paham setelah terdampak
Pengalaman pihakan lain pasal, beda
petaka. Ikatan sesama doyan nasi. Sampai
jenggot habis ludes terbakar hingga ke
akar-akarnya. Antrian masih panjang. Giliran tidak pakai skala prioitas.
Peluang hanya berada di tangan sang penatang.
“Akan
ditindak tegas!”, tegas penguasa tanpa diminta. Mana mungkin ada kaki kanan menginjak kaki kiri
yang suka beda langkah. Maunya melangkah sendiri, bebas mengiri.
Pesepak bola raja goal. Sah-sah saja lupa jasa pihak pemberi
umpan matang. Mirip kawan partai lokal nusantara bisa raih kursi berkat suara siapa.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar