Halaman

Jumat, 14 Oktober 2022

antiklimaks petugas partai, tunas partai vs tunas bangsa

antiklimaks petugas partai, tunas partai vs tunas bangsa 

Predikat  presiden, kepala negara, keplaa pemerintahan, pemimpin bangsa di tangan parpol wong-cilik berubah drastis menjadi  status petugas partai. Bukti multikrisis bangsa besar. Negeri mulipartai, negeri mulltipilot.

2014-2019 lanjut 2019-2024 sang petugas partai menggelinding, menggelundung, menggelandang bebas mencari jati diri. Mewujudkan jiwa kenusantaraan. Tekanan internal dihadapi  dengan merangkul lawan politik. Sambil mengakomodir kebijakan internasional, menterjemahkan skenario global, menerima  aliran dana investor politik multipihak.

Ironis binti miris. Parpol pengusung, kapasitasnya memang pendorong, penggotong, pengusung, pemanggul. Kurang cerdas mencetak bakalan capres internal. Ras trah silisilah anak kronologis kepartaian.  Sejalan dengan “nama  baik” juara  umum pesta demokrasi terkuak, terungkap, tersingkap. Menambah daya khazanah fakta berlapis dari ingatan kolektif. Memikat perhatian publik hingga menimbulkan spekulasi politik yang liar, seliar ideologinya.

Filosofi politik nusantara berujar, “perihal yang digembar-gemborkan oleh penguasa berarti bukan itu yang terjadi”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar