wajib dilupakan vs lupa kewajiban
Dikaitkan dengan jurus “pura-pura
lupa”. Benang merah kemanusiaan kian nyata. ‘Wajib’ menurut hukum dan bahasa manusia
menjadi dalil adu kuat. Saling merasa. Sebutan pihak yang berwajib dan atau pihak yang berwenang melahirkan
asas dasar salah-guna; lampau-batas atau lewat-batas. Klimaks kasus muncul semboyan demi-hukum; atas-nama-hukum.
Skala moderat ingat rumus “mendadak
lupa”. Diperkuat dalil “tiba-tiba menjadi
orang alim”. Aksi ekspresi jiwa “merasa
dizalimi”. Dijadikan korban, tumbal, kambing hitam.
Pihak atau oknum, orang yang dijadikan
tumbal politik. Mendadak lenyap, senyap. Politik kriminal tak pakai gigi dua. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar