politik identitas nusantara, sigap libas lawan politik sebelum tunas
Ternyata, mendirikan bentukan partai
politik bebas haluan, tidak bisa pakai asas
banding-sanding-tanding dengan membangun warung nasi kedaerahan. Kuliner khas
lokailtas tidak perlu pariwara, promosi
apalagi kampanye.
Artinya, waktu masih baru dan
hangat, sebagai muka baru, pendatang baru, gres tenan memang serba
menjanjikan. Apalagi ‘barang baru’. Namun apa lacur. Langkah pertama bagaimana
”yang terpilih mayoritas” pilah kawan gaul, pilih teman begadang, tunjuk mitra
belanja, angkat angkatan sampai lantik tangan kanan. Langsung ketahuan
belangnya.
Bukan sekedar kehendak dan tuntutan
sejarah peradaban. Politik nusantara sedemikian tragis sehingga menjadi agama
bumi. Kawanan penganut – tepatnya loyalis penguasa – sigap 24 jam bela majikan,
jaga juragan, kawal pihak yang dermawan bagi-bagi kursi. Karier dan masa depan
terjamin, kian semangat berdiri tegak pasang badan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar