi biaya politik. Paket jual beli suara sesuai prestasi kandidat, bakal calon. Jangan lupa, kantong suara jangan sampai kosong.

Daya terawang tembus batas waktu dan jarak tempat. Dukungan nyata gawai, gadget dunia  dalam genggaman kian mendongkrak daya jelajah plus daya rusak diri. Watak bangsa generasi bau kencur dengan generasi bau tanah berposisi satu irisan. Nyaris tak ada tanda-tanda beda usia, lain umur. [HaéN]

rakyat tapak tanah berkeselamatan tanah-air

rakyat tapak tanah berkeselamatan tanah-air 

Penegasan “utamakan selamat”, bersifat himbauan, peringatan maupun syarat hidup bernegara. Bagi generasi sesama kawan dilarang saling libas, kecuali suka sama suka. Bebas libas tanpa aturan asalkan selamat sampai babak akhir.  Risiko kehilangan harga diri, martabat, nama baik. Pakai asuransi bersubsidi.

Bangga diri karena  mampu beli pakai barang impor. Merasa bermartabat karena  mampu makan makanan, teguk minimum produk asing. Soal peringatan dengan bahasa asing di kemasan, liwati saja. Apalagi memakai huruf yang tidak kita kenal. Semisal huruf Kanji-nya Jepang dst.

Hal-hal lain yang muncul kemudian, ikutan, penyerta, dadakan, salip susul maupun uji coba.

Keanekaragaman partai politik, organisasi kemasyarakatan maupun wadah keindonesiaan. Wujudan bahwasanya penduduk nusantara demikian berbeda-beda. Pihak tertentu di zaman politik-militer Orde Baru mendengungkan istilah SARA. Seolah ada kubu di luar barisan penguasa. Menutupi fakta dominasi tirani minoritas hingga tambah menjadi-jadi di era reformasi. [HaéN]

Jumat, 21 Oktober 2022

Mendatangkan Masa Depan

Mendatangkan Masa Depan 

Hari Akhir yang dipahami oleh umat manusia pada umumnya. Sebatas paham adanya hari-hari terakhir tinggal di dunia. Mendapatkan status akhir anyar telah meninggal dunia, berpulang, wafat dengan bahagia. Meninggalkan siapa saja, apa saja. Keluarga yang ditinggalkan, tanpa atau sarat pesan akhir, untuk sementara  waktu sedang dalam suasana duka cita, berkabung.

Jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Ikhwal ini beririsan dengan ikhtiar mencetak  generasi (anak, cucu, dst) unggul, mumpuni. Soal wasiat, warisan maupun pasal semaksud sesuai agama alm/almh. Ketika urusan dunia malah menjadi PR besar keluarga. Pahami makna ada kehidupan abadi di akhirat setelah kematian.

Bagi hamba-Nya yang tembus batas umur. Sepanjang-panjang umur tetap akan berakhir di liang kubur. Berkesempatan mencari bekal, modal tembus waktu. Manusia ingin hidup lama bahkan selama-lamanya demi cita-cita raih, rayah, rebut, reguk nikmat dunia. Setelah “menjadi orang” baru paham masih ada orang yang lebih besar, kuasa, kuat, kaya.

Orang-orang biasa berkeselamatan fokus diri menyiapkan pesan kapling masa depan. Syarat minimal harus dekat-dekat dengan “yang punya masa depan”. [HaéN]

00:01 s.d 01:20 wib 21 okt 2022 kemana jiwaku

00:01 s.d 01:20 wib 21 okt 2022 kemana jiwaku 

Terbangun di tengah malam, artinya ada desakan internal untuk bersegera buang air kecil. Ditunda berkibat urine akan diserap proses kembali oleh tubuh. Semakin kedalu warsa akan menjadi bibit penyakit. Kejadiannya bisa selang waktu periodik satu atau dua jam. Kendati sehari sibuk diri mampu berpeluh. Tidak ada jaminan malam bebas ingin ke belakang.

Sesuai judul. Perasaan diri, baru merebahkan diri sambil berdoa. Tahu-tahu tersadar dan tahu diri. Status statis mengantuk. Lanjut rebahan sambil cek waktu. Lelap sekitar 1,5 jam. Tanpa proses mulai dari nol. Ada kekuatan untuk mendudukkan badan. Sempat berpikir atau merasa, yang tadi sudah kencing atau belum.

Tanpa pertimbangan medis. langsung bergegas ke km/wc. Balik ke peraduan. Waktu tunjuk 01:20. Perbarui niat, dua jam lagi harus bangun. Masuk sepertiga akhir malam. Tepat 03:20 terjaga siaga. Format  ulang nafas. Nikmati berkah jumat. [HaéN]

risiko sistemik-masif musim pancaroba

risiko sistemik-masif musim pancaroba 

Mengacu pada payung hukum atau landasan hukum, bahwasanya telah ditetapkan bahwa Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah kumpulan sejumlah pohon, cabang dan ranting Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang  disusun secara sistematis.

Jadi, frasa, definisi “risiko sistemik-masif” bisa diterima masuk atau berada dimana saja. Suka-suka yang membunyikannya.  Tidak harus mengacu pada kata ahlinya  atau terjemahan bebas.

Sekedar mau bilang santai, jika investor politik multipihak mau main saham di pangung politik nusantara. Otomatis akan dihadang oleh aneka risiko. Biasanya yang tidak kasat mata namun mudah dibaca, dideteksi  sejak dini.  Model spion, intel melayu.

Mulai bagaimana kawan partai mahir buka mulut. Jilat sana-sini vs hujat kian kemari. Gaya laku ini bak variabel bebas secara simultan menentukan jenis risiko politik. [HaéN]

Kamis, 20 Oktober 2022

judul tatakata ke-1000 2022 20 okto malam

judul tatakata ke-1000 2022 20 okto malam 

Lumayan tambah ingatan jika simak ulang “judul olahkata ke-1000 2020 akhir 13 Nov”. Tersimpan aman nyaman di personal laptop. Date modified 11/13/2020 7:43 PM. Tahun ini judul ke-1000 menjadi judul ke-64 oktober 2022.

Bersyukur dengan segala rasa sabar. Pemirsa getol cari karya tulis, artikel yang enak disimak. Merasa tertantang lihat pola kalimat berbasis, berbalut, berlapis kalimat. Bisa-bisa dong-nya belakangan.

Saat pemirsa menyimak suatu judul, merasa pernah bertemu dengan kalimat dimaksud. Dalil, ujaran yang mengandung ajaran, terus disampaikan. Setetes demi setetes air mampu melubangi batu. [HaéN]