Halaman

Rabu, 26 Oktober 2022

sudah makan uang rakyat, makan rakyat pula

sudah makan uang rakyat, makan rakyat pula 

Tragedi kerakyatan. Skala global, mondial, internasional, multi pihak; skala regional maupun skala lokal. Di nusantara, belum tuntas satu kasus. Muncul kasus lain, beda pelaku utama, beda lokasi. Sama-sama pengguna aktif proaktif dalil diskrèsi. tegakkan hukum di temat. Bebas bukti, tanpa saksi hidup.

Suratan judul bulan yang sama “garis hidup di pundak, perang(i) rakyat tanpa sa(n)ksi”. Nyawa saringan pihak yang terkait langsung dengan tabrakan beruntun, tubrukan karambol di jalan bebas hambatan. Nasib membawanya menjadi saksi dan atau  bahkan terdakwa tak beruntun(g). Fiksi hukum. Pengguna jalan dianggap paham hukum jalanan. Paham keberadaan, eksistensi penjaga ketertiban rambu dan marka jalan.

Selaku ujung tombak pengayom masyarakat. Soal salah sasaran lempar tombak. Wolak-waliking zaman. Yèn niat arep édan, ojo tanggung-tanggung. Kepolisian negara menurut hukum dan kamus politik menjadi negara polisi. Negara saja diperalat, apalagi rakyat akar rumput, rakyat tapak tanah, rakyat papan bawah.

Demi karier, sejahtera, keluarga aman. Apa guna (nyawa) rakyat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar