Halaman

Rabu, 12 Oktober 2022

kinerja dan sentimen gas air mata buaya

kinerja dan sentimen gas air mata buaya 

Sumber berita cetak diambil bebas bermatabat dari: https://www.voaindonesia.com/a/pakar-kesehatan-mata-gas-air-mata-dampak-sesaat-dan-efek-domino-dalam-kerumunan-/6776958.html 05/10/2022 Yudha Satriawan

Simak hasilnya:

 Penggunaan gas air mata menjadi salah satu piranti yang digunakan aparat keamanan untuk membubarkan massa. Pakar kesehatan mata mengungkapkan efek gas air mata mudah dihilangkan, namun jika digunakan di tengah kerumunan massa berpotensi mematikan. 

Penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur menjadi sorotan. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia PERDAMI, Dokter M. Sidik mengatakan efek gas air mata bisa dihilangkan dengan membilas air saja. Mata yang terkena gas air mata memang akan mengalami iritasi, tetapi tidak menimbulkan dampak permanen. "Kandungan zat di dalam gas air mata itu kan bisa menyebabkan iritasi mata. Sekedar iritasi lho ya, artinya kalau dicuci atau dibilas dengan air akan berkurang iritasi dan bisa pulih lagi. Tidak menimbulkan penyakit mata permanen. Iritasi mata itu loh bukan main perihnya kena gas air mata. Itu kan untuk membuat orang tidak bisa melihat lagi sementara, asapnya bisa ke saluran nafas jadi sesak, tenggorokan, hingga paru-paru," jelas Sidik saat webinar tentang Hari Penglihatan Sedunia 2022, Selasa (4/10).

"Saat mata terkena gas air mata, akan terjadi pembengkakan mata yang sangat tidak nyaman. Orang yang terkena gas air mata ini kan jadi panik, merasa sesak nafas dan tidak bisa melihat matanya," imbuhnya.

Meskipun begitu Sidik menganjurkan untuk menghindari paparan gas air mata secara langsung dengan menjauhi lokasi di mana terjadi penggunaan piranti itu.

Gas Air Mata Jadi Piranti Atasi Kerusuhan

Gas air mata masih menjadi andalan aparat keamanan dalam mengantisipasi kerusuhan. Selongsong berisi gas itu terkokang siap ditembakkan saat aparat keamanan menilai situasi tidak kondusif dan berpotensi anarkis.

. . . . . . .

Sebegitunyakah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar