Halaman

Senin, 30 November 2020

zonasi haluan politik nusantara, kodian vs pabrikan

zonasi haluan politik nusantara, kodian vs pabrikan

Agar komunikasi dua arah tetap di jalurnya. Pakai paham bahasa lawan bicara. Materi dialog ikut pokok bahasan ybs. Posisikan diri selaku pendengar yang bijak. Beri umpan jika ybs kehabisan bahan atau mengulang kata yang sama. Beri masukan untuk mengkerucutkan tema ujaran yang memang bebas ujar.

 Sistem keyakinan menentukan peyakin atas arus infromasi. Daya analisis terhadap dinamika lalu lintas informasi. Tanpa sadar, pihak yang terlihat santun karena status formal penyelenggara negara. Biang segala biang gara-gara. Penguasa lima tahunan identik dengan kawanan  parpolis. Juru sorak vs petugas partai sama-sama bermartabat pantat.

 Jujur bukan berharap mujur. Bahwasanya kemaslahatan umat manusia yang mengacu, berbasis pada martabat manusia, nilai kemanusiaan universal adalah menjadi landasan pelaksanaan bermanusia di bumi multipartai. Minoritas secara kuantitas populasi tapi mayoritas bahkan mendominasi tata ekonomi nusantara. [HaéN]

 

adab kebatinan nusantara, keyakinan politik vs kesangsian ideologis

 adab kebatinan nusantara, keyakinan politik vs kesangsian ideologis

 Tradisi berkelanjutan, berketurunan yang menduga bahwa semua manusia nusantara tanpa pasal perkara asal usul keturunan, trah silsilah golongan darah, asal berpegang teguh kepada agama langit. Pasal tunggal menyurtkan, sub-subversi rumpun nusantara berbasis ikatan kekerabatan teritorial. Berangkat dari akar sejarah panjang, lingkup budaya dan realitas peradaban yang sama plus serupa.

 Dipastikan ikatan kenusantaraan di negara multipartai akan berperan tanpa pamrih. Gagap budaya sendiri mempengaruhi adab pikir, tindak, ucap manusia bebas. Aspek keindonesiaan belum menarik minat kalangan akademisi untuk diangkat jadi tema sentral, kajian unggulan, isu nasional.

 Adab bertetangga menjiwai rumusan rukun tetangga, rukun warga, rukun kampung. Pernasiban selaku penghuni di lingkungan hunian yang sama. Namun praktik kerukunan yang terjadi pada tataran aplikasi tidak menerus pada sistem politik nusantara yang sarat budaya saling silang,

 Koalisi parpol pro-penguasa jauh dari makna kerukunan orang paham politik. Paham akan penjaga kursi pada kursi konstitusi yang butuh tumbal politik sampai akhir hayat. [HaéN]

masa lalu selalu ada di depan mata

masa lalu selalu ada di depan mata

Frasa, ungkapan “atas petunjuk bapak presiden” plus “atas kehendak rakyat” tidak berlaku bahkan tabu di musim presiden ketujuh RI. Ketika sejarah menjadi saksi mata, tidak serta merta, otomatis punya hak bebas bersaksi. Main ujar bebas berakibat nilai pelajaran sejarah versi tatap muka, mendapat nilai “K” (kurang).

 Kendati disatupadukan oleh sejarah pada masa yang sama namun stratifikasi hierarki adab politik nusantara bertajuk ‘nasakom’. Aspek kehistorisan, komponen bangsa nusantara beragama, mempunyai pengalaman empiris masa lalu yang tak pernah berlalu. Pasal bukti ringan, masuk atau bangkitnya aneka aliran keyakinan politik berimpitan, berbelahan langsung dengan tradisi, adat budaya lokal.

 Tidak perlu gumunan, jika parpol model agresivitas unsur asing, membagi rata celah belah, titik retak keindonesiaan. [HaéN]

 

masa kecil salah didik politik

 masa kecil salah didik politik

Rekam jejak, kisah sukses, puncak karier politik oknum atau kawanan anggota parpol nusantara ditengarai jika ybs mampu berurusan dengan KPK. Perjuangan hingga sampai menjadi wakil rakyat, kepala daerah, pembantu presiden tentu butuh edukasi dan dedikasi total. Bersyukur, jabatan presiden hanya sebatas petugas partai.

 Jebakan keyakinan politik vs kesangsian ideologi. Varietas unggul namun jatuh di tanah bukan peruntukannya plus di tangan bukan ahlinya. Stimulus, perangsang daya politik tidak tepat sasaran, salah oplosan menjadikan trah silsilah politik merah kiri kian kemari. Selaku bangsa bertoleran di atas rata-rata ASEAN, masa lalu selalu ada di depan mata.

 Generasi tanpa wujud merajai jalanan siang-malam. Rimba belantara tak bertuan menjadi markas multipihak. [HaéN]

Minggu, 29 November 2020

hindari kerumunan emak-emak, malah

 hindari kerumunan emak-emak, malah

 Keluar dari halaman rumah, cepat pilih arah dengan cerdas. Tersedia dua pilihan, ke kiri atau ke kanan. Berlaku hanya pada saat kemana saja jalan kaki. Model kerukunan antar warga skala RT pada skala kota. Sama-sama pendatang dari pelosok pulau Jawa. Adu nasib peruntungan di ibukota negara era Orde Baru.

 Kemajemukan, heterogenitas, stratifikasi sosial ekonomi menentukan corak dan ragam gaul antar warga kompleks perumahan versi KPR-BTN. Korelasi dinamis antara hierarki, stratifikasi sosial ekonomi warga, semakin irasional corak religiusitasnya. Wujudan kerukunan membentuk komunitas senasib. Tipe rumah dengan hunian anak cucu, jalan depan rumah sebagai ajang dan simbol kepedulian sosial.

 Kerukunan di jalan lingkungan, menjadi ajang kerumunan warga lintas RT, nyaris 24 jam. Efek karantina lokal plus di rumah saja. Manula jemur diri, memanfaatkan sinar pagi matahari. Anak-anak tak mau kalah tampil gesit genjot sepeda. Hobi bercocok tanam menjadi pelarian positif.

 Ibu rumah tangga sibuk diri di marketplace. Usaha industri rumah tangga, terima order dan antar pesanan sebatas RW atau kompleks. Perbincangan kian intens dan mendalam sampai dalam, detil urusan pihak lain. Wajar, mereka menilai orang lain sesuai kapasitas diri, ukuran baju. Tahunya cuma itu. [HaéN]

nusantara tagih canda di muka

nusantara tagih canda di muka

Pembahasaan diri secara berlapis pratanda bergaya bahasa sebagaimana kaidah berjanjinya. Kian cerdas seseorang identik dengan perubahan drastis penguasaan dan penikmatan kosakata. Oplosan aneka kalimat dengan struktur standar menghasilkan kalimat baru terbarukan.

 Adagium (pepatah, peribahasa), ungkapan maupun bahasa disiplin ilmu mendongkrak mahir ujar, cerdas bicara, tangkas tutur kata anak bangsa. Semakin daya sensor telinga lawan bicara tampak kelabakan tak karuan. Memompa semangat untuk improvisasi, eksperimental asal sekali jadi, spontanitas, reflek efek kambuhan, tidak bisa diulang oleh mulut yang sama.

 Kalimat bijak atau sang penutur memang bijak sesuai fitrah, kodrat. Kita tidak perlu memikirkan ujaran mulut orang lain. Ybs saja buka mulut tak pakai mikir. Agar silang kata cepat selesai sebelum jatuh tempo. Jawab pertanyaan lawan dengan bahasanya. [HaéN]

 

agunan wong cilik, ki kontoloyo vs ki kontolang

 agunan wong cilik, ki kontoloyo vs ki kontolang

Kamus politik jalanan, hasil rekam jejak tabiat berkebangsaan tengah berkembang. Antara kinerja petugas partai segala strata, kasta, beda hanya pada waktu pembuktian. Kian di atas stratifikasi sosial ekonomi petugas partai, semakin irasional corak religiusitasnya. Ingat berhala reformasi.

 Kekeramatan, kesakralan, tuah mitos kursi konstitusi menjadikan partai politik berhaluan kiri luar menjadi agama bumi. Kutukan tuah kursi tanpa kaki membuat penganutnya loyal total jenderal. Kutukan kursi empu Gandrung, sampai presiden ketujuh. Perjalanan batin prihatin masyarakat nusantara yang mengandalkan ramah lingkungan. Tidak serta merta mendewakan petilasan.

 Menyimak anak keturunan pelaku sejarah lokal sampai nasional. Ada yang keberatan nama trah. Sisanya tak kuat pangkat, tak tahan derajat. Gejala hidup di sangkar emas, di bawah tempurung zonasi.

 Akhirnya tapi belum berakhir. Mereka mengandalkan jimat kehidupan, jimat keberuntungan. Jimat alias siji dirumat, dihemat jangan diobral. Sumber segala sumber nikmat. Bukan mulut bukan tangan. [HaéN]

Sabtu, 28 November 2020

jaga bukaan mulut plus kendali lancang tangan

jaga bukaan mulut plus kendali lancang tangan

Kemajuan teknologi buatan manusia mampu memanjakan seorang manusia 24 jam. Tercatat oleh alat pencatat sejarah, betapa teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Beda waktu dan lain tempat sesuai evolusi, rotasi bumi. Status statis manusia dengan alat kelengkapan dan perlindungan diri berbasis TIK. Antara generasi bau kencur dengan generasi bau tanah, sama-sama pengguna pantat.

 Daya akal, nalar, logika, insting, naluri manusia terbetuk dari efek paralelisme indera pendengaran dengan indera penglihatan. Daya serap, daya cerna atau kandungan nilai-nilai kemanusiaan terdegradasi akibat ulah mulut dan tangan sendiri. Konsekuensi logis dari sejarah panjang peradaban dan adab manusia nusantara.

 Pengadaban negara liwat jalur demokrasi bebas aktif sesuai sentimen pasar global. Namun kiranya sesui perkiraan awal. Peradaban elektronik, realisasi ritual daripada pesta demokrasi kian hingar bingar. Dukungan nyata informasi bergaya promosi, provokasi.

 Bentang rentang waktu peradaban klasik nusantara meninggalkan jejak sejarah yang mendasari rumusan sila persatuan Indonesia. Fakta dominasi animisme plus dinamisme, menentukan pola demokrasi nusantara tanpa batas generasi. [HaéN]

 

nglali ning ojo nganti lali tenanan

 nglali ning ojo nganti lali tenanan

 Obat memang pahit, tetapi terkadang mujarab mengobati 1001 jenis penyakit. Masalahnya, jenis, varian, dan struktur, serta kebangkitan penyakit. Dipicu, dipacu gaya, daya hidup bangsa dan negara. Pasal lain main ungkap, si manis menjadi biang kerok penyakit diabetes. Makna gula-gula bias sesuai ajang gaul, penikmat nikmat dunia.

 Warisan luhur dari leluhur, diberlanjutkan ikut garis keturunan sampai 7 turunan. Sehingga penyakit politik terjaga kemurniannya. Tidak terkontaminasi paham berseberangan.

 Praktik legal 24 jam, perempuan seolah tidak mampu mandiri untuk melakukan tindak pidana politik sendiri. Ambivalénsi atau bias ganda menjadi dalil sadar politik milik trah silsilah. Daya tolak perempuan terhadap kekerasan dalam politik keluarga sekaligus selaku tukang bikin onar dengan ujaran bodoh diri. Nusantara tidak bakalan kehabisan stok dengan model si pahit lidah. Bahkan, ya emaknya ya anak wedoknya, sami mawon. Pamer bego. [HaéN]

tercerabut selaku akar rumput plus sebagai akar serabut

 tercerabut selaku akar rumput plus sebagai akar serabut

Ketika keberkahan yang seolah biasa terjadi secara alami, kodrati mendadak senyap, tiba-tiba lenyap ditelan bumi. Petani gagal panen menjadi momentum pedagang liwat kebijakan pemerintah. Dalil ekonomi sulit diterapkan. Protokol kesehatan mengandalkan jaga jarak antar pelaku ekonomi, spekulan pun gigit jari.

 Perubahan yang pasti hanya pergantian waktu. Anak bangsa rumpun melayu yang sok ayu, jual nilai kemayu ora payu-payu aman-aman saja. Filosofi bahasa Jawa yang terus bermakna sesuai adab laju kemanusiaan, yaitu nglali ning ojo nganti lali tenanan. Hanya berlaku pada anatomi manusia berdarah panas.

 Bagaimana konstruksi beton bertulang menjadi andalan pembangunan fisik. Nasib, perlakuan apa saja yang menimpa, terjadi pada semua material, bahan bangunan. Tidak kentara siapa, pihak mana yang paling berjasa. Soliditas masif menjadi syarat teknis. Angka keamanan pada proses hitung rumus. [HaéN]

Jumat, 27 November 2020

nasionalisme bukan nasi basi terkontaminasi sejak padi

nasionalisme bukan nasi basi terkontaminasi sejak padi

Rekayasa genetika padi di negeri beras, pemuliaan tanaman padi mampu merubah karakter alami anak manusa penyuka nasi aneka pertanakkan. Bahan kimiawi pabrikan penentu jalan dan hasil akhir usaha tani dan pertanian. Masuk ranah politik nusantara, kemuliaan manusia unggul utuh setutuhnya, ganti nasib menjadi obyek kepentingan multipihak.

 Karena tak paham istilah perpadian apalagi tapi mau pakai ilmu padi di sisa umur. Sentimen netral pasar lokal secara tak sengaja tapi terencana timbal balik. Mengatasnamakan kebijakan pemerintah daerah, memajang apel berlabel asing. Bentuk dan warna apel atraktif di mata awam. Memanjakan gigi, daging buah empuk, mempur. Pratanda sudah jadi sampah kelamaan dipetieskan. Bukti mujarab zat pengawet.

 Vaksin pesanan atasi agresi pandemi covid-19. Peruntukkan khusus karena batas produktivitas biologis. Terbukti energi nusantara terkuras buat pembenaran masa lalu. Peluang politik dimanfaatkan dan seolah abaikan protokol kebugaran jiwa raga. Ikatan moral berbasis sumpah pemuda 1928 mengalir sampai hilir, menghanyutkan sampah-sampah politik lokal. [HaéN]