rakyat tapak tanah berkeselamatan tanah-air
Penegasan “utamakan selamat”,
bersifat himbauan, peringatan maupun syarat hidup bernegara. Bagi generasi
sesama kawan dilarang saling libas, kecuali suka sama suka. Bebas libas tanpa
aturan asalkan selamat sampai babak akhir.
Risiko kehilangan harga diri, martabat, nama baik. Pakai asuransi
bersubsidi.
Bangga diri karena mampu beli pakai barang impor. Merasa
bermartabat karena mampu makan makanan,
teguk minimum produk asing. Soal peringatan dengan bahasa asing di kemasan,
liwati saja. Apalagi memakai huruf yang tidak kita kenal. Semisal huruf
Kanji-nya Jepang dst.
Hal-hal lain yang muncul kemudian,
ikutan, penyerta, dadakan, salip susul maupun uji coba.
Keanekaragaman partai politik,
organisasi kemasyarakatan maupun wadah keindonesiaan. Wujudan bahwasanya penduduk nusantara demikian berbeda-beda.
Pihak tertentu di zaman politik-militer Orde Baru mendengungkan istilah SARA.
Seolah ada kubu di luar barisan penguasa. Menutupi fakta dominasi tirani
minoritas hingga tambah menjadi-jadi di era reformasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar